Bab Limapuluh

3.2K 253 4
                                    

Gunawan sendiri tau akan sulit untuk menjalankan rencananya bila di belakang Dinar ada Ganesa.Namun dia akan terus berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak semata wayangnya dan rencana lain.

Desi yang mengetahui kemungkinan suaminya kalah dalam kasus ini semakin membenci wanita yang bernama Dinar.Pemikiran nya sama dengan suaminya bahwa akan sangat sulit untuk menindas Dinar karena ada Ganesa.

Tiga bulan kemudian mereka bertemu di pengadilan untuk mendengarkan keputusan akhir yang dibacakan yang mulia hakim.Dan seperti yang mereka duga sebelumnya bahwa Dinar memenangkan kasus ini.

Pengadilan memberi keputusan yang adil,yakni Gunawan bisa menemui Tegar diakhir pekan dan dia diwajibkan untuk ikut membiayai kebutuhan anak itu.Namun demikian tidak membuat dia puas dan mengajukan banding atas keputusan itu.

Desi bahkan menyiapkan tuduhan baru pada Dinar dengan kasus penculikan anak.

Ganesa yang mengetahui masalah ini terus mendampingi Dinar dan mendukung sepenuhnya agar istrinya itu tetap tenang.

Walau Ganesa dan Gunawan partner kerja namun sejak bertemu di meja hijau,mereka seolah-olah tidak saling mengenal.Ganesa tidak sekalipun melirik pada lawannya.

Mereka segera kembali ke rumah setelah semua selesai."Minggu depan kita akan mengunjungi Rihana sekaligus merayakan kemenangan ini."Ucap Ganesa tiba-tiba pada Dinar yang tengah menata meja makan dengan berbagai hidangan.

"Kok mendadak?"

"Sudah aku rencanakan sejak lama dan saat ini adalah waktu yang tepat".Dinar mengangguk dan setuju atas kepuasan suaminya itu.

Ganesa berdiri untuk menghampiri Dinar,namun Tegar terlebih dahulu mendatanginya dan duduk di sebelah pria itu.

"Rihana siapa Paman?"tanya Tegar sambil menghampiri Ganesa yang tengah menikmati wajah ayu istrinya.

"Adik perempuan Paman,"jelas Ganesa ringan."Apa kamu mau menemani Paman untuk menemuinya?"

"Tentu saja mau Paman."Ucap Tegar antusias."Apa Tante Rihana akan menerima kehadiran kami?Tegar sedikit ragu setelah menyadari bahwa Ibunya telah menjadi istri Ganesa.

"Mm...harus dan pasti,karena tidak ada yang bisa menolak kehadiran kalian di sisi Paman."Tegar tersenyum setelah mendengar penuturan Ganesa.

"Paman..."

Tegar menundukkan kepalanya dan memainkan jari-jari kecilnya perlahan.Ganesa mengangkat alisnya melihat Tegar yang menahan kelanjutan ucapannya.

"Ada apa?"

Tegar mengangkat kepalanya dan pandangan memancarkan keraguan yang sangat jelas.Ganesa menyadari tatapan itu dan segera membalikan tubuhnya dan membalas tatapan Tegar.

"Ayo katakan,karena Paman bukan peramal yang bisa menebak apa yang ingin kamu katakan."Desak Ganesa namun nada bicaranya terdengar lembut.

"Apakah aku boleh memanggil Papih?"suaranya hampir tidak terdengar namun samar-samar Ganesa dan Dinar mendengarnya dengan jelas.

Setelah Ganesa yakin dengan apa yang dia dengar,wajahnya terlihat begitu bersemangat.Dinar yang tengah memegang gelas itu terpaku dan segera menghampiri anak nya.

"Bisa ulangi apa yang tadi kamu ucapkan?"sapa Dinar lembut seolah ingin meyakinkan pendengaran nya tidak salah.

"Aku ingin memanggil Pap..."

"Tentu saja boleh."Potong Ganesa senang dan langsung menghampiri Ibu dan anak itu.

"Papih menunggu sejak lama dan ternyata hari ini adalah saatnya."Ucap Ganesa memeluk Tegar dan satu tangan yang lain meraih tangan Dinar.

"Bahkan Papih pun berharap,Mamih mu juga memanggil kata yang sama."Ucap Ganesa dengan tatapan dalam pada wanita yang kini termangu dengan memancarkan rona merah dari wajahnya.

Tegar yang tadi terlihat ragu,kini tersenyum senang dan segera menyetujui dan meminta Dinar memanggil Papih pada ayah sambungnya.

Kini wajah Dinar yang terlihat ragu namun tatapan lembut kedua orang yang ada di hadapannya seolah memberi keyakinan."Papih?"

"Apa sayang."Sahut Ganesa tiba-tiba dengan sedikit menggodanya,wajah Dinar semakin merah.
Ganesa mengecup kening Dinar dan tangan nya mengusap rambut Tegar yang erat memeluknya."Terima kasih sudah hadir didalam hidupku."Bisik Ganesa tepat di telinga Dinar.

Keesokan harinya,Gunawan berkunjung ke rumah Ganesa untuk menemui Tegar.Karena tidak membuat janji sebelumnya Ganesa tentu tidak mengetahui dan pagi tadi dia pergi ke kantor sekaligus mengantar Tegar pergi ke sekolah.

Pintu pun di buka oleh asisten rumah tangga,karena sebelumnya Gunawan pernah mampir ke rumah Ganesa sehingga petugas keamanan di sana tidak menghentikannya.

SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang