Selamat pagi, Deers! Udah weekend aja nih. Sabtu pagi ini kamu bakal ditemenin sama General Manager D'Amore. Jangan lupa vote and komen banyakkk. Selamat membaca.
⚘⚘⚘
Freya mengerling ke arah lelaki berambut klimis dan berperut buncit itu, sementara wajahnya masih menunduk. Lirikannya begitu tajam seolah ingin menerkam dan menggorok leher Pak Mardi yang kini menggigil. Padahal suhu AC berada di angka 20°C.
Freya mengetuk-ketuk permukaan meja kaca dengan ujung pulpen merah. Suara ketukan yang berlomba dengan detikan jarum jam begitu mengintimidasi.
"Jadi, Pak Mardi. Saya mendapati hal aneh di sini. Saya tidak tahu kenapa pembukuan anda lolos auditor eksternal karena saya merasa di sini ada penggelembungan dana yang … tidak wajar!"
Tangan Pak Mardi masuk ke saku, merogoh sapu tangan untuk menyeka keringat yang mengucur deras.
Freya tersenyum miring. Siku tangan kirinya menumpu di meja dan jemari lentik berkutek transparan itu mempermainkan antingnya. "Ada yang ingin anda katakan, Pak?"
"I-itu … laporan internal, Bu. Tidak diperiksa oleh auditor!" Suara Pak Mardi bergetar.
Freya melempar pulpennya di atas meja dan menjentikkan jarinya dengan senyum lebar terurai di wajah.
"Bingo! Saya memang menemukan selisih angka seratus lima puluh juta dari laporan di tanggal dan tahun yang sama!" Gadis berusia dua puluh delapan tahun itu lalu mengambrukkan punggung di kursi kulit yang empuk.
Pak Mardi hanya menunduk dengan tangan saling bertaut di depan tubuh. Suasana ruangan itu tiba-tiba berubah seperti temoat sauna yang membuat wajah lelaki itu berkeringat akibat tatapan Freya.
"Untuk apa uang sebanyak itu?" Freya menumpukan kaki langsingnya di atas paha kiri. Kedua tangan yang menumpu di sandaran kursi saling bertaut menyangga dagu lancipnya.
"Itu. Pak Domi yang tahu penggunaannya."
Freya mengernyit. "Pak Domi? General Manager yang dua tahun lalu meninggal?"
"I-iya."
Freya kemudian menarik bibirnya lebar, sembari menatap lelaki tambun yang membuatnya mual. "Oke. Cepat atau lambat saya akan mengetahuinya! Terima kasih!"
Freya mengembuskan napas panjang begitu Pak Mardi keluar dari ruangannya. Lelaki yang sangat menyukai jajan perempuan muda itu mengingatkannya pada seseorang.
Buru-buru Freya menepis ingatannya lalu meraih tumbler yang berisi infused water lemon. Rasa segar dari air yang beraroma lemon, mint, dan mentimun itu membasahi tenggorokan seolah ingin menggelondorkan kembali kenangan pahitnya.
Ya, Freya akan bertahan di D'Amore Hotel yang menjadi neraka baginya, sebelum dia memperoleh cita-citanya untuk bekerja sebagai salah satu jajaran direksi kantor pusat Livian Group agar bisa dekat dengan para malaikat pelindungnya.
***
Apartemen yang dipilihkan oleh Mama Rani cukup dekat dengan D'Amore Hotel. Awalnya Papa Antoine ingin membelikan sebuah rumah, tetapi Freya menolak karena dia hanya memerlukan tempat untuk melepas penat saja. Akhirnya, daripada Freya tidur di salah satu kamar hotel, maka Mama Rani membelikan sebuah apartemen minimalis yang sangat nyaman.
Malam ini adalah malam kedua Freya tinggal di flat lantai tujuh belas itu. Dari tempat dia berdiri di samping jendela, Freya bisa melihat kelap kelip kota Yogyakarta yang begitu semarak. Kota kelahirannya itu menyimpan banyak kenangan yang hanya akan dipendam dalam-dalam oleh Freya.
Melirik ke arah jam dinding, jarum masih menunjukkan pukul delapan malam. Dia berdiri dengan gelisah sambil memegang gelas berisi sampanye pemberian Adrien, kakak angkatnya.
Begitu bel berbunyi nyaring, senyum Freya merekah. Dia buru-buru meletakkan flute glass itu di atas meja makan lalu membuka pintu depan.
Namun, tarikan bibir itu seketika tertahan. Matanya mengerjap memerah kala melihat sosok yang ada di ambang pintu.
💕Dee_ane💕
2 Oktober 2021
Freya yang mulai berkecimpung dalam kekisruhan D'Amore Hotel
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralel (Completed)
ChickLitYogyakarta .... Kota yang ingin Freya Weningsari hindari. Namun, gadis itu harus mau menetap karena dia mendapat misi menjadi pemimpin di d'Amore hotel. Di hotel itu, dia bertemu dan jatuh cinta dengan David Bagaskara. Mereka saling bersaing ... tap...