Halo, Deers! Freya n David datang lagi ya. Buat yang nungguin cerita Elang dan Gandhes, sabar dulu. Kalian vote n komen rame2 di cerita ini, biar aku semangat nyelesaiin ceritanya. Selamat membaca ....
***
"Beno, perbesar lagi bagian ini!" Freya menunjuk di bagian saucier section.
Beno, sang petugas ruang monitoring, segera melakukan perintah Freya.
Freya semakin mendekatkan kepalanya walau gambar sudah diperbesar dengan resolusi yang bagus sehingga tampilan tidak pecah. "Dia … sengaja mencabut rambutnya dan menaruh di saus steak?!"
Freya mengerjap berulang seraya menelan ludah kasar. "Kenapa hotel ini seperti sengaja disabotase agar mendapat keluhan? Siapa dalangnya?"
Jari-jemari Freya mengepal kuat hingga tangannya bergetar hebat. Dia tak percaya apa yang dilihatnya. Apakah ada yang tak menyukainya hingga tega mengacaukan hotel?
Freya tak sabar menunggu hari berganti karena dia akan mengadakan sidak di resto hotel. Rencananya dia juga akan memanggil Satria sebagai penanggung jawab bagian Food and Beverage.
"Siapa yang bertugas di saucier section hari Rabu siang lalu?" Freya berjalan cepat diikut Satria di sampingnya.
Satria hanya menggaruk tengkuk tak gatalnya. Dia tidak membawa tabletnya sehingga tak bisa menjawab pertanyaan Freya.
"Saya lupa, Bu. Nanti kita lihat saja jadwal yang ditempel di kitchen siapa yang bertugas." Satria berusaha memberi solusi.
Freya tidak berkomentar lagi. Begitu memasuki resto dia berbelok ke arah kanan dan segera bergabung dengan keriuhan aktivitas dapur hotel pagi itu. Gadis itu berdiri di depan pintu dapur dan memandang sekeliling. Mengetahui kedatangan Freya, beberapa orang yang ada di situ menoleh sejenak ke arah sang general manajer.
"Di mana jadwal shiftnya?" Freya tidak ingin berlama-lama. Dia tak sabar ingin segera mengungkap siapa dalangnya dan apa motifnya dengan mengorek keterangan si pelaku.
Satria segera berjalan lebih dulu untuk menunjukkan papan berisi jadwal shift selama satu bulan di salah satu sisi dapur.
Sesampainya di depan papan, Freya mendongak. Matanya memicing membaca tulisan dalam tabel. "Mahfud, Endang, dan Ibrahim. Panggil ketiganya ke ruangan saya!"
"Mahfud sudah mengundurkan diri, Bu. Kemarin dia sudah tidak berangkat shift sore."
Freya menoleh. Dia memandang Satria yang masih setia berdiri di sebelahnya. "Undur diri?"
"Iya. Sebelum meeting kemarin semua karyawan dapur, dipanggil Pak David. Tapi setelah meeting, Mahfud dipanggil sendiri oleh Pak David. Terus kemarin tiba-tiba Mahfud mengajukan surat pengunduran diri ke HRD," terang Satria.
Lagi-lagi David! Freya mengeratkan rahangnya. Dia merasa David berulang kali melangkahinya. Seharusnya saat ada kejadian itu, Freya diberitahu!
Freya berbalik dan menyapukan pandang ke semua sudut dapur. Api yang menyala di atas masakan saat seorang chef menuang wine, sama seperti emosi Freya yang berkobar-kobar. Dia lantas keluar dari dapur dengan perasaan tersisih dan kemarahan yang menggelegak.
Ya, David memang kekasihnya. Tapi, untuk urusan pekerjaan, Freya menganggap David sebagai partner kerja. Tidak lebih!
"Pak David!" Freya langsung membuka pintu ruangan David begitu dia kembali dari sidak.
David yang baru saja datang dan sedang menghidupkan komputernya menoleh. "Ya?" Kedua alis David terangkat.
Freya langsung melangkah masuk, tak memedulikan pintu yang masih menganga. Dia duduk di depan David dengan gerakan kasar. "Setelah meeting, Bapak memanggil salah satu karyawan saucier section?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Paralel (Completed)
ChickLitYogyakarta .... Kota yang ingin Freya Weningsari hindari. Namun, gadis itu harus mau menetap karena dia mendapat misi menjadi pemimpin di d'Amore hotel. Di hotel itu, dia bertemu dan jatuh cinta dengan David Bagaskara. Mereka saling bersaing ... tap...