Enam bulan berlalu,Gunawan tengah mengajak Tegar ke sebuah bangunan tua yang rencananya akan di jadikan tempat les musik yang akhirnya-akhir ini menjadi hobi baru anak lelakinya.
Dengan adanya kesamaan hobi,maka komunikasi mereka semakin baik dari waktu ke waktu."Nanti kamu bisa datang ke sini sesuka yang kamu mau dan tentunya harus mendapat ijin dari Mamih mu."Gunawan merangkul bahu Tegar yang selalu kaku bila di dekatnya,namun demikian dia mengerti butuh waktu untuk mereka melebur masa lalu yang kurang menyenangkan.
"Apakah harus membangun tempat ini hanya karena sebuah hobi?"Tanpa berniat melepaskan rangkulan ayahnya,Tegar berjalan mengimbangi langkah pria di sampingnya.
"Tentu saja harus,Ayah terlalu lama hanyut oleh sebuah ambisi dan hampir melupakan arti sebuah kenyamanan.Hanya dengan niat membangun nya saja,hati ini sudah merasa lebih baik.Bagaimana bila benar-benar dilaksanakan?apalagi kini Ayah sudah memiliki arah tujuan yang jelas,jadi tunggu apa lagi untuk mewujudkannya."
Tegar tersenyum mendengar ucapan orang yang baru-baru ini dia panggil Ayah."Lakukan yang terbaik,aku akan selalu mendukung Ayah."
"Kamu persis seperti Mamih mu,bijaksana dan selalu berpikir positif.Sayang sekali Ayah terlalu bodoh sampai menyia-nyiakan wanita hebat seperti dia."Suara Gunawan sarat akan penyesalan yang dalam dan Tegar dapat mengerti perasaan pria di sampingnya.
"Mamih pernah berpesan kepadaku, jangan terlalu larut menyesali kesalahan yang sudah lalu tapi harus berjuang memperbaikinya di masa depan.Agar meminimalkan penyesalan yang akan menjadi hukuman seumur hidup."Ucap Tegar sambil meraih jari Ayahnya.
"Terimakasih sudah hadir diantara kami Nak,karena di saat semua balasan itu datang yang Kuasa juga memberikan anugrah yang luar biasa dengan kehadiran mu."Balas Gunawan pelan.
Di tempat lain,di sebuah ruangan yang di batasi oleh tembok kokoh dan pintu yang selalu terkunci Desi tengah termenung.Dia memutuskan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya di masa lalu.
Sesuai janjinya,Gunawan selalu mendampingi di setiap persidangan dan akan menunggunya sampai masa kurungan berakhir.
Hubungan Ganesa dan Gunawan kembali membaik namun tentunya dengan peraturan kerja yang berbeda dari sebelumnya.
Pria yang dulu dikenal gay,kini seiring berjalannya waktu gosip itu hilang tanpa jejak.Apalagi kini dia tengah berbahagia karena sedang menanti kehadiran anak pertamanya.
Dinar yang dulu pernah mendapatkan kebebasan mengembangkan bakatnya,kini harus bersabar berdiam diri dirumah.Semua yang berhubungan dengan usaha kuenya di serahkan pada Yuni,Wati dan Diman.
"Nanti kalau aku sudah melahirkan,bolehkan aku kembali bekerja?"Ucapnya penuh harap pada suami yang asyik mengelus perutnya.
"Nanti kita bicarakan lagi,sekarang fokus pada kehamilan dan kesehatanmu saja.Aku akan usahakan apa yang kamu rintis selama ini akan tetap dalam kondisi stabil."Ganesa mengatakan dengan mata yang terpejam menikmati lembutnya perut Dinar yang mulai membesar.
Sejak mengetahui akan ada bayi kecil di tengah keluarga mereka,perlakuan Ganesa yang semua santai tiba-tiba berubah menjadi sedikit tegang dan berlebihan.Pada mulanya wanita itu sedikit kesal karena semua aktivitas nya di batasi,namun lama-kelamaan dia paham bahwa semua demi kebaikannya.
Ditambah Tegar selalu mendukung semua keputusan Ganesa dengan alasan yang sama."Mamih bisa melakukan nanti bila adik aku sudah lahir dan kondisi Mamih sudah stabil."Ucapnya tiba-tiba dari balik pintu dan ikut duduk di samping Dinar yang tengah di elus perutnya.
"Mmhh"Deham Ganesa menyetujui ucapan Tegar dengan senyum di bibirnya.
"Kalian sama saja,apa yang Papih ucapkan selalu mendapat dukungan dari kamu,begitupun sebaliknya."Rajuk Dinar yang kini tengah di apit oleh dua laki-laki kesayangan nya.
"Karena kami sayang Mamih,maka kami juga sama-sama menginginkan yang terbaik untuk Mamih dan adik bayi."Seru Tegar yang kemudian disetujui oleh Ganesa dengan dehaman yang dalam.
TAMAT.
*****
Terimakasih ya sudah mampir di sini,maaf dan maklumi bila ada kesalahan tanda baca atau alur cerita yang kurang berkenan.Aku hanya ingin berbagi di dunia haluku yang masih tahap belajar.
Nantikan cerita lain selanjutnya,karena sebentar lagi lebaran maka aku ucapkan "Mohon maaf lahir dan batin ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Semu
Chick-LitBertahan dalam pelarian bukanlah hal mudah,apalagi harus membawa bayi yang baru seminggu dilahirkan. Suami yang seharusnya menjaga dan menyayangi hanya tinggal impian saja.Dinar wanita 27 tahun yang berparas ayu itu kini telah menjelma menjadi wanit...