87.DAMAI

1.2K 88 47
                                    

Hari ini memasuki hari ketiga Hawa tidak masuk sekolah, ia hanya akan berdiam diri beristirahat di rumah selama kakinya masih belum pulih, namun terlepas dari itu semua Hawa sangat menginginkan untuk mulai kembali bersekolah, ia terus membujuk Adam agar suaminya itu mengiyakan keinginannya, seperti saat ini.

"Kak, please biarin aku sekolah!"mohon Hawa yang membuntuti setiap langkah Adam yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

"Kalung gue!"pinta Adam yang masih setia menghadap cermin sambil menata rambutnya.

Dengan tanpa kata, Hawa menyodorkan kalung kesayangan Adam yang sempat dilepas sang pemilik saat hendak mandi tadi.

"Kaki aku bentar lagi juga sembuh, kak!"Hawa terus berusaha membujuk Adam.

"Benerin baju gue!"lagi-lagi permohonan Hawa tak Adam gubris, pemuda itu malah terus mengalihkan pembicaraan membuat Hawa sedikit merasa dongkol, dengan menghela nafas kasar, Hawa mulai merapikan seragam Adam.

Setiap gerak-gerik gadis itu tak lepas dari pandangan Adam, bibirnya yang menekuk ke bawah, ekspresi wajahnya yang berubah jutek dan tatapan gadis itu yang nampak tak ingin menatap Adam di depannya, sangat manis, rasanya Adam hanya ingin memandangi gadisnya itu.

"Udah! Aku siapin dulu bekel buat kakak,"Hawa hendak berlalu dari kamar Adam, namun pergerakannya sudah lebih dulu dihentikan Adam, pergelangan tangannya digenggam cukup erat oleh pemuda itu.

"Kakak butuh apa lagi?"tanya Hawa jutek.

"Jutek banget!"ucap Adam.

"Yaudah cepetan mangkanya, kakak butuh apa lagi?"Hawa mengulang pertanyannya.

"Butuh senyuman, lo!"cetus Adam dengan tangan masih setia menggenggam pergelangan tangan Hawa.

"Aku lagi gak mau becanda, kak. Kalo gak ada lagi yang kakak butuhin, lepasin aku! Masih banyak yang harus aku kerjain,"

Adam kemudian menarik tangan Hawa dan mengurung tubuh gadis itu dari belakang. "Gue gak suka ya, lo jutek kayak gini!"protes Adam.

Hawa diam tak selera membalas ucapan Adam. "Ra, dengerin gue! Kaki lo masih tahap pemulihan, lo belum bisa banyak gerak, lo mau sembuh kan! Jadi sabar, oke. Setelah lo sembuh nanti, lo bebas mau sekolah, mau pergi kemana pun, but...untuk sekarang gue gak akan izinin lo!"Adam mencoba memberi pengertian pada Hawa yang masih diam seribu bahasa.

"Hei, don't be angry!"

Adam memutar tubuh Hawa agar menghadap ke arahnya sambil menangkup wajah gadis itu yang masih nampak cemberut.

"Huhh, oke lusa lo boleh sekolah!"perkataan Adam selanjutnya mampu menerbitkan seutas senyuman yang merekah diwajah Hawa.

"Beneran, kak!?"binar muncul diwajah Hawa.

"Hmm, dengan catatan, lo gak boleh beraktivitas berlebihan, jadwal latihan taekwondo lo pending dulu untuk sekarang!"pesan Adam.

"Iya, kak aku janji!"balas Hawa semangat.

"Good girl, I believe you!"

Selanjutnya Adam memberi pelukan singkat pada Hawa.

"Yaudah, aku siapin dulu bekel buat kakak, ya!"pamit Hawa yang mendapat anggukan singkat dari Adam.

Ia pun bergegas pergi dari kamar untuk menuju dapur dan segera menyiapkan bekal untuk Adam, perasaan hati Adam yang semula tak enak kini berubah plong saat melihat raut ceria kembali hadir diwajah Hawa.

---

Dikediaman keluarga Fahrezi.

Terpantau pagi ini Maul duduk di ruang keluarga sambil sibuk memandangi layar ponselnya, dengan bibir yang beberapa kali terangkat membuat sebuah lengkungan, kedua ibu jarinya sibuk menekan keyboard.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang