14.PINDAH

3.1K 154 0
                                    

Acara pernikahan Adam dan Hawa telah selesai dari ba'da dzuhur tadi, Hawa pun sudah mengganti gaun nya dengan gamis dan make up nya sudah ia bersihkan.

Kini mereka sedang berkumpul sambil membicarakan soal Hawa akan tinggal dimana di ruang keluarga rumah Hawa.

"Jadi gimana, kamu mau tinggal berdua sama Adam atau di rumah bunda Sefti aja?"tanya abi.

"Dirumah saya aja!"serobot bunda.

"Bener-bener mau rebut anak aku kamu ya!"sinis umi yang duduk di sebelah kanan Hawa.

Jadi posisinya Hawa tuh di tengah.

"Lah...toh Adam udah ngucapin Ijab Qabul wlek!"ejek bunda.

"Ya tapi tetep dia lahir dari rahim aku!"tukas umi.

"Ya aku gak peduli!"

"Jangan sekarang dong pindahnya!"melas umi.

"No, no, no, pokoknya harus sekarang!"tekan bunda.

Bunda dan umi terus berdebat sampai akhirnya suara Hawa lah yang mengakhiri perdebatan mereka.

"Bunda umi stop!"lerai Hawa.

"Udah ya, bunda iya Hawa setuju sama keputusan bunda, Hawa bakalan tinggal sama bunda soalnya kan gak mungkin kalo Hawa tinggal berdua sama kak Adam kan kita masih sekolah takutnya ada orang yang gak tau terus berasumsi buruk tentang kita kalo liat kita tinggal dalam satu rumah dan gak mungkin juga kan kalo misalkan Hawa bilang kita udah nikah, dan untuk umi, umi tenang aja ya bunda mana mungkin rebut Hawa dari umi Hawa pasti bakalan sering-sering main kesini kok!"ucap Hawa meyakinkan.

"Nanti dong nak pindahnya ya, umi belum bisa jauh dari kamu!"ucap umi dengan mulut bergetar.

"Umi kan pernah bilang sama Hawa kalo suatu saat nanti Hawa nikah Hawa pasti ikut sama suami Hawa dan, sekarang saatnya udah tiba Hawa harus ninggalin rumah yang jadi tempat tinggal Hawa selama ini,"

"T-tapi umi bener-bener belum siap kamu pergi ninggalin umi!"air mata umi mulai membasahi pipinya.

"Jangan nangis dong umi, Hawa janji seminggu sekali Hawa bakalan kunjungin umi ya!"Hawa pun memeluk umi nya yang sudah berderai air mata.

"Hiks..umi gak bisa sayang hiks,"umi semakin mengeratkan pelukannya.

"Shutt...umi plis jangan nangis Hawa gak bisa liat umi nangis ini juga demi kebaikan bunda Sefti kalo umi lupa, dia butuh temen curhat di keadaannya sekarang dia pasti sering ngerasa terpuruk,"bisik Hawa menahan tangis.

"Iya juga sih nak, yaudah deh kamu ikut Sefti aja sana!"ucap umi seperti mengusir dengan mengurai pelukannya dan menghapus air matanya.

"Umi, umi ada-ada aja ya, tadi aja nangis-nangis sekarang ngusir Hawa!"

"Ihh, umi bukan ngusir tapi umi mempersilahkan tuan putri rumah ini untuk tinggal bersama sang ibu mertua!"lebay umi dengan raut wajah ceria.

"Lebay kamu rin!"cibir bunda.

"Aku gak jadi izinin Hawa ikut pindah ke rumah kamu tau rasa lho!"ancam umi tajam.

Semua anggota keluarga Hawa hanya geleng kepala melihat tingkah dua wanita paruh baya yang sudah menjadi besan ini, keluarga Adam? mereka sudah pulang duluan.

"Ribut terus kalian, udah, umi packing semua baju-baju Hawa yang mau dibawa pindah!"perintah abi.

"Yaudah deh, ayo!"ajak umi pada bunda.

"Apa?"tanya bunda yang sedang membuka whatsappnya.

"Ck, bantuin lah jangan cuma mau bawa anak aku aja, kamu bantuin juga packing perlengkapannya!"seloroh umi.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang