Bab Limapuluh Sembilan

3.2K 247 6
                                        

Di tempat lain,sepasang suami istri yang tengah asyik menonton acara televisi tidak menyadari kehadiran Tegar pulang dari sekolah."Seandainya aku mempunyai adik kecil,pasti suasana rumah ini akan jauh lebih seru dari sekarang."

"Lho kok enggak ucap salam?"Dinar menyambut tangan anaknya yang hendak bersalaman.

"Aku sudah ucap dari tadi Mih dan yang jawab Mba Inah."Yang dimaksud Tegar adalah salah satu asisten rumah tangga di sana.

Kini Ganesa yang tengah menyambut tangan Tegar dan tersenyum menjawab pertanyaan anak sambungnya.Tak berapa lama Dinar menyuruh Tegar untuk mengganti baju seragamnya,makan siang dan beristirahat.

Anak itu mengangguk dan berlalu sambil menenteng tas sekolah yang sejak tadi ada di atas bahunya.Setelah Tegar menutup pintu kamarnya,Dinar menoleh ke arah Ganesa yang ternyata tengah menatap dirinya."Tentang ucapan Tegar tadi,tidak usah di ambil hati.Aku sudah cukup bahagia dengan keadaan kita sekarang."Ganesa bergeming di tempat duduknya dengan wajah datar.

"Aku sangat menghargai apapun yang menjadi kebutuhan seseorang,dan aku bisa menerimanya.Sekalipun itu datang dari suami ku sendiri,pesan ku hanya satu,tolong jangan terlalu mencolok agar orang lain tidak mengetahuinya terutama Tegar."Mendengar ucapan Dinar,kedua alis tebal Ganesa bertaut sempurna.Wajahnya terlihat sedikit berubah dan tak begitu lama dia mengangkat dagunya pelan dan meminta Dinar menjelaskan lebih rinci maksud dari kata-katanya.

"Aku sudah tau semuanya,dan kamu tidak perlu menutupinya lago.Karena bagaimanapun kita sekarang sudah menjadi pasangan dan aku sangat menghargai apa yang menjadi kebutuhan mu."

Ganesa mematikan siaran televisi,dia menggeser tempat duduknya menjadi lebih dekat dengan Dinar.",Bicara yang jelas,aku tidak mengerti maksud dari semua ucapan mu."Dinar menundukkan kepalanya dan kemudian menarik napas panjang."Aku sudah tau kamu seorang gay."Ucap Dinar tiba-tiba dengan suara pelan tapi masih bisa di dengar jelas oleh Ganesa.

"Mulanya aku terkejut setelah mengetahuinya,tapi sekarang aku sudah bisa menerima."Masih dengan suara pelan Dinar mengatakan semua yang mengganjal di hatinya.Wanita itu terus menunduk dan tidak berani menatap lawan bicaranya yang dia kira sedang terkejut karena terungkapnya sebuah kebenaran.

Sebaliknya Ganesa tengah berpikir dari mana istrinya mendapat informasi itu.Padahal selama ini Dinar jarang sekali berbicara dengan orang lain selain dia dan beberapa pegawai nya.

"Dari mana kamu mendengar semua itu?dan bagaimana perasaan mu setelah mendengarnya?"Dengan wajah yang sudah kembali datar,Ganesa penasaran dengan topik yang mendadak menjadi menarik dan segera ingin tau jawaban Dinar.

Perlahan wanita itu mengangkat wajahnya dan menatap sendu pada pria tampan di hadapannya."Tidak perlu tau darimana informasi itu,dan sudah aku katakan bahwa sekarang aku sudah bisa menerimanya."Ucapnya dengan tangan yang tiba-tiba menggenggam bahu Ganesa seolah meyakinkan semua ucapannya.

Mendapat perlakuan itu,Ganesa tidak berkata-kata lagi.Dia langsung mengangkat tubuh Dinar dengan kedua tangannya."Aku yang tidak terima kamu menyerah begitu saja,dan seperti nya aku harus meluruskan semua ini."Ucapnya tanpa menghiraukan Dinar yang kebingungan.

"Apa yang akan kamu lakukan?"menyadari ada yang lain dari tatapan Ganesa,wanita itu kini berubah takut bila ucapan tadi telah menyinggung perasaan suaminya.

Ganesa melirik sebentar tapi tidak mengentikan langkahnya."Tadi nya aku tidak tau bagaimana harus memulainya,tapi sekarang lebih baik aku harus bersikap lebih jujur tentang kebutuhan yang kamu bicarakan."

Dinar semakin tidak memahami maksud Ganesa yang membawanya menuju kamar mereka."Kenapa kita ke sini?kamu bisa mengatakan di manapun,karena ini jam istirahat jadi tidak mungkin ada yang mendengarnya."

Setelah menutup pintu dengan belakang tubuhnya,Ganesa menyeringai dan segera mengunci pintu kamar."Aku tidak ingin meluruskan semua ini lewat kata-kata.Jadi kamu cukup diam menerima semua yang akan aku lakukan untuk menjelaskan nya.Satu lagi,aku juga akan berusaha keras mewujudkan keinginan Tegar."Ganesa menurunkan Dinar di atas tempat tidur dan mengurungnya dengan posisi dia di atas tubuh wanita itu.

Dinar terpaku di tempatnya dengan perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan.Diam?itu yang suaminya ucapkan di saat sedang meluruskan keraguannya.Diam!agar dia bisa lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan suaminya dan juga kebutuhan nya.Diam,diam... tapi lama-lama paham.

SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang