Dinar melihat anaknya yang tengah serius mengoleskan obat pada setiap lebam orang asing yang ada di rumah nya."Dokter kecil Mamih sepertinya sudah mulai nyaman dengan kegiatannya."
Tegar tersenyum dan kini dia sudah mulai bisa mengatasi kepanikannya."Aku akan mendukung keputusan Mamih karena aku yakin ada alasan kuat sampai Mamih mau menolong orang ini."
Dinar terdiam,dia mendekat menghampiri anaknya yang sudah melanjutkan kegiatan nya."Tak ada alasan apapun untuk menolong manusia yang tengah kesusahan."
"Tapi sampai saat ini Mamih ragu akan keputusan membiarkan orang yang tidak kita kenal ada disini secara diam-diam."
"Mih, sebaiknya kita lapor saja ya ke Pak Rt Romli?biar nanti Mamih tidak di salahkan bila terjadi hal buruk".
Semua yang anaknya ucapkan memang benar adanya.Dinar menghela napas dan berdiri meraih tangan kecil Tegar."Kamu benar Nak,tadi Mamih terlalu kalut sampai tidak bisa memutuskan semuanya dengan benar."
"Sekarang ayo antar Mamih ke rumah Pak RT dan melaporkan kehadiran tamu yang tak di undang ini."Senyum Tegar terbit seketika dan dia mengangguk cepat mendengar ucapan Ibunya.
Tangan Ibu dan anak itu saling bertaut ada perasaan lega di hati Tegar sampai senyuman manis terus menghiasi wajah itu.Baru saja tangan Dinar akan membuka pintu, tiba-tiba sebuah suara menghentikan niatnya.
"To tolong...jangan beritahu siapapun tentang keberadaan ku disini."Walau pelan tapi pemilik suara berat itu kini sedang menatap iba satu tangannya memegang dada seperti menahan sakit.
Tegar merapatkan tubuhnya kepada Dinar kini kedua orang yang hendak melapor itu membalikkan badannya secara bersamaan.
Pria asing itu terlihat kesusahan mengatur napas nya,dia tengah mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan ucapannya.
"Sa saya mohon jangan lakukan itu,saya janji akan segera pergi secepatnya."Walau terbata-bata namun suara bariton itu tetap menakutkan di telinga anak kecil yang kembali panik.
Dinar dan Tegar tak mengalihkan pandangan nya,keduanya kini kembali mematung di depan pintu.
Kini mereka menatap laki-laki itu bergerak seperti hendak duduk namun sekuat apapun usaha yang di lakukan tetap saja tidak berhasil dan kembali ambruk.
Melihat itu membuat hati Tegar merasa iba,dia hendak melangkah namun tangan Dinar menghentikannya.
Tegar menoleh menatap Ibunya,"jangan mendekat Nak.Bisa saja kini dia sedang pura-pura tidak berdaya."
"Tapi Mih"belum juga Tegar menyelesaikan ucapannya,tangan Dinar sudah membawa tubuh kecil anaknya itu ke belakang tubuhnya.
"Sekarang anda sudah sadar sebaiknya anda cepat pergi dari sini dan saya janji tidak akan melaporkan kehadiran anda kepada siapapun."
Orang asing itu menunduk dan berusaha bergerak untuk duduk namun tetap saja semua usahanya nihil.Dia menggelengkan kepalanya"Maafkan saya seperti saya belum bisa ke mana-mana."
"Untuk kenyamanan bersama saya harus segera ke rumah Pak Rt supaya andapun mendapatkan pertolongan yang layak dan..."
Belum juga Dinar menyelesaikan ucapannya,pria asing itu sudah menyatukan kedua tangan besarnya di dada."Saya mohon jangan biarkan orang lain tau keberadaan saya."
Dinar menautkan kedua alisnya."Tolong Tuan jangan mempersulit keadaan saya, karena saya benar-benar tidak sanggup menampung orang lain walau hanya satu orang."
"Saya janji tidak akan merepotkan Anda nyonya,saya hanya ingin kemurahan hati anda untuk membiarkan saya beristirahat satu malam saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/284479171-288-k91688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
ChickLitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...