71.SEBUAH RASA

1.9K 131 24
                                    

Blupp

Selesai berkemas dan memasukkan barang-barang ke dalam bagasi, Adam kembali menutup pintu bagasi mobilnya.

"Aman kan gak ada yang ketinggalan?"tanya Hawa.

"Enggak,"balas Adam singkat.

"Yaudah yuk kita ke mobil!"ajak Hawa.

Adam mengangguk dan hendak melangkah mendekati pintu mobil, namun getaran dari telepon genggamnya menghentikan aktivitasnya.

Dirogohnya saku jeans kemudian ia mengambil benda pipih tersebut yang menampilkan sebuah panggilan, Adamm pun dengan segera menggeser tombol hijau.

"Halo!"

"..."

"Apa?!"

Mata Adam terbelalak saat mendapat kabar sesuatu dari penelepon tersebut.

"Hmm, gue pulang sekarang!"

Tuttt

Telepon diakhiri oleh Adam yang terlihat panik.

"Kak, semuanya baik-baik aja kan?"tanya Hawa memastikan saat mengetahui perubahan raut wajah Adam.

"M-markas Wa!"

"Markas, kenapa?"

"Markas kita diserang!"

"Apa?!"

"Kita harus cepet-cepet pulang sekarang!"

"I-iya kak ayo!"

Pasutri itu pun dengan kompak memasuki mobil membuat Lio dan Nesa yang sudah duduk manis dikursi penumpang keheranan.

"Lho...kok kayaknya panik gitu sih?"tanya Nesa.

"Markas diserang!"jelas Adam dan tanpa babibu ia menyalakan mobil kemudian melajukannya meninggalkan area parkiran puncak.

"Lah, si bos ninggalin, hayu buru El kita susul!"seru Juna saat melihat mobil Adam sudah melaju.

---

"Anj**g, siapa sih yang udah serang markas, mana semuanya diancurin lagi!"Emon tak henti mengumpat sedari ia sampai dimarkas.

Kemarin saat ia memutuskan pergi bersama teman satu gengnya ia tak kembali ke markas untuk memeriksa keadaan karena ia kira markas akan baik-baik saja, namun nyatanya hal yang tidak diinginkan pun terjadi juga tanpa ia duga.

"Kayaknya kita udah gak bisa leha-leha lagi sekarang, bener kata Hawa kalo kita harus siapin diri dari sekarang, kita harus waspada sebelum kejadian kayak gini ke ulang lagi,"sahut salah seorang anggota.

---

"Kak pelan-pelan aja, jangan ngebut kayak gini bahaya!"peringat Hawa saat Adam melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Kita harus cepet sampe di markas Wa!"

"Iya, tapi gak gini juga, lebih baik telat tapi selamat!"

Adam pun spontan menurunkan kecepatan laju mobilnya.

"Calm, oke!"

Hawa mengusap bahu Adam.

"Nes, lo kenapa?"tanya Lio saat menyadari perubahan raut wajah gadis di sampingnya yang terlihat pucat.

"H-hah e-enggak,"Nesa menggeleng pelan.

Hawa yang mendengar interaksi keduanya menyadari sesuatu, gadis itu menepuk keningnya.

"Aku lupa, Nesa gak bisa kebut-kebutan dimobil kak, dia bakalan pusing, kayaknya dia mau muntah deh!"papar Hawa yang memutar tubuhnya ke arah kursi penumpang.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang