Menjelang siang Dinar dan anaknya baru bisa pergi ke pasar.Meski tamunya yang bernama Ganesa itu masih jauh dari kata baik namun setelah selesai membersihkan diri walaupun alakadarnya karena keterbatasan gerak Dinar sudah membantunya kembali tempat semula.
Tegar sempat bertanya kenapa tamunya itu tidak di bawa ke ruang tamu saja.Dinar menjelaskan kalau kehadirannya tidak diketahui oleh warga sekitar.Jadi mau tak mau Ganesa harus tetap di ruang makan.Itu pun di halangi lemari agar tubuhnya yang tinggi besar tidak terlihat dari ruang tamu.
Ganesa tidak punya pilihan lain,mau di tempatkan di manapun dia justru merasa beruntung karena Dinar dan Tegar masih mau merawat nya walau dia bisa melihat sendiri kehidupan Ibu dan anak itu sangat sederhana.
"Tuan Ganesa,saya dan Mamih mau pergi dulu sebentar.Tuan baik-baik di rumah ya."Pamit Tegar pada tamunya yang tengah menyandarkan bahu nya di bantal besar.
Ganesa mengangguk dan tersenyum.Sebelum berangkat Dinar meminjamkan kaos navi polos miliknya dan menaruh begitu saja di samping Ganesa.Nasi goreng dan air putih dalam gelas pun dia letakan dekat dengan kaos tadi.
ibu satu anak itu harus rela membuka celengannya yang dia lakukan secara diam-diam untuk membeli obat-obatan yang sebelumnya tidak ada dalam daftar belanja.
Semua dia lakukan agar tamunya itu segera sembuh dan cepat meninggalkan rumah mereka.Tabungan yang dia miliki sudah habis untuk biaya selama dia memutuskan pergi membawa anak lelakinya.
Sudah beberapa tahun ini Dinar memenuhi kebutuhannya dengan berjualan berbagai macam kue,dia menjual dagangannya itu hanya bila ada pesanan saja.Dan bila pesanan kuenya sedang sepi dia alih menjual jamu kesehatan yang dia kuasai dari neneknya dulu.
Apapun dia lakukan yang penting dia tidak mengemis atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan hati nuraninya.
Hampir tiga jam mereka memutari pasar dan semua yang di perlukan sudah masuk ke dalam plastik belanjaannya.
"Dinar tunggu,"sebuah suara mengalihkan pandangan Tegar dan Ibu nya yang tengah menunggu angkutan umum.Ternyata Ida istri Pak Rt Romli yang ditemani Rina putrinya sudah ada di belakang mereka.
"Eh Bu Rt dan Rina,saya kira siapa."Sapa Dinar sambil tersenyum ramah,sementara yang di sapa terlihat ngos-ngosan mengatur napas.
"Ternyata benar ini kamu,tadi saya sama Rina sempat ragu lihat kamu dari belakang tapi pas lihat anak mu yang guanteng ini saya baru yakin kamu Dinar."
"Kamu sudah selesai kan belanjanya?"lanjut Ida sambil mencolek pipi mulus Tegar.
"Sudah Bu."
"Ayo kita pulang sama-sama sekalian ada yang perlu saya bicarakan sama kamu."Dinar mengangguk dan menuntun tangan Tegar lalu mengekor Ida dan putri nya menuju parkiran.
Mobil yang di kendarai Rina melaju pelan,selain macet dia juga tak ingin kena Omelan Ibunya.
"Tadi nya pulang dari pasar saya mau ke rumah kamu,mau minta tolong buatkan kue buat acara lamaran Rina.Tapi karena kita ketemu di sini jadi sekalian kita bicarakan sekarang saja ya."
"Alhamdulillah Rina sudah ketemu jodohnya, mudah-mudahan di lancarkan segala urusan dan samawa rumah tangga nya."
"Amin... makasih ya Dinar,"ucap Rina yang di Amini oleh Ida.Setelah membicarakan pesanan bermacam-macam kue,Ida menyerahkan sejumlah uang sebagai uang muka.
"Sisanya saya lunasi lusa ya,"Ida juga mengeluarkan uang seratus ribuan dan menyerahkannya pada Tegar."Ini buat nambahin kamu beli tas sekolah ya Nak."
Tegar tidak langsung menerimanya,dia malah menatap Dinar."Jangan menolak rejeki loh Nak,pamali!"lanjut Ida sambil menaruh uang itu di telapak tangan Tegar."
Dinar mengangguk sebagai isyarat Tegar boleh menerima nya."Terima kasih banyak ya Bu."ucap Dinar yang di ikuti oleh anak lelakinya nya.
Ida tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.Sesampainya di depan rumah,Dinar langsung membuka pinta dan menaruh belanjaannya di atas karpet dekat tv.
Walau lelah tapi hatinya sangat senang karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di tambah kue yang Ida pesan bisa mengganti uang celengannya yang tadi terpakai.
Sedang Tegar setelah masuk rumah dia langsung menuju raung makan di mana Ganesa berada.Rupanya tamunya itu sudah memakai baju yang Ibunya pinjamkan tadi.
Tegar sempat tertegun melihat tubuh Ganesa yang semua otot nya semakin ketara setelah memakai baju Dinar yang terlihat kekecilan.
Tegar juga melihat makanan yang tadi Dinar siapkan hanya di makan beberapa sendok saja sedang air minum sudah tandas.
Tegar bergegas mengisi gelas kosong itu dan memberikannya pada Ganesa."Apa Tuan sudah merasa lebih baik?"pria itu tersenyum dan mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
Chick-LitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...