Bab Empatbelas

3.8K 296 4
                                    

Selesai mencuci piring,Dinar kembali menghampiri Tegar yang sedang berbincang dengan Ganesa.Ada banyak hal yang Tegar tanyakan pada pria dewasa di hadapannya,salah satu yang Dinar dengar adalah Tegar menanyakan apakah Ganesa memiliki keluarga dan dari jawaban ternyata dia hanya memilik saudari perempuan yang tinggal di luar negeri.

Tapi ketika anaknya menanyakan kejadian apa yang telah menimpanya,Ganesa tidak menjawab apa-apa.Dia hanya bilang bahwa setelah dia sembuh dia akan mencari tau apa dan siapa yang telah melakukan hal keji terhadapnya.

"Sudah malam,sebaiknya anda istirahat dan kamu ayo belajar dulu selagi belum mengantuk."Tegar mengangguk dan bergegas ke ruang depan mengambil tas sekolahnya.

Kini hanya ada dua orang dewasa yang mendadak kikuk,Ganesa berusaha berdiri dan tangannya memegang erat meja makan.Dinar menarik napas panjang dan menghembuskan di udara.

Dengan gerakan pelan Dinar meraih tangan besar Ganesa dan membantunya kembali ke tempat nya untuk beristirahat.

Hanya tinggal dua meter lagi jarak mereka untuk sampai ke tempat yang dituju,namun kaki Ganesa mendadak lemas dan tidak ada tenaga untuk berdiri.Dinar menggelengkan kepalanya dan wajahnya menatap ke mata gelap Ganesa.

"Jangan sekarang Tuan,ayo sedikit lagi.Anda panti bisa melakukannya."Keringat dingin Ganesa Sudah bercucuran membasahi wajah tampannya.Bibirnya terasa kelu,yang dia lakukan hanya berpegang pada bahu Dinar.

"Maafkan saya nyonya,saya benar-benar tidak bisa."Dinar hendak membantu mengangkat tubuh Ganesa namun bukannya terangkat yang ada dia kini tertindih tubuh besar itu.

Untung saja tangan Ganesa masih bisa menahan dadanya hingga tidak sepenuhnya menimpa tubuh wanita yang sudah ada dalam kungkungannya.

Telapak tangan Ganesa pun berhasil menahan kepala Dinar agar tidak terbentur lantai.

Tak bisa di hindari pandangan mereka pun kini beradu,bukannya memikirkan cara bangkit kini Ganesa menatap bibir Dinar yang sedikit terbuka karena terkejut.

Jarak merekapun semakin terkikis,hembusan napas yang mereka rasakan beradu di sekitar wajah keduanya.Ganesa semakin menundukkan kepalanya,hingga akhirnya ketika bibir mereka hampir bersentuhan mata Dinar menutup rapat.

Ganesa mengurungkan niatnya,dia memilih membisikan sesuatu tepat di telinga Dinar."Maafkan atas ketidak sopanan saya nyonya."Setelah itu dia menggulingkan kan badannya di samping Dinar namun telapak tangannya masih di jadikan bantalan kepala wanita yang masih erat memejamkan matanya.

Dinar membuka matanya,dia bernapas lega dan segera bangun dari keterkejutannya.Sedang Ganesa mengangkat dan menggeser tubuhnya sedikit demi sedikit hingga sampai ke tempat yang dia tuju.

"Sebaik anda jangan memaksakan diri,lakukan pelan-pelan saja agar tidak terulang kejadian tadi!"Ganesa diam dan memandang kakinya yang lemas.

Dinar hendak menyusui Tegar namun sebelum dia membalikkan badannya,Ganesa menghentikannya."Nyonya kalau butuh teman bicara,anda bisa membaginya dengan saya."

"Maksudnya?" Wanita itu menaikkan satu alisnya.Dia tidak memahami maksud ucapan pria yang tengah duduk menatap dirinya.

"Saya tau anda sedang memikirkan sesuatu yang tidak bisa di bicarakan dengan Tegar namun anda bisa membicarakannya dengan saya."

Dinar memutar bola matanya,"jangan berpikir berlebihan,saya tidak sedang memikirkan apapun kecuali satu yaitu ingin anda segera pulih dan meninggalkan kami secepatnya."

"Tapi melihat kondisi anda tadi sepertinya keinginan saya akan lama tercapai."Tegar menundukkan kepalanya,dia tau selama ini sudah menjadi beban bagi Dinar.Bahkan dia juga melihat bagaimana wanita itu menerima semua pesanan kuenya walau harus bekerja sampai larut malam.

"Maafkan saya nyonya dan terima kasih."Ganesa tidak tau apa ada kata lain yang bisa dia ucapkan selain kata itu.Dinar menarik napas panjang dan membuang kasar di udara.

"Sudahlah,saya tak ingin mempunyai kesan antagonis pada siapapun.Karena saya tidak pernah suka akan manusia yang mempunyai sifat itu.Tapi saya juga tidak mau menjadi manusia yang terlalu berperan protagonis karena walau banyak yang suka tapi dibalik semua itu akan ada banyak kekecewaan yang akan di rasakan."

Dinar meninggalkan Ganesa yang terpaku menatapnya.Sesampainya di kamar dia melihat Tegar yang berada di bawah tempat tidur.

"Kamu sedang apa?Mamih kira dari tadi kamu sudah mulai belajar."Dinar menghampiri anak lelaki nya yang berusaha keluar.

"Pensil dan penghapus tadi terjatuh Mih,jadi aku mencarinya dulu baru bisa belajar "Dinar membulat kan mulutnya dan membantu Tegar keluar dari bawah tempat tidur.

SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang