Bab Limapuluh Enam

3K 260 10
                                        

Desi yang mengetahui keadaan perusahaan nya yang mengalami masalah,semakin geram kepada Ganesa dan istrinya.Dia tetap melanjutkan niatnya untuk menuntut pasangan itu.

Namun tanpa dia sadari ternyata seseorang telah memiliki bukti lengkap akan kesalahannya beberapa tahun silam,ya dia adalah Yuni.

Yuni yang selama ini berusaha keras mencari pelaku tabrak lari mendiang suaminya,kini bisa bernapas lega karena sebuah titik terang telah dia dapat dan semua bukti yang dia dapat tertuju pada seorang pelaku yang tidak berniat bertanggung jawab atas kesalahannya.

Secara diam-diam Yuni telah menghubungi teman sekolahnya yang berprofesi sebagai pengacara.

Di ruang kerja Ganesa kini telah hadir orang yang menjadi teman sekaligus musuhnya."Ada kepentingan apa sampai anda repot-repot datang ke kantor saya,bukankah seharusnya sekarang ini sudah tidak ada lagi urusan yang harus kita bicarakan."Ucap Ganesa dengan wajah yang masih serius menandatangani beberapa berkas di meja kerjanya.

"Kenapa anda mencampur adukan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan?saya tau saya salah,tapi tidak semuanya kesalahan saya karena disini saya juga termasuk korban."Gunawan bersandar pada sandaran kursi yang didudukinya dengan pandangan lurus pada pemilik kantor itu.

Masih asik dengan pekerjaannya,Ganesa tidak menoleh sedikitpun kepada tamunya.Namun sebelah bibir atasnya terangkat dan dia mendengus mendengar kata-kata orang yang akhir-akhir ini dia hindari.

Gunawan menyesap minuman dingin yang di suguhkan oleh karyawan Ganesa beberapa waktu lalu.Dia tau betul lawan bicaranya sedang tidak berminat menyambut kehadirannya.

"Saya akan berhenti mengejarnya."Lanjut Gunawan sambil meletakkan sisa minuman dinginnya di atas meja,terdengar berat suara yang dia keluarkan dan tentu saja Ganesa tetap bisa mendengarnya.

"Saya tidak berharap bertemu anda di sini,tempat yang seharusnya untuk kita bertemu adalah pengadilan."Ganesa berkata santai namun masih tetap fokus pada kegiatannya.Baginya berkas-berkas di atas meja lebih menarik perhatiannya daripada seorang Gunawan.

"Ayo...kita adalah teman lama,tidak seharusnya kejadian lalu dapat dengan mudahnya mempengaruhi hubungan pertemanan kita.Saya akan memperbaiki semua dan belajar ikhlas menerima kenyataan ini."

Ganesa meletakan penanya di atas meja dan mendapat tajam ke arah Gunawan."Kenapa anda tidak berfikir itu sebelumnya?sudahlah saya tidak melakukan hal yang berarti terhadap anda jadi tidak usah ada yang berubah."Ganesa mencubit sedikit ujung alisnya dan pandangannya kembali kepada pekerjaannya.

"Tolong kembali dukung saya karena bagaimanapun pada akhirnya semua akan saya serahkan kepada Tegar.Hanya itu harapan yang saya miliki saat ini."Jelas Gunawan.

"Itu bagus,maka konsentrasi saja dengan apa yang seharusnya anda hadapi."Jawab Ganesa ringan.

"Itu sama saja saya harus kembali dari awal dan tentunya akan lebih menguras waktu dan tenaga saya.Di usia yang sekarang ini saya tidak bisa jamin bisa memperjuangkan apa yang sudah pernah raih."Ungkap Gunawan dengan jujur.

"Memang itu niat saya."Sahut Ganesa dengan sedikit senyum di bibirnya.

"Maksud nya bagaimana?"

"Saya tidak berniat atau mungkin belum berniat menghancurkan anda Tuan Gunawan,saya hanya ingin membuat anda sibuk bahkan sangat sibuk untuk membangun kembali usaha anda."Jawab Ganesa dengan wajah kembali datar.

"Keuntungan buat anda apa melalukan semua ini,selama ini yang saya tau anda orang yang sangat profesional."Gunawan menjadi semakin penasaran akan niat Ganesa.

"Mudah saja,saya hanya ingin anda sibuk sampai tidak ada waktu mengganggu wanita yang sudah menjadi masa lalu anda dan telah menjadi masa depan saya.Apa sampai di sini anda paham Tuan Gunawan?"Ganesa kini kembali menatap tamunya yang tengah membulatkan matanya.

"Saya yakin anda tau pasti apa yang akan terjadi selanjutnya bila masih bersikeras mengusiknya.O ya...satu lagi sebelumnya saya minta maaf atas apa yang akan saya lakukan terhadap istri anda,karena kesibukan tidak akan membuat dia jera.Maka saya akan membuat dia diam dan duduk manis menikmati hasil dari apa yang sudah dia tanam."



SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang