40. Syukuran

370 94 19
                                    

David menatap uluran tangan Freya. Dia tersenyum penuh makna, lalu menyambut tangan mungil yang pas di genggamannya.

"Mohon bimbingannya, ya, Bu." 

Tarikan bibir David yang mencetak lesung pipi itu seolah ingin menenggelamkan Freya pada pesonanya. Gadis itu buru-buru menarik tangannya dan meremas pelan tangannya untuk menyembunyikan debaran yang tiba-tiba. 

"Ehm … udah ketemu Pak Desta?" tanya Freya berusaha mengalihkan kecanggungan sikapnya.

"Belum. Tapi saya mendapat personal message dari beliau untuk langsung menemui Bu GM."

Freya mengangguk-angguk. Walau pikirannya tiba-tiba tak fokus karena setiap kali David berbicara entah kenapa bibir merah lelaki itu seolah menyedot perhatiannya. Memorak porandakan otaknya. 

"Ya. Ehm, kita …." Ucapan Freya gagu. Dia merutuki diri. Bisa-bisanya lidahnya kaku di saat pertama kalinya dia berinteraksi sebagai pimpinan David. Ambyar! 

Freya berdeham untuk melancarkan tenggorokannya yang kering. "Kita akan adakan orientasi selama seminggu ini."

"MOH?"

Freya mengerjap. Emoh? Maksudnya? Belum apa-apa udah nolak!

"Moh?" Pandangan Freya tak nyaman. "Kalau di hotel ini, semua karyawan pasti menjalani orientasi untuk mendalami visi misi dan juga tupoksi serta mempelajari permasalahan di hotel ini."

Mengetahui nada suara Freya yang kaku dan sedikit meninggi, David lantas menimpali. "MOH. Masa Orientasi Hotel?"

Freya mengerjap berulang. Ternyata dia salah paham. Maksud David, MOH adalah Masa Orientasi Hotel seperti MOS kalau di sekolah.

"Ish, kupikir belum apa-apa udah jadi oposisi aja."

David tergelak. "Nggak lah! Bisa-bisa saya langsung dipecat padahal belum sempet kerja."

Bibir tipis Freya yang mengerucut menyembunyikan malu karena cepat menyalah artikan ucapan David itu bergerak mencang mencong. Hanya David—anak buah—yang berani tertawa tergelak di depannya sebagai petinggi hotel itu. Sungguh suasana yang aneh, karena selama ini Freya selalu dipandang sebagai singa betina kelaparan yang habis beranak. Buas dan siap menerkam siapa saja. 

Berbeda dengan David. Lelaki itu tampak santai dan tidak menunjukkan Freya sebagai ancaman.

Apakah kedatangan David, sebagai Assisten General Manajer yang baru akan memberi warna baru di hotel tempat Freya memimpin? Freya merasa hari-hari ke depan akan lebih mudah. Seolah David datang sebagai batu pijakan yang bisa dia pakai untuk melompat lebih tinggi. 

***
Setelah meeting dadakan yang dihadiri para manajer sebagai sarana David untuk memperkenalkan diri, dia mengajak Desta untuk keliling di setiap bagian. Bagian hotel yang cukup banyak mulai dari finance, hrd, food and beverage, engineer, marketing and sales, hingga front office, benar-benar dia jelajahi. David menyapa satu persatu karyawan hingga membuat mereka tertegun. 
Tentu saja tak hanya terkesan dengan sikapnya yang ramah dan bersahabat tetapi mereka juga terpana dengan wajah oriental laksana idol K-drama. 

"Pak, saya senang bapak menyapa sepeeri ini. Ah, seandainya yang menjadi GM Pak David, pasti hotel ini bakal maju." Salah seorang karyawan di bagian laundry berkomentar.

David tersenyum simpul. Dia mendekati gadis berumur 23 tahun itu. "Sebelum hal itu terjadi, kamu sudah dipecat duluan sama Bu Freya kalau sampai denger komentar ini," bisik David tepat di sebelah telinga karyawan itu.

Gadis bername tag Sari itu memerah wajahnya. Antara malu dan menyadari kelancangan mulutnya. "Ya Allah! Maaf! Bapak jangan adukan ke Bu Freya, ya?"

Paralel (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang