Dengan semua tenaga yang dia miliki sekarang,Ganesa berusaha bangun dari tempatnya berbaring,tapi...
Brukk
Semua usahanya sia-sia,sedikitpun dia tidak bisa menggeser apalagi untuk bangun dari tempat nya sekarang.
"Maafkan saya..."
Dinar memalingkan wajahnya dan tangan kanan menggosok cepat leher belakang,wajahnya terlihat kesal dan lelah.
Rupanya kejadian itu tak lepas dari penglihatan Tegar dan entah mengapa hatinya merasa iba pada yang baru saja dia tau bernama Ganesa.Tapi di sisi lain dia juga sangat mengkhawatirkan ke Ibunya yang terlihat tidak baik-baik saja.
"Mamih."
Dinar cepat menghampiri Tegar yang berdiri di depan pintu kamar mandi,dia tak ingin anak lelaki nya ikut merasakan keadaan hatinya.
Dinar membawa anaknya ke bangku kecil di depan tv.Dia menyerahkan remote tv pada Tegar yang masih terlihat bingung.
"Duduk disini dulu ya,cari film kartun kesukaan mu.Mamih akan menyiapkan sarapan dulu sebentar."
"Mih"
Tegar meraih tangan Ibunya dan menatap lembut kedua mata Dinar.
"Biarkan saja Tuan itu di sini dan Mamih jangan lapor ke Pak Rt Romli dulu.
Kedua alis Dinar terangkat mendengar ucapan yang baru saja Tegar utarakan."Maksud kamu?Apakah kamu tau resikonya berbicara seperti itu?"
Dia bukan tidak paham akan ucapan anak lelaki nya itu tapi dia hanya tidak ingin menambah masalah di kehidupannya yang sudah cukup rumit.
"Tuan itu terlihat tidak sedang membohongi kita Mih,dia benar-benar sedang kesusahan dan sepertinya dia tidak akan menyakiti kita."
Dinar tertegun,sebelum melakukan niatnya untuk memasak dia memilih duduk di karpet samping bangku kecil tempat Tegar berada."Masalahnya bukan itu saja Nak,ada banyak hal yang belum kamu pahami."
"Aku akan membagi makananku dan akan membantu Mamih menyelesaikan pekerjaan rumah."
Baru kali ini dia mendengar Tegar bersedia berbagi makanan dengan lain,padahal untuk makan sendiri saja kadang dia sering kekurangan.
Dinar menarik napas panjang dan membuang perlahan,di dalam hati dia terharu namun masalah nya tidak sesederhana yang anak lelaki nya pikirkan.
"Mih boleh ya Tuan itu tinggal di sini sampai keadaanya membaik?"ratap Tegar mengiba.
Dinar mengalihkan pandangannya pada orang yang tengah mereka bicarakan.Dia masih tetap menunduk dan sepertinya semua pembicaraan mereka terdengar juga oleh Ganesa.
"Mih,boleh ya?"ulang Tegar sambil menggoyangkan lengan Ibunya yang belum memberi jawaban.
"Saya melakukan bukan karena permintaan anda tapi karena anak lelaki saya yang memintanya."Dinar sedikit mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Ganesa.
Dinar menoleh pada Tegar dan mengangguk menyetujui semua keinginan nya.Tegar tersenyum lega dan memberi pelukan hangat pada Ibunya.
Dinar beranjak dari tempat duduknya,dia harus segera menyiapkan sarapan untuk Tegar, diam-diam anak itu melirik pria besar yang kini tengah menatapnya.
Pria itu menganggukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih karena sudah membantunya.
Tegar membalas dengan ikut mengangguk dan senyum tipis namun semua di lakukan tanpa sepengetahuan Ibunya.
Karena rumah mereka hanya berukuran kecil membuat Dinar sedikit kesulitan saat akan melakukan ritual paginya,dia harus beberapa kali melangkahi kaki besar yang menghalangi langkah nya.
Bahkan Tegar harus ikut meringis karena melihat pria besar itu harus menahan sakit saat kaki Dinar tidak sengaja tersandung kaki Ganesa.
![](https://img.wattpad.com/cover/284479171-288-k91688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
ChickLitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...