9. Macan Betina

687 164 14
                                    

Yuhuu, jangan lupa vote n komennya

💕💕💕

Suara ketukan teratur menggaung di seluruh ruangan, kala sepatu berhak 7cm yang dikenakan Freya beradu dengan lantai marmer lobi hotel yang dipimpinnya. Semua orang di area itu menahan napas dan menghentikan aktivitas mereka sejenak. 

Aura kelam yang mengelilingi Freya membuat peluh di pelipis gadis resepsionis yang membuntutinya, terus mengucur. Jari yang saling bertaut seolah ingin mengekang rasa gugup dan gelisah yang mendera. Sekar kini bagaikan mangsa yang berhasil ditangkap harimau betina yang kelaparan.

Begitu memasuki sebuah ruangan bernuansa warna tanah yang masih belum ada penghuninya, Freya lalu duduk di sofa cokelat. Kaki kanannya langsung ditumpukan pada paha kiri sambil bersedekap.

Freya memandang berkeliling. Ruangan itu masih rapi belum terjamah sang pemilik. Dia mendengkus keras. Atasan langsungnya saja tidak bertanggung jawab, bagaimana bisa ia mengkoordinir bawahan di bagianny Masa menegur resepsionis saja, top manajer yang harus turun tangan?

Freya menghela napas panjang. Berharap oksigen mampu menetralkan gelegak darah yang mendidih karena memulai hari dengan masalah. Sementara, masalah lama belum selesai, masalah lain sudah muncul di permukaan.

"Siapa namamu?" Freya mengerling tajam pada gadis berusia dua puluh satu tahun yang hanya bisa menunduk itu. Tetap saja ia menanyai nama gadis itu, walau sebenarnya ia bisa membaca name tag yang terpasang di dada kiri Sekar.

"Se … Sekar, Bu." Jawaban lirih itu terlontar dari mulut Sekar.

 "Jadi … apa yang sudah kamu lakukan, sampai-sampai tamu tadi kapok datang ke mari?"

Tak ada jawaban dari Sekar. Gadis yang baru kali ini tertangkap perhatian Freya itu masih menyembunyikan wajahnya.

"Kamu bisu?" Suara Freya meninggi dengan alis menekuk tajam di pangkal hidung. "Tegakkan kepalamu kalau ada orang yang berbicara sama kamu!"

Sekar menengadah perlahan. Matanya kini memerah. Bahunya bergetar hebat.

Seketika otak Freya memutar kembali kenangannya. Ekspresi Sekar sama persis saat Freya dibully. Hanya bisa menunduk. Menggigit bibir agar isakan tidak keluar. Serta bahu yang bergetar hebat.

Namun, Freya segera menepis ingatan pahit itu. Tak ada lagi Freya yang cengeng dan berlaku layaknya mangsa yang terpojok. 

"Jawab pertanyaan saya!" Desisan itu keluar dari bibir yang nyaris tak bergerak. 

"I-itu ta-tamunya … du-du-dua hari lalu, dia sudah reservasi kamar untuk tanggal empat belas dan akan check in pada pagi hari. Tapi … karena logat bicaranya terlalu cepat saya tidak menangkap kalau tamu tersebut akan check in pagi. Ja-jadi saya input tanggal empat belas siang. Se-sekarang kamar president suite itu masih ada yang menempati saat tamu tersebut datang." Sekar semakin memainkan jari-jemarinya untuk meredam gelisah. 

Freya mengembuskan napas kasar. Senyuman miring terukir di wajah bulat telurnya. "Kamu tahu SOP menangani dan memproses reservasi?"

Sekar menelan ludah kasar. Rona wajahnya semakin menguap. "Sa-saya ta-tahu."

"Tahu?" Suara Freya meninggi. "Lantas kenapa masih ada kekeliruan?"

"Sa-sa …" Kini gadis lugu itu semakin bergetar hebat. 

"Ish, mana manajer front officemu?" potong Freya sambil bangkit dengan tiba-tiba. Ia jengah harus berlama-lama mengurus masalah ketidakdisiplinan terhadap SOP. Sedangkan tugas yang lebih besar harus ia tangani.

Tentu saja pertanyaan Freya tak mampu dijawab oleh Sekar. Kala melalui Sekar yang masih berdiri dengan tubuh menggigil, Freya berhenti sejenak dan berkata, "Bila manajermu datang, suruh ke ruangan saya!"

Kembal gaung hak stiletto yang mengetuk lantai dingin memenuhi ruang. Wajah Freya terlihat tegang, dengan pandangan tajam yang menyapu seluruh lobi di lantai dasar. 

Ah, pantas saja hotel ini buruk sekali ratingnya. Dari pegawai depan saja sudah tidak becus bekerja! Rasanya Freya harus membenahi sistem manajemen hotel dari semua lini. Tidak hanya yang di atas. Tapi juga termasuk para bawahan yang tidak mengerti arti penting standard operating procedure!

"Hah, harus kuapakan hotel ini?" rutuk Freya seraya menekan tombol di tengah dua pintu lift yang akan membawanya ke lantai lima belas.

💕Dee_ane💕

Ish  galak banget Freya! Apa kamu pernah punya atasan segalak itu?

Ish  galak banget Freya! Apa kamu pernah punya atasan segalak itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paralel (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang