40.PERMINTAAN BUNDA

1.6K 92 0
                                    

Setelah selesai dengan acara makan siang nya kini bunda Sefti dan Hawa sedang duduk berdua di ruang keluarga sambil menikmati brownis yang Hawa buat.

"Ini bener-bener brownis terenak yang pernah bunda coba!"puji bunda begitu melahap brownis yang kedua.

"Alhamdulillah kalo bunda suka"Hawa bersyukur karena lagi-lagi bunda Sefti menyukai apa yang ia buat.

"Emmhh suka banget malah,eh iya nak kamu masih belum siap tidur sekamar sama Adam?"tanya bunda tiba-tiba dan menghentikan Hawa yang hendak melahap brownis nya.

"Emm b-belum bunda,Hawa masih belum siap"Hawa menggeleng lemah.

"Hmm tapi..kalo bunda minta malem ini aja kalian tidur sekamar,kamu mau gak?"tanya bunda hati-hati.

Hawa bingung harus menjawab apa,secara kan Adam di sentuh sedikit saja begitu sensitif dan sekarang bunda menyuruh mereka tidur dalam satu kamar..sangat mustahil.

"Emm gimana ya?"Hawa menggaruk kepala bagian belakang nya yang tak gatal.

"Nanti kita bicarain ya sama Adam"bunda mengusap kepala Hawa.

"Ah i-iya bun"Hawa pun hanya mampu pasrah.

'Tidur bareng? kak Adam mana mau'batin Hawa sambil melahap brownis yang sempat tak jadi ia lahap tadi.

Ceklek

Pintu utama terbuka menampakkan seorang Adam yang baru saja pulang dari markas dengan penampilan urak-urakan juga tas yang ia gendong di bahu sebelah kanan nya,tumben nih dah pulang aja.

"Eh Dam,apa kabar nak?"tanya bunda begitu melihat sang putra memasuki rumah.

"Baik"jawab Adam seadanya lalu menghampiri bunda dan mencium punggung tangan nya,begitu pun dengan Hawa ia sudah menjulurkan tangan nya hendak menyalimi tangan Adam namun ternyata tak sesuai ekspektasi nya,Adam melewati nya begitu saja dan begitu menginjakkan kaki ke anak tangga pertama suara bunda Sefti menghentikan nya.

"Ini istri kamu mau salim loh Dam!"tegur bunda dengan nada tegas.

"Ck huhh.."decak Adam di iringi helaan nafas nya,ia pun dengan malas membalikkan badan nya dan kembali berjalan ke arah sofa lalu memberikan tangan nya untuk di salimi Hawa dengan tampang dingin,Hawa tentu dengan senang hati meraih uluran tangan Adam dengan kedua tangan nya ia menggenggam tangan Adam lembut lalu mencium nya cukup lama.

Dan tunggu mengapa Adam diam saja? entahlah hati nya sedikit bergetar saat Hawa mencium tangan nya,jangan-jangan..big no Adam tidak mungkin mulai menerima Hawa,hati nya masih terkunci untuk Hawa.

Hawa melepas tangan Adam dan dari situ lah Adam mulai tersadar dari keterdiaman nya.

"Sekarang kamu ganti baju sana,terus turun lagi bunda mau bicara sesuatu sama kamu!"suruh bunda.

"Hmm"balas Adam lalu ia pun kembali berjalan ke arah tangga untuk menuju kamar nya.

"Kamu kalo berdua sama Adam gimana aja?"tanya bunda kemudian membuat Hawa harus berpikir dan memberikan jawaban yang tepat.

'Berdua..kapan aku berdua sama kak Adam iya sih serumah tapi kan..emang nya pernah aku ngobrol sama kak Adam,Ya Allah bantu aku'Hawa menggigit bibir dalam nya.

"Sayang..hei!"bunda menepuk bahu Hawa membuat nya terlonjak.

"Eh iya bunda?"

"Kamu kenapa,bunda tanya kok malah diem?"bingung bunda.

"Euuu itu..Hawa kalo lagi berdua sama kak Adam y-ya gitu kita duduk terus ngobrol biasa aja he.."Hawa sebisa mungkin agar terlihat baik-baik saja kehidupan mereka berdua.

THE EAGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang