Hulla, Dee datang lagi. Semoga kalian terhibur yak. Maafkan lama nggak update karena kondisi badan lagi ngedrop banget. Sehat-sehat ya, Deers!
💕💕💕
Freya termangu menatap lembaran berkas yang harus dia teliti dan setujui. Otaknya melanglang, kembali ke peristiwa sore, tiga hari lalu. Beruntung kemarin weekend sehingga dia tidak harus menghadapi ketidakpekaan David yang sudah kronis.
Gadis itu mengembuskan napas panjang. Setelah peristiwa itu tidak ada sama sekali kabar dari David. Seolah setelah dia menampakkan diri dari dasar kolam, melihatnya membalut tubuh dengan baju renang one piece yang seksi, dan mengantarnya pulang, David menghilang begitu saja. Seperti hantu.
Tidak mungkin rasanya Freya memberi jawaban, bila David tak bertanya sama sekali.
"Freya, kenapa kamu yang heboh sendiri!" Freya menyandarkan badannya dengan kasar di sandaran kursi. Dia melepas kaca mata baca dan memijat sejenak pangkal hidung yang terasa pening. Padahal pekerjaannya belum banyak yang dijamah, tapi kepala Freya rasanya sudah panas saja.
Sedetik kemudian, orang yang dipikirkan mengirimkan pesan. Gawai Freya berbunyi dan sebaris pesan muncul di layar sentuhnya.
David
[Pulang nanti kita makan di Resto Sunda yuk? Aku bawa gerobak kok. Anti mogok]Freya mendengkus. Bibir tipis melengkung ke bawah seolah tidak butuh pesan itu datang. Padahal sekarang batinnya kegirangan. Namun, gadis itu hanya meremas gawainya, meletakkannya kembali, seperti hanya mendapatkan pesan penipuan undian berhadiah. Ya, dia berpikir, David harus merasakan menunggu sejenak.
Pukul 17.15, suara ketukan pintu ruangan Freya terdengar keras. Jantung Freya melompat seperti ingin mendobrak rusuk-rusuknya. Padahal dia tahu yang mengetuk pasti asisten gm yang menuntut jawaban atas pertanyaan yang membuatnya tidak bisa tidur tiga hari.
"Halloo …." David menjeda ucapannya. Dengan kepala yang menyembul dari balik pintu, David melirik ke arah jam dinding, di salah satu sisi ruangan, memastikan mereka sudah melebihi jam kerja. "Freya!"
Mata Freya menyipit menyembunyikan rasa gundah dan debaran yang menurutnya tak perlu. Senyuman yang terbit menenggelamkan mata sipit David itu selalu mampu mengobrak-abrik batinnya.
"Udah siap?" Akhirnya David mendorong pintu dan masuk tanpa permisi karena sambutan Freya yang kurang hangat.
Freya menjawab hanya dengan dehaman. Dia berusaha terlihat sibuk, walaupun sebenarnya gadis itu sudah membereskan barang-barangnya sejak lima menit menjelang waktu pulang kerja tiba.
Dengan sabar David menanti Freya sambil bersiul dan berdiri di depan pintu. Tangannya bersedekap, memandang sekeliling ruangan, sambil sesekali mencuri pandang ke arah Freya. Jelas Freya tahu, karena pandangan mereka kali ini bertemu dan semakin membuat jantungnya tak keruan.
Freya berdiri dengan langkah malas … tepatnya sok malas. Gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Menurutnya, ini bukan kencan, tapi tak dimungkiri Freya menunggu waktu ini tiba sejak dia mendapat pesan dari David.
Sejurus kemudian, dia sudah duduk manis di mobil David. Memutuskan memakai kendaraan milik siapa pun, butuh perdebatan panjang. Namun, akhirnya Freya yang mengalah dan memutuskan untuk menumpang di mobil SUV hitam yang gagah.
Keheningan melingkupi seluruh kabin sejak roda mobil menggilas jalanan aspal yang tak lagi memuai. Keduanya masih menutup mulut. Freya memilih menatap ke arah luar jendela kaca, menatap kerlap-kerlip lampu mobil dan motor yang memeriahkan jalanan.
"Kok diem?" David memecah kesunyian setelah beberapa lama mereka membisu.
Freya hanya melirik saja ke arah David. Wajahnya masih mengerut seolah ingin membungkus debaran yang tak kunjung surut.
![](https://img.wattpad.com/cover/286868894-288-k252386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralel (Completed)
Chick-LitYogyakarta .... Kota yang ingin Freya Weningsari hindari. Namun, gadis itu harus mau menetap karena dia mendapat misi menjadi pemimpin di d'Amore hotel. Di hotel itu, dia bertemu dan jatuh cinta dengan David Bagaskara. Mereka saling bersaing ... tap...