Hai, Deers! Aku update sekarang yak. Lanjutan Paralel udah ada di Karyakarsa. Di sana sudah ada 2 part sekaligus dari part 49-50. Yuk, mampir di sana dan kasih dukungan Freya-David di akun Karyakarsaku masih dengan nama akun yang sama Dee_ane.
Buat yang baca di sini, jangan lupa vote n komen banyak-banyak. Yang belum follow akunku, silakan follow. Kalau lapak ini rame, aku bakal kasih update cepet.
💕💕💕
Freya tercenung memandangi layar laptop. Percakapannya semalam membuat hatinya galau. Kedatangan David hanya membuat lega sementara dan menyisakan kekalutan. Freya merasa keputusannya salah besar saat menerima David menjadi kekasihnya. Dia takut lambat laun masa lalunya terungkap dan David atau keluarganya enggan menerima hingga akhirnya Freya harus patah hati.
Freya membuang napas panjang. Waktu setengah hari dihabiskannya dengan memikirkan hal yang tak penting. Tidak, lebih tepatnya selama tujuh belas jam dua puluh tiga menit, fokus Freya tersedot memikirkan ucapan mama David. Terlebih dengan kehadiran tiba-tiba Deni Soemantri, semakin menambah pikiran gadis itu.
Lamunan Freya buyar saat David sudah berada di depannya. Dia hanya menatap kosong David.
"Fre, maksi yuk! Aku pengin makan Japanese food di Amplaz."
"Pekerjaan saya masih banyak, Pak. Ada beberapa dokumen yang harus saya periksa sebelum ditanda tangani." Freya berusaha menghindar. Tapi dia tidak berbohong, karena pekerjaan memang belum terjamah. Bagaimana bisa terjamah kalau konsentrasinya pecah. "Oh, ya, jangan manggil nama, please. Ini masih jam kantor."
David berdecak sambil menghampiri Freya. Dia menarik tangannya hingga tubuh langsing itu beranjak dari duduknya. "Dilanjutin nanti lagi. Aku selak luwe (Aku keburu lapar)!"
Mau tidak mau Freya menurut. Dia meraih tasnya dan mengikuti David untuk makan siang di Japanese Resto di lantai tiga Ambarukmo Plaza.
Tak lama berselang, mereka sudah duduk di sudut resto yang siang ini tampak ramai karena bertepatan dengan jam makan siang.
"Aku lama nggak makan sashimi." David melahap sake sashiminya begitu menu yang dia pesan terhidang di meja.
Freya hanya mengangguk. Mulutnya juga sibuk mengunyah salmon roll. Melihat Freya yang sejak berakhirnya ciumannya cenderung pasif, David berusaha menyelidiki.
"Kamu kenapa, Fre? Aku ada salah? Sejak aku menciummu, kamu diem aja. Kamu marah?" Pertanyaan bertubi terlontar dari bibir David.
Freya hanya menggeleng. Dia masih sempat tersenyum tipis dengan hati yang miris.
"Lalu? Kenapa kamu diem aja kaya gini? Tadi pagi kamu juga seperti menghindari aku. Sori, kalau aku kemarin keterlaluan. Kupikir wajar kalau orang pacaran itu berciuman." David menampilkan wajah bersalah.
Freya menarik tisu yang ada di sisi kanan meja. Setelah mengusap mulutnya, dia berkata, "Aku nggak marah. Mungkin aku cuma lagi PMS aja, jadi moodku rada kacau."
David mengembuskan napas lega. "Syukurlah kalau begitu. Kalau emang kamu ngerasa berat dengan pekerjaanmu, katakan saja. Aku ada buat bantuin kamu. Atau kalau emang d'Amore menyulitkanmu, kamu bisa bilang Pak Antoinne untuk pindah ke hotel lain. Di Toegoe Hotel misalnya. Kan masih satu grup sama Livian."
Freya mengerutkan alis dengan ekspresi gusar. Perkataan David seolah menganggapnya lemah dan tak berkompeten. Bagaimana pun sulitnya tantangan yang harus dihadapi di d'Amore, Freya tak akan menyerah. Dia ingin membuat Papa Antoinne bangga dan bisa pindah ke Surabaya untuk bekerja di kantor pusat.
"Kok Mas bukannya nyemangatin tapi malah kaya ngremehin aku sih?"
"Bukan gitu, Fre. Sepertinya kamu tertekan banget dengan pekerjaanmu. Bisa-bisa kamu jadi sakit." David berusaha beralibi. Namun, alasannya justru semakin membuat Freya merasa David tidak mendukungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralel (Completed)
Literatura KobiecaYogyakarta .... Kota yang ingin Freya Weningsari hindari. Namun, gadis itu harus mau menetap karena dia mendapat misi menjadi pemimpin di d'Amore hotel. Di hotel itu, dia bertemu dan jatuh cinta dengan David Bagaskara. Mereka saling bersaing ... tap...