"Maaf Tuan seperti nya saya belum memperkenalkan nama saya,"Dengan gaya seperti orang yang sudah besar Tegar menunduk dan mengulurkan tangannya kepada Ganesa.Nama saya Tegar Pratama,Tuan bisa memanggil saya Tegar atau Tama,"ucapnya mantap menjabat tangan Ganesa yang terlihat berkali-kali lipat besarnya di banding tangan Tegar.
"Nama yang bagus,sesuai dengan namanya kamu pasti akan menjadi laki-laki pemberani dan tangguh,"Tegar tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.
Tidak segera melepaskan jabatan tangannya,Tegar justru sibuk membolak balikkan tangan besar Ganesa."Bagai mana mungkin tangan sebesar ini tidak bisa melindungi tubuh anda agar tidak terluka?"
Bukannya tersinggung,Ganesa malah tersenyum mendengar celotehan anak kecil di hadapannya."Sepertinya saya harus banyak belajar agar kedepannya tidak terjadi lagi hal yang memalukan seperti ini "
Tegar manggut-manggut dan mengeratkan jabatan tangannya,"saya setuju dan karena sebagai laki-laki kita harus bisa melindungi diri sendiri baru bisa melindungi orang yang kita sayang."
Ganesa mengusap punggung tangan Tegar yang masih menjabat tangannya."Terimakasih teman kecilku."
"Ehhmm"
Mendengar dehaman Dinar membuat keduanya melepaskan jabat tangan mereka."Sepertinya kalian sudah terlihat akrab sekali.Tegar cepat bereskan dulu perlengkapan sekolahmu ke dalam rak buku!"
"Iya Mih"Tegar bergegas meninggalkan Ibunya yang berdiri di depan meja makan.Sedang Ganesa terlihat sedikit canggung menghadapi situasi itu.
Dinar melangkahi dan menghampiri Ganesa lalu memberikan bungkusan plastik kepada pria itu."Untuk semetara makan bubur dulu agar luka dalamnya cepat sembuh dan minum obat ini untuk meredakan nyerinya."Dinar menyodorkan plastik ke dua.
"Terima kasih dan maaf sudah merepotkan kalian."Dinar berdiri dan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan apapun.
Dinar duduk di kursi makan,dia sedang mencatat kekurangan bahan-bahan kue yang akan di beli.Tegar tengah asik menonton film kartun Spongebob di ruang tv sedang Ganesa sudah terlelap karena obat yang tadi di minum nya.
"Mamih apa kita bawa saja Tuan Ganesa itu ke dokter?"tiba-tiba Tegar sudah berdiri di samping Dinar dan jari kecilnya memainkan ujung baju tidur yang di kenakan Ibunya.
Dinar menatap kedua mata Tegar yang menahan ngantuk,"tadi Mamih sudah membeli obat di apotek dan sudah memberikan obat tersebut,sekarang kita lihat dulu perkembangannya."
"Tapi Mih kenapa waktu itu Paman Ganesa banyak mengeluarkan darah dari mulutnya terus setiap tidur wajahnya seperti tidak tenang."
"Mamih tidak tau seberapa parah lukanya tapi kalau kita membawanya ke dokter itu bukan perkara mudah karena sudah pasti orang-orang akan mengetahui keberadaan nya dan biaya yang kita harus siapkan sudah pasti besar."
Tegar diam dan menundukkan kepalanya."Kamu jangan khawatir,tamu kita itu akan baik-baik saja.Lebih baik sekarang kamu tidur ya,Mamih selesaikan dulu pekerjaan ini nanti Mamih segera menyusul."
"Iya Mih,"sebelum menuju ke kamarnya Tegar menyempatkan diri melihat Ganesa yang tengah tertidur dan menyentuh kening pria besar itu.Dinar memperhatikan kelakuan anaknya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tegar berlalu ke dalam kamarnya,kini Dinar melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda.Sesekali dia menoleh pada tubuh besar yang terhalang lemari untuk memastikan keadaannya.
Semua kekurangan bahan kue sudah selesai di catat,besok pagi-pagi sekali dia harus membelinya agar semua pesanan kue nya itu siap tepat waktu.
Belum lagi kemarin malam masuk lagi pesanan kue dalam jumlah cukup banyak,kue buatan Dinar memang terkenal akan rasa dan harga nya yang ekonomis.
Sebetulnya cita-cita nya ingin membuka toko kue kecil-kecilan tapi sampai saat ini semua itu belum tercapai karena harga kontrakan toko yang cukup mahal baginya.
Kue buatan Dinar terkenal dari mulut ke mulut,bila pesanan kue sedang ramai kadang dia mengajak tetangga untuk membantu menyelesaikan semua orderannya dan hal itu juga yang membuat Dinar dekat dan betah tinggal di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
ChickLitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...