Siapa yang tau tentang hati wanita yang dari tadi di anggap biang masalah oleh pasangan Gunawan dan Desi,dia harus terus bisa mengendalikan sikapnya agar semua rencana yang Ganesa sudah susun tidak rusak karena emosi yang sudah di ubun-ubun.
Walau samar-samar Ganesa pernah memberi tahunya untuk tetap tenang menghadapi situasi apapun agar tidak ada penyesalan kelak.Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah,dia jadi mengikuti nasehat suaminya agar berhati-hati dalam bertindak.
"Maafkan aku yang selalu terlambat di saat engkau butuhkan."Bisik Ganesa dengan sedikit menunduk mengatakannya di telinga Dinar.
"Aku baik-baik saja,jangan terlalu di pikirkan."Balas Dinar dengan membalas pegangan Ganesa dengan sebuah usapan.
"Ada beberapa hal yang terjadi begitu saja namun sejauh ini semua masih bisa masuk dalam semua rencana ku."Lanjutnya dan mengusap kepala Dinar.
"Maksud nya apa?"Dinar memajukan wajahnya sedikit ke muka agar bisa mendengar lebih jelas penjelasan yang akan Ganesa ucapakan.
Bukan penjelasan yang Ganesa berikan namun sebuah kecupan singkat di pipi istrinya.Dinar tersentak menerima perlakuan Ganesa karena ada beberapa pasang mata yang terus memperhatikan interaksi mereka.
"Aku suka semua yang ada pada dirimu."Dinar lebih tak mengerti atas sikap ucapan suaminya.
"Apa kamu mabuk?" Dinar menjaga sedikit jarak dan melihat sekeliling sambil mendorong badan Ganesa yang sudah maju lebih dekat dari sebelumnya.
Beberapa tamu yang dari tadi memperhatikan mereka segera mengangguk setelah tertangkap langsung oleh Dinar.Dia sedikit salah tingkah dan membalas mereka dengan senyum malu.
Kembali menatap suaminya dan benar saja Ganesa tidak memalingkan wajahnya dan hanya terus menatap Dinar."Iya aku memang mabuk tapi bukan karena minuman tapi karena kamu."Jelasnya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.Wajah Dinar mendadak merona dan udara menjadi terasa panas.
Ponsel milik Ganesa tiba-tiba bergetar dan nama Gunawan Prakasa yang muncul.Dia melirik pada meja yang di duduki rekan bisnisnya itu,dan dia melihat Gunawan mengangguk mengisyaratkan agar menerima panggilannya.
Dengan yakin Ganesa membiarkan begitu saja.Dan menit berikutnya Gunawan memberikan pesan singkat.Awalnya Ganesa tidak ingin membukanya namun Dinar meminta Ganesa untuk sedikit menunduk untuk membisikan sesuatu."Sebaiknya dibaca dulu, mungkin ada hal penting yang akan dia sampaikan."
Ganesa diam sesaat lalu mengangguk setuju.Dia membuka pesan yang ternyata sudah ada tiga pesan dari Gunawan.
Agar tidak ada kesalahpahaman kedepannya,ada hal penting yang harus saya bicarakan empat mata.(Pesan satu)
Semakin cepat semakin baik.(Pesan dua)
Atau untuk lebih leluasa,saya akan mampir ke kantor anda besok.(Pesan tiga)
Setelah berpikir cukup lama,Ganesa membalas pesan Gunawan dengan bibir terangkat sedikit keatas.
Saya yang akan mampir ke tempat ada.Nanti akan saya hubungi lagi.
"Apa semua baik-baik saja?apa dia membicarakan Tegar?'pertanyaan Dinar yang syarat akan khawatir membuat Ganesa mengusap rambut hitam istrinya.
"Belum tau,tapi seperti nya pembicaraan yang akan dia ungkapkan semua untuk kepentingan pribadinya.Kamu tenang saja,aku akan langsung memberitahumu bila itu menyangkut Tegar."
Acara sudah hampir selesai,walau semua tamu sudah tidak begitu memperhatikannya namun hati Dinar tidak nyaman untuk terus ada di sana.
"Ngomong-ngomong sejak masuk ke sini,aku belum melihat Yuni.Padahal dia sendiri yang bilang akan selalu menemaniku."
Ganesa tersenyum melihat Dinar yang cemberut dengan kepala terus menengok ke kiri dan ke kanan.
"Sebenarnya saat pertama kamu bertemu Gunawan dan istrinya,Yuni ada tidak jauh dari sana.Dia yang melaporkan keadaan padaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
ChickLitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...