Hai, Deers! Jangan lupa tinggalkan jejak yak.
💕💕💕
Napas Freya terengah. Dia menatap sengit pintu jati yang masih bergetar seolah pandangannya bisa menembus.
"David Bagaskara, kamu nggak tahu gimana usahaku biar nggak mengecewain orang-orang sebagai putri tiri keluarga Bollen!" desis Freya seolah berkata langsung pada David.
Gadis itu memejamkan mata, berusaha untuk meredam emosi yang membara. Dia terganggu sekali dengan pandangan David yang menyatakan dia hanyalah nunut beruntung karena menjadi putri tiri di keluarga Bollen.
David tidak pernah tahu usaha Freya mencapai titik ini. Di mana dia harus meninggalkan ibunya, mengalami penderitaan saat hidup bersama ayahnya dan pada akhirnya dia lari saat merasa nasib tak berpihak padanya. David juga tidak tahu masa lalu, di mana saat bahagia bersama Mama Rani harus terenggut ketika mama angkatnya memutuskan menikah dengan seorang lelaki Perancis. Dia harus sekuat tenaga menutupi masa lalunya sehingga media tidak mengendus masa lalu kelamnya. Tetap berpura-pura menjadi anak kandung Mama Rani padahal wanita yang melahirkannya sedang meringkuk di penjara.
Freya benci dengan semua pemikiran orang. Apalagi David—satu-satunya teman laki-laki yang cukup dekat dengannya—ternyata juga berpikiran yang sama. Apa yang dicapai Freya sampai di titik ini harus mengorbankan banyak hal. Waktu, tenaga, perasaannya … dan perasaan sang ibu.
Sejak Freya mengusir David dari ruangannya, dia sangat enggan berhubungan dengan lelaki itu. Dia bahkan enggan menerima telepon atau membalas pesan di luar jam kantor bila tidak berkaitan dengan pekerjaaan. Baginya, David yang dikenal ramah oleh karyawan hotelnya, adalah lelaki yang harus dihindari karena bisa mendistraksi fokusnya dalam bekerja.
Namun, rupanya David tidak tinggal diam begitu saja. Freya semakin kesal dengan ulah David yang menurutnya sengaja mengusik ketenangannya.
"Freya!" David berjalan cepat mengikuti Freya sepulang kerja.
Freya yang mendengar suara David dari ujung lorong, segera berjalan cepat seperti dikejar kompeni. Tapi, langkah pendeknya cepat sekali disusul oleh David. Bahkan kini tangan lebar lelaki itu sudah melingkar di pergelangan tangannya.
"Apaan sih?" Freya menepis tangannya. Kepalanya menengok ke kanan kiri memastikan bahwa tak ada yang melihat di situ. Walaupun dia tahu, bagian security yang mengawasi cctv, pasti melihat momen itu.
Freya mengusap pergelangan tangan kirinya melingkar. Dia mengerling jengah pada David yang sudah ada di hadapannya.
"Kamu kenapa sih, Fre? Aku salah apa?"
"Nggak ada salah." Freya membuang muka dari David. Dalam hati Freya merutuk, kenapa David begitu tidak peka.
David mendesah. Dia menatap Freya dengan pandangan tak mengerti.
"Jangan ganggu aku!" Kalimat terakhir itu diikuti oleh suara hak sepatu Freya beradu dengan lantai lorong yang menuju ke luar. Dia meninggalkan David dengan perasaan berkecamuk.
Freya! Ncen koen nggak profesional banget! Polahmu sekarang kaya anak kecil merajuk, tahu! Gadis itu mengatur napasnya sembari menyusuri lorong yang tidak terlalu panjang. Namun, dia tahu pandangan David yang tajam seolah menusuk punggungnya.
Begitu sampai di outdoor area, Freya bisa mengembuskan napas lega. Beruntung lorong tadi bercabang menuju ke parkiran dan ke arah kolam renang, sehingga David pasti tidak akan menyangka dia akan berenang sore itu. Sungguh, Freya tidak ingin David mengikutinya dan menemukannya dalam keadaan berbaju renang. Gadis itu memang ingin melakukan sedikit penyegaran setelah penat beraktivitas. Melihat suasana kolam renang yang sepi, rencana awalnya bisa terlaksana dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralel (Completed)
ChickLitYogyakarta .... Kota yang ingin Freya Weningsari hindari. Namun, gadis itu harus mau menetap karena dia mendapat misi menjadi pemimpin di d'Amore hotel. Di hotel itu, dia bertemu dan jatuh cinta dengan David Bagaskara. Mereka saling bersaing ... tap...