Mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah gedung tinggi,sepanjang perjalanan pun Dinar hanya diam.Ganesa sadar wanita di samping nya butuh waktu untuk terbiasa dengan kehadiran dan pernyataannya yang tiba-tiba.
Dia akan memberi waktu sebanyak yang Dinar butuhkan,untuk menerima dirinya."Ayo turun,aku harus mengurus sesuatu dulu sebelum pulang ke rumah."Ucapnya sambil membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya pada Dinar.
"Aku bisa sendiri."Ucap Dinar tanpa menyambut tangan pria yang sepanjang perjalanan tadi lebih banyak memandang dirinya.
Ganesa hanya mengangkat bahunya dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam gedung yang di ikuti oleh Agus dan selanjutnya Dinar.
Semua pegawai yang ada di sana menunduk hormat pada Ganesa.Pria itu harus menunggu lebih lama di dalam lift saat Dinar ragu untuk mengikutinya.
"Mau berapa lama berdiri mematung seperti itu?ayo lekas masuk,aku tidak akan menggigit."Agus yang sedang menahan pintu lift tersenyum dan segera menunduk setelah mendapat tatapan dari Dinar.
Ganesa mengangkat telepon seluler yang tiba-tiba berdering,Dinar lalu masuk dan Agus segera menekan tombol 9."Kerjakan semua dengan hati-hati dan saya tunggu informasi secepatnya,satu lagi saya tidak terima kata gagal."Putusnya dengan tegas.
Dinar yang melihat perlakuan Ganesa sekarang,melihat banyak perbedaan dengan pria yang dulu pernah menjadi tamunya.Selain penampilan,sifat dan aura pria tersebut seperti bukan Ganesa yang dulu lemah dan tak berdaya.
Pintu lift terbuka di lantai 9,Agus keluar terlebih dahulu di susul Ganesa yang tiba-tiba menarik serta tangan Dinar."Melamun nya nanti saja di dalam kantor,sekarang waktunya keluar dari sini."Ucapnya sambil terus menarik tangan wanita yang mencoba melepaskan genggaman tangannya itu namun tidak berhasil.
Tiba mereka di sebuah ruangan yang luas dan tertata rapi,kesan elegan terlihat sejak pintu kantor itu dibuka."Duduklah di manapun kau merasa suka."Titahnya dan Ganesa langsung menuju kursi kebesarannya.
Dinar tidak segera duduk,dia malah sibuk memperhatikan kantor Ganesa yang tertata rapi.Tak ada obrolan apapun di antara mereka,sampai akhirnya Dinar menatap sebuah foto berukuran sedang tergantung di pojok ruangan.
"Seberapa dekat kau mengenalnya?"Dinar menatap benci pada orang yang tengah bersalaman di dalam foto tersebut.
Ganesa yang sedang fokus dengan laptopnya,tiba-tiba menghentikan kegiatan tersebut dan menyimak apa yang di maksud Dinar.
Dia menarik napas panjang dan menghembuskan kasar."Lumayan dekat dan dia termasuk salah satu targetku berikutnya."Jawabnya santai sambil mengangkat bahu.
"Maksudmu?"Dinar tidak memahami jelas maksud dari ucapan pria yang tengah menutup laptopnya kemudian berdiri dan melangkah mendekatinya.
"Dia masih saudara jauh yang merangkap sebagai salah satu rekan Bisnisku,tapi setelah tau apa yang dia lakukan terhadap kamu dan Tegar kini dia bukan orang penting lagi bagiku."
Dinar terdiam mendengar ucapan gamblang Ganesa dan tubuhnya terpojok pada dinding saat Ganesa tiba-tiba sudah mengurung dengan kedua tangannya.
"Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membantumu dalam menyelamatkan Tegar?"tanya Dinar dengan pandangan menunduk menghindari tatapan dalam pria di hadapannya.
Ganesa gemas melihat wajah Dinar yang beberapa tahun lalu telah berhasil mengalihkan dunianya."Tetaplah di sampingku dan jangan berpikir sedikitpun untuk menjauh!"
Dinar masih pada posisi nya,dia tidak berani membalas tatapan Ganesa yang sedari tadi tidak berpaling.
"Kamu seperti orang yang berbeda dengan yang dulu aku kenal."Ucapnya pelan.
Bukannya menjawab,Ganesa tiba-tiba merapatkan tubuhnya pada wanita yang sejak tadi ingin berusaha keluar dari kungkungan pria itu.
Napas Ganesa memburu,tangannya mengepal berusaha menahan keinginan nya untuk memeluk erat tubuh wanita yang dia rindukan selama beberapa tahun ini."Aku rindu sekali."Akhirnya dia memeluk erat Dinar dan mencium kepala wanita itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
Literatura KobiecaBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...