55. Malam Sunyi

429 81 3
                                    

Hai, Deers! Buat kalian yang baca, kuy klik bintang dan komen banyak-banyak. Semoga terhibur yak!

❤️❤️❤️

Freya terdiam, tapi otaknya menimbang-nimbang tawaran David. Waktu sudah sangat mepet. Untuk mendapatkan calon costumer pasti bukan perkara mudah. Bahkan Freya hanya mampu menjaring tak sampai sepuluh tamu saja dari sekian banyak promosi yang dia unggah di media sosialnya.

Kembali Freya menggigit sudut bibir kirinya, sambil melirik David. Tangannya bermain anting yang menjuntai di telinga kanan. 

"Baiklah." Freya terpaksa menerima tawaran David. 

"Dengan satu syarat." David mengacungkan telunjuknya. "Beri aku kewenangan penuh terhadap event ini. Kamu rela?"

 "Oke."

David tersenyum puas. Tarikan bibirnya entah kenapa seperti seringai menakutkan di mata Freya. 

"Mas …."

David yang sudah bangkit dari duduknya, urung melangkahkan kakinya. Dia berbalik. Kedua alisnya naik. "Ada apa?"

Freya mengerucutkan bibir. Dia merasa akhir-akhir ini David berubah. Freya tak menyadari kapan pastinya. Hanya saja perlakuan David terasa aneh. Laki-laki itu seolah ingin menguasainya. 

"Nggak …." Freya tersenyum tanggung. Dia urung mengatakan apa yang dirasakannya. Gadis itu tidak ingin dianggap terlalu meminta perhatian David. 

Ya, mungkin David sibuk karena belakangan kekasih Freya itu memang mempunyai pekerjaan ekstra dengan mengkoordinasi tim panitia event tahun baru. Mungkin hanya perasaan Freya saja yang terlalu sensitif karena tegang menghadapi pekerjaan akhir tahun yang sangat banyak.

Mungkin ….

***

Sementara itu, begitu memasuki ruangannya, David segera menghubungi CEO perusahaan karoseri yang merupakan sahabatnya.

"Makasih bantuannya, ya, Bro," ucap David tulus.

"Kamu aneh banget sih, Vid. Kemarin minta tolong aku buat ambil paket tahun baru di hotelmu. Tiba-tiba, sekarang kamu malah suruh aku cancel dan merekom ke hotel lain."

David tertawa miris. "Iya. Sori. Aku mau kasih pelajaran sama seseorang." 

Sayangnya, dia adalah musuh yang dicintai. Ironis banget. Dalam hati, dia merutuki nasibnya karena jatuh cinta dengan gadis yang tidak seharusnya dia cintai. 

"Pokok'e suwun banget, ya, Dab. Besok-besok kalau aku minta bantuan lagi, ojo kapok ya."

David meletakkan gawainya dengan senyum puas yang menghias wajah. Rencana dadakan untuk memberi pelajaran Freya agar tak arogan akhirnya berhasil. Walau sebenarnya di lubuk hatinya, laki-laki itu juga merasakan nyeri yang luar biasa ketika membayangkan wajah memelas Freya. Saat dia seharusnya bisa menepis perasaannya, di sisi lain rasa cintanya semakin membuncah. 

Nggak! Aku harus membuat Freya menyerah tanpa harus merasakan sakit! Akan kubuat dia benar-benar mencintaiku sehingga keras kepalanya akan melunak! 

Sebenarnya David berhasil mendapatkan calon tamu yang akan mengikuti event tahun baru ini. Namun, dia belum sempat memberi tahu saat rapat. Sehingga walaupun dia terpaksa kehilangan satu perusahaan, dia tidak khawatir karena batas kuota minimal tamu sudah dia kantongi. Kini David kembali menghubungi salah satu temannya yang menjadi kepala sekolah di sebuah SMA negeri di Yogyakarta. 

Tak hanya itu, David pun berhasil mendapatkan calon tamu lainnya. Sebuah perusahaan konveksi di Solo juga ingin mengikuti pesta malam tahun baru di d'Amore. Walau sudah mendapatkan calon tamu, dia memilih diam. Membiarkan Freya berkutat dengan kekalutannya lebih dahulu. Itu balasan setimpal karena telah meremehkannya.

Paralel (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang