11. Gerak Cepat

658 154 12
                                    

Hai, Deers!Maapkeun baru up. Kemarin sudah tepar. Jangan lupa vote n komen😍 Selamat membaca

⚘⚘⚘

Pak Mardi datang tergopoh dengan perut naik turun. Helaian rambut tampak turun ke dahi yang menonjol. Masih dengan napas terengah, Pak Mardi berkata, "Ya, Bu. Ada yang bisa saya bantu?"

Freya melirik sengit. Wajahnya masih menunduk. Tangannya yang menggenggam pulpen menari di atas permukaan selembar sticky note. Dia memilih menyelesaikan aktivitasnya, sebelum menjawab lelaki bertubuh subur itu.

Keheningan menguasai ruangan itu. Sunyi yang mencekik, membuat dada Pak Mardi kembang kempis. Suara detikan jarum jam seperti suara bom waktu yang siap meledakkan jantung Pak Mardi yang berdetak dengan cepat.

Assisten general manajer itu masih berdiri, menanti Freya yang dengan serius mencatat hasil temuan di setiap halaman laporan. Lima menit kemudian, Freya meletakkan pulpen, kemudian tangannya yang bersedekap ditumpukan di atas meja.

Senyum kembali terurai dan Freya mengulurkan tangannya untuk mempersilakan Pak Mardi duduk.

Alis tebal Pak Mardi bersatu di pangkal hidung. Dia ragu menyambut tawaran Freya.

"Monggo, Pak. Pinarak lenggah (Silakan duduk)!"

Kuduk Pak Mardi semakin merinding. Ia mengelap telapak tangan basahnya pada kain celananya. Dengan ragu dia meletakkan pantatnya di tepian kursi.

Sementara itu, Freya masih memperhatikan semua gerak itu Pak Mardi. Senyuman yang membentuk lengkungan bagai sabit yang siap menyayat hati Pak Mardi dengan kata-katanya.

"Pripun, Bu?" tanya Pak Mardi terbata.

"Ehm, begini, Pak. Dua minggu mempelajari manajemen hotel ini, ternyata memang benar kalau hotel pantas mendapat rating rendah. Saya ingin segera kumpulkan manajer dari semua departemen, kita meeting darurat sekarang!"

***

Siapa yang bisa mengelak titah pemimpin teratas di D'Amore Hotel? Perintah Freya Weningsari Bollen yang dikenal putri tiri founder dan CEO Livian Group-perusahaan yang menaungi D'Amore-seolah sabda sang ratu yang harus dilaksanakan.

Pagi ini juga semua pimpinan departemen di D'Amore Hotel berkumpul di ruang meeting meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka sudah duduk mengelilingi meja putih panjang dengan tablet di depan mereka.

Derik pintu terbuka membuat semua orang yang mayoritas laki-laki menoleh ke arah perempuan yang memasuki ruangan. Kasak kusuk terhenti seketika dan diganti oleh ketukan high heels yang berirama hingga membuat suasana semakin tegang. Di belakang Freya, berjalan seorang perempuan muda bernama Bita yang membantunya membawakan beberapa berkas.

Freya duduk di ujung meja. Ia memandang bergantian setiap peserta yang mengalihkan tatapan seolah bila bersirobok dengannya mereka akan menjadi batu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi, Bapak Ibu Manajer Departemen. Mohon maaf dengan pertemuan dadakan ini, karena saya akan membicarakan penggelembungan dana yang saya temukan dalam cash flow hotel ini."

Bisik-bisik seperti dengungan lebah memenuhi ruang meeting. Freya menajamkan pandangan pada setiap karyawannya yang terlihat saling berbisik dengan rekan sebelahnya.

"Saya sudah mencocokkan ke laporan keuangan, dan saya kaget sekali kenapa di hotel kita ini masih ada penggelembungan dana. Memang laporan yang saya periksa ini adalah laporan tahun ini yang belum diaudit. Tapi, kalau auditornya tidak jeli, mungkin akan dianggap wajar. Sekarang saya ingin tahu penggunaan dana sepuluh juta yang merupakan dana lebih yang harus ditanggung hotel!"

Gumaman tidak jelas semakin terdengar keras. Beberapa orang bereaksi berbeda, dan mengeluarkan komentar masing-masing kepada orang di sebelahnya.

"Atau perlukah kantor pusat mengetahui hal ini untuk dilakukan pengusutan lebih lanjut?"

Seorang laki-laki muda mengangkat tangannya. "Bu, sebaiknya masalah ini jangan sampai diketahui kantor pusat. Mungkin Ibu bisa membentuk tim untuk melakukan pengusutan di mana dana itu bocor. Siapa tahu itu hanya kekeliruan saja."

Freya mengerutkan alis. Kepalanya meneleng memperhatikan gerakan mulut manajer food and beverage yang masih muda itu. Dia mempertimbangkan saran itu di kepalanya.

"Saya menemukan laporan dana yang menggelembung sebanyak ratusan juta pada laporan yang saya ambil dari ruang arsip. Di antara file lama, laporan yang sepertinya hendak dimusnahkan itu menarik perhatian saya karena terselip di antara kertas lusuh. Tapi, yang menjadi pertanyaannya, siapa yang memakan uang ini?" Freya melirik Pak Mardi yang berkeringat dingin.

💕Dee_ane💕

💕Dee_ane💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paralel (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang