Setelah berjalan sekitar sepuluh menit,Dinar mengedarkan pandangannya mengamati sekitar."Kamu mau makan apa?"
"Pecel lele saja Mih,kayanya enak tuh yang di ujung sana.Pengunjungnya dari tadi tidak berhenti."
Dinar mengangguk dan menyetujui pendapat anaknya.
Sebelum menyebrang tiba-tiba ada sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi dan hampir mengenai Tegar.
Dinar mencengkram bahu Tegar,mukanya pucat dan dunia seakan berhenti saat mengetahui mobil itu hampir menabrak anak lelakinya.
Seorang laki-laki paruh baya berbalut kemeja kotak biru turun dari mobil yang tadi hampir menabrak Tegar lari tergesa-gesa menghampiri mereka."Apa kalian baik-baik saja?"
Dinar yang masih syok langsung menatap tajam pria paruh baya yang ada di hadapannya."Lain kali hati-hati kalau mengemudi!"
"Maafkan Mbak,tadi memang kelalaian saya."Ucap laki-laki itu penuh penyesalan.Baru saja Dinar akan melanjutkan ucapannya tiba-tiba Tegar menarik pelan lengan Ibunya."Aku tidak apa-apa Mih,"ucapnya sambil menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan.
"Kalau ada apa-apa,Mbak bisa menghubungi saya langsung ke no ini."Ucap pria baya itu menyodorkan kartu nama.
"Nama saya Agus dan ini no yang bisa di hubungi bila terjadi apa-apa atas kejadian tadi."
Dinar yang masih kesal tidak merespon ucapan Agus,dia sibuk mengatur napas yang masih memburu,Tegar mengambil kartu kecil yang masih di tangan Agus dan memasukannya ke dalam saku celananya.
"Maafkan saya Mbak dan...?
"Saya Tegar dan ini Ibu saya Dinar."Ucap anak lelaki yang satu tangan masih memegang lengan Ibunya.
"Nak Tegar saya tidak bisa lama-lama karena harus mengantarkan majikan saya ke rumah sakit,jadi kalau ada apa-apa kamu bisa langsung hubungi saya ke no tadi."
Tegar mengangguk dan melihat Agus berlalu dari hadapannya setelah sebelumnya Agus sedikit menganggukkan kepala ke arah Dinar.Tegar baru sadar teryata banyak warga yang menyaksikan kejadian tadi dan segera membubarkan diri setelah tau keadaanya baik-baik saja.
Tak berapa lama Tegarpun membawa Dinar menuju tempat makan yang mereka tadi ingin kunjungi.
"Mih minum dulu tehnya."Tegar menyodorkan minuman yang masih terlihat mengepul.
"Kamu beneran enggak apa-apa kan?"Seolah baru terbangun dari mimpi Dinar kembali memeriksa keadaan anaknya.
"Seperti yang Mamih lihat,aku baik-baik saja."Dinar memejamkan kedua matanya singkat dan berucap syukur.
Tak lama pesanan mereka datang,ketegangan di hati Dinar perlahan reda setelah menyaksikan bagai mana lahapnya Tegar melahap makanannya.
Tegar melihat wajah Dinar yang kelelahan dan dia memutuskan untuk tidak berlama-lama berada di tempat itu.Acara makan malam berlangsung cepat dan merekapun segera berjalan pulang.
"Kita mampir ke sana dulu,"ajak Dinar menunjuk sebuah mini market yang ada tak jauh dari mereka berdiri sekarang.
Tegar mengangguk dan mengikuti langkah Dinar menuju pintu masuk mini market tersebut.Barang yang mereka beli tidak banyak,jadi tidak membutuhkan waktu kamu untuk mereka ada di sana.
Kini mereka tengah menikmati suasana baru di tempat yang baru,Tegar langsung merebahkan badannya kamar,Dinar membereskan barang yang tadi di beli ke dalam kulkas kecil yang ada di lantai bawah.
Setelah membersihkan diri,Dinar menyusul Tegar dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Tegar yang masih terjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
Literatura FemininaBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...