89.CRUEL WOMAN

1.4K 67 28
                                    

Siang sudah berganti malam, Hawa baru saja sampai di rumah, gadis itu berjalan ke arah ruang keluarga.

"Assalamu'alaikum!"ucapnya.

"Wa'alaikumsalam,"suara berat nan dingin itu terdengar membalas salam Hawa tepat dari arah ruang keluarga.

Hawa sigap mendekati sumber suara dan sudah mendapati Adam yang tengah duduk manis sambil menonton televisi disana. Tanpa banyak lama, Hawa langsung menghampiri Adam dan menyalimi tangannya.

"Hai, kak!"sapa Hawa ceria.

Adam tak membalas sapaan itu, ia masih sibuk dengan tontonannya, hal itu tentu membuat Hawa bertanya-tanya, ada apa dengan suaminya itu?

"Kak, kakak kenapa? Kakak sakit, gak enak badan?"tanya Hawa beruntun, barangkali Adam sedang tidak enak badan yang membuatnya menjadi seperti saat ini.

Namun justru pada saat berikutnya, Adam melemparkan handphonenya ke hadapan Hawa, dimana layar ponsel itu menunjukkan potret gadis itu yang berada diboncengan seseorang.

"Mentang-mentang gue gak bisa pulang bareng lo, lo jadiin kesempatan buat boncengan sama cowok lain!"cerca Adam.

Hawa terkejut mendengar penuturan Adam. "Astaghfirullah, kak! Aku gak pernah ada kepikiran buat ngelakuin hal serendah itu,"sanggah Hawa dengan tatapan nanarnya.

"Terus, foto itu bohong gitu!? Jelas-jelas itu lo Hawa!"

"Oke, iya aku akui itu emang aku. Tapi posisi aku pada saat itu terdesak, kak! Mang Ujang gak bisa jemput aku karena mobilnya tiba-tiba mogok, akhirnya kak El tawarin aku tumpangan,"Hawwa mecoba menjelaskan pelan-pelan.

"Lo bisa pesen grab kek, gojek atau apa!"

"Awalnya aku emang mau pesen grab, tapi pasti bakalan lama. Kak Juna juga bukannya ada ngabarin kakak?"

"Gak ada, lo gak usah cari pembelaan wa!"

"Aku gak ada cari pembelaan, kak! Karena memang itu faktanya."tekan Hawa.

"Hufftt...terserah, gue capek!"

Adam beranjak dari posisinya dan berlalu pergi menaiki tangga, meninggalkan Hawa seorang diri dengan perasaan berkecamuk. Hawa menjatuhkan bokongnya di sofa ruang keluarga, mencoba menetralkan emosinya.

---

Keesokan harinya.

Suasana di ruang makan kediaman Enugroho begitu hening, hanya dentingan sendok dan piring yang menggema dipenjuru ruangan, diantara Adam dan Hawa tak ada satu pun yang memulai pembicaraan setelah kejadian semalam.

Hawa yang mulai merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini pun berinisiatif memulai pembicaraan.

"Nasinya tambah lagi, kak?"tawar Hawa.

"Gak usah!"tolak Adam ketus kemudian bangkit dari posisi duduknya seraya meraih tasnya yang ia simpan di kursi sebelahnya.

"Kak, tunggu!"Hawa sigap mengejar Adam dan menghentikan langkahnya.

"Aku minta maaf soal kemaren,"ucap Hawa.

"Gue gak mau bahas itu lagi!"

"Kak, please! Aku mohon, kita gak bisa kayak gini terus,"

"Lo sendiri yang udah maen-maen sama gue!"

"Kak..."nafas Hawa serasa tercekat saat akan melanjutkan ucapannya, ia merasa sesak, Adam tidak mempercayai penjelasannya.

Gadis itu menghela nafas sejenak sambil memejamkan matanya sebelum akhirnya kembali membuka suara.

"Aku mohon, percaya sama aku kak! Kemaren cuma karena darurat, aku gak ada niatan untuk main-main di belakang kakak,"Hawa masih berusaha keras membuat Adam percaya.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang