Dinar menyerang Gunawan secara bertubi-tubi,namun dengan cekatan pria itu bisa menepis semua serangan.Hingga pada akhirnya Gunawan mampu mencekal tangan Dinar dan menjatuhkan pisau itu dalam satu hentakan.
Dia merangkul dan mencoba mencium wajah Dinar,wanita itu berteriak histeris dan mereka jatuh bersama ke atas lantai.
"Sayang...mari kita mengulang masa-masa dimana kita bisa tenang menghabiskan waktu berdua tanpa memikirkan apapun."Suara Gunawan nampak berat.
Dinar terus meronta dan disaat tubuhnya mulai lelah,tiba-tiba tangan yang tadi terus bergerak menemukan pisau yang jatuh.
Dengan sisa tenaganya dia mencekal pisau itu dan mengarahkannya pada dirinya sendiri.Gunawan dengan cepat menepis hingga tangannya terluka."Apa yang kamu lakukan?"bentak Gunawan setelah berhasil melempar benda tajam itu.
"Lebih baik aku mati dari pada harus mengulang hidup bersamamu."ratapnya dengan terus menggelengkan kepalanya.
Di tengah aksinya,Gunawan menautkan kedua alis setelah mendengar ucapan Dinar dengan tatapan putus asa."Apakah tida ada kesempatan untuk kita bisa kembali?sebenci itu kamu terhadapku?"
Dinar menatap nyalang pada Gunawan."Iya."
Gunawan tersungkur di lantai dengan lutut berlipat.Dinar bangkit dan menjauh dari pria yang kini seperti patung dengan mata terpejam.
"Apakah anda tidak memikirkan bagaimana perasaan Tegar?apakah selama ini penderitaan yang anda berikan belum cukup untuk kami?"
Gunawan menatap wajah wanita itu dan matanya kini sudah terlihat merah dan sembab."Apa arti keberhasilan ku tanpa kalian di sisiku?"
"Aku berjanji akan memperbaiki semuanya dan apapun yang kamu inginkan akan aku turuti asal kamu memberikan kesempatan kedua untuk aku memperbaiki semuanya."
Dinar menggelengkan kepala dan pandangannya tidak memperlihatkan keraguan atas semua kata yang diucapkan.
Pria itu berdiri perlahan dengan tatapan kosong,dia berjalan ke arah pintu tanpa menoleh belakang.Ketika pintu terbuka,dia melihat Tegar dan Ganesa berlari ke arahnya."Apa yang anda lakukan terhadap Mamih?"
Bukk
Belum juga Gunawan menjawab pertanyaan Tegar tiba-tiba Ganesa memberikan pukulan pada Gunawan yang tengah menatap anaknya.
"Cari Mamih dan periksa keadaannya!"perintah Ganesa kepada Tegar.
Mendengar suara Ganesa,anak laki-laki itu segera berlari masuk dan mencari wanita yang dia khawatirkan.
Ganesa mencengkram kerah Gunawan dan rahangnya mengeras menahan amarah."Apa anda tau apa yang anda lakukan,mmh?"
Pandangan Ganesa menjadi gelap,dia membenturkan kepalanya kepada wajah Gunawan hingga membuat pria itu tersungkur.Darah segar keluar dari hidung Gunawan.
"Lakukan apa yang ingin anda lakukan tapi saya mohon kembalikan wanita itu kepadaku."Gunawan mengatakannya begitu saja seolah tidak merasakan sakit karena serangan Ganesa.
"Saya akan kembalikan semuanya,bahkan dua kali lipat asalkan dia bisa kembali."Pandangannya kosong dan kedua tangannya bertaut di depan dada.
Ganesa memandang dingin ke arah Gunawan yang terlihat kacau."Apakah itu mungkin?saya tidak berkewajiban mengembalikan apapun pada anda.Perlu anda ingat pernikahan kami sah dan saya tidak merebutnya dari anda!"nada suaranya rendah namun penuh tekanan.
Gunawan menatap dalam Ganesa yang tengah siap-siap memberikan pukulan berikutnya."Tapi saya benar-benar...'
Bukk
Ganesa meninju rahang Gunawan sampai pria itu terhuyung dan akhirnya jatuh terlentang."Berhenti bicara,ayo berdiri!kita selesaikan semua disini."Ajak Ganesa dengan suara menggeram.
Dengan tertatih-tatih Gunawan berdiri dan bersandar di dinding rumah itu.Dia meludahkan darah dari mulutnya,terlihat pasrah dan tidak perduli pada keadaannya."Saya mohon..."
Ganesa maju dan hendak memberikan pukulannya lagi, tiba-tiba suara Tegar menghentikannya.
"Cukup Pih,jangan pukul lagi.Tidak ada solusi yang baik bila di selesaikan dengan kekerasan.Aku tidak ingin kehilangan Papih lagi."
Ganesa menoleh pada arah suara itu dan melihat Tegar tengah menggandeng Dinar yang terlihat cemas.Waniya itu mengangguk menyetujui ucapan Tegar.
Ganesa menurunkan tangannya dan membalikan badan dan menghampiri mereka,pandangannya berubah menghangat setelah melihat keduanya.Sedang Gunawan merasakan sembilu didalam hatinya setelah mendengar ucapan Tegar,anak itu lebih mendambakan orang lain ketimbang dirinya.
Dia maju dan mencari benda apapun untuk menyerang Ganesa,sebuah tong sampah menjadi incarannya.Namun sebelum dia berhasil mengangkatnya, datang beberapa orang berbaju serba hitam dari luar rumah dan segera menghentikannya.
"Urus semua sampai bersih!"Perintah Ganesa,hanya dengan sebuah anggukan mereka segera pergi membawa serta Gunawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
ChickLitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...