Fear

7.9K 1K 34
                                    

Belum beres udah main up, maafkan..

•••

Saat Wei Ying kecil dia selalu tersenyum melihat bagaimana telinga Papanya yang muncul. Jika Papanya sedang sedih telinga itu akan turun kebawah, kemudian dia memasang wajah memelas yang membuat Mamanya takluk dengan keimutan itu. Itu menyenangkan dia juga tidak mau kalah dengan telinga dikepalanya.

Hingga suatu hari Wei Changze bercerita tentang alasan telinga dan ekornya.

“A-Ying beberapa orang sejak dulu menikahi hewan. Itu dilakukan agar dewa hewan tidak marah.” Ucap Wei Changze.

“Kenapa?” Tanya Wei Ying heran.

“Karena sejak dulu hewan diburu manusia.”

Wei Ying mengingat sebuah film yang pernah ditonton bersama kelurganya yang bercerita tentang pemburu hutan. Tapi yang membuat heran disana tidak ada kelinci yang diburu. Jadi dia bertanya, “Tapi kenapa kelinci kan tidak diburu? Dan kenapa kita memilikinya juga?”

“Dulu kelinci sering diburu manusia saat mereka tinggal di hutan. Dan ini adalah kutukan turun temurun A-Ying. Sudah tak aneh, dan A-Ying mungkin kan bertemu teman yang sama punya telinga hewan.” Jelas Papanya dan Wei Ying mengangguk mengerti.

Wei Ying juga penasaran hewan apa lagi yang menikah dengan manusia. Wei Ying memiringkan kepalanya membuat telinganya sedikit bergoyang, “Apa hewan lainnya?”

“Seperti kucing, singa, rusa atau mungkin burung.”

“Burung? Jadi mereka memiliki sayap dan bisa terbang?” Wei Ying mendekat pada Papanya dan naik ke pangkuannya.

“Iya dan mereka juga bisa terbang loh...” Wei Changze membuat putra kecilnya semakin bersemangat.

“Wah menakjubkan A-Ying ingin lihat!!” Wei Ying berbinar ingin melihat bagaimana orang yang memiliki sayap.

Namun antusias Wei Ying hanya sebentar hingga Papanya mengatakan hal lain mengenai mereka.

“Tapi A-Ying harus tahu kalau sekarang orang seperti kita itu sudah sangat sedikit dan mungkin bagi beberapa itu terlihat aneh, menjijikan atau bahkan mereka tidak mau lihat.”

“Ta-tapi kenapa?” Telinga kelincinya turun kebawah dengan wajahnya berubah sedih.

“Jadinya kita perlu menyembunyikan telinga kita A-Ying. Jangan sedih kamu menggemaskan tahu memiliki telinga kelinci seperti Papa mu ini.” Wei Changze memeluk Wei Ying dengan hangat.

•••

Wei Ying menunduk sambil menyentuh telinga kelincinya. Itu Lan Wangji, yang duduk disebelahnya. Wei Ying mulai gemetar takut.

Tapi Lan Wangji malah mendekat dan memberikan topinya yang ditaruh diatas meja.

“Sembunyikan kalau tak ingin orang tahu.” Katanya datar.

Tapi bagi Wei Ying itu bukan hanya sebuah kata kata datar. Itu terkesan sangat manis.

Jadi dia tersenyum kecil dan perlahan telinga kelincinya menghilang berganti kembali ke telinga manusia.

Lan Wangji kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan kembali keluar kelas.

Xiao Zhan melihat muridnya yang sudah tenang dengan telinganya kembali menjadi telinga manusia. Dia lalu mengajak nya untuk keluar dari kelas untuk makan bersama di kafetaria.

•••

Ketika jam pulang sekolah para orangtua terlihat menjemput anak-anak nya. Termasuk Lan Zhan yang kini dituntun oleh seorang pria menuju mobil. Sementara Wei Ying hanya diam dekat dengan gurunya.

Wen Chao yang melihat itu hanya heran kenapa murid pendiam ini dekat dengan pamannya.

“Hei apa orangtua mu tidak menjemput?” Tanya Wen Chao.

“A-Chao jangan mengganggu teman mu.” Ucap Xiao Zhan yang membuat keponakannya itu mengendus kesal, padahal dirinya hanya ingin mengobrol saja.

“Zhan apa kamu belum selesai?” Tanya seorang pria yang datang mendekat dengan seorang anak dituntunnya.

“Ah Yibo, belum masih ada yang belum dijemput.” Ucap Xiao Zhan melihat murid kelincinya yang diam duduk diatas kursi.

Wang Yibo lalu berjongkok agar bisa melihat murid yang terlihat malu-malu itu.

“Halo, aku Wang Yibo, Laoshi dari kelas sebelah. Dan ini murid ku Jiang Wanyin.” Wang Yibo lalu memperkenalkan murid yang berdiri disebelahnya.

“Hai.” Ucapnya memalingkan pandangannya dengan wajah yang ditekuk.

“Aku tidak tahu ada kucing juga disini.” Kata Xiao Zhan yang membuat anak bernama Jiang Wanyin itu menoleh kearahnya.

“Maksud paman dia kucing.” Wen Chao menunjuk kearah Jiang Cheng yang entah bagaimana telinga putih terlihat muncul dan ekor putihnya bergerak karena tidak suka.

Xiao Zhan lalu menepuk kepala Wen Chao hingga membuatnya mengusap-usap karena sakit.

“Tidak sopan ya kamu ini!”

Wei Ying yang melihat anak dihadapannya terlihat tidak peduli dan tertawa ketika Wen Chao dipukul Laoshinya.

Sementara Wei Ying hanya terkejut dengan anak itu yang memperlihatkan telinga dan ekornya. Itu membuat Wei Ying kembali merasa kalau telinga dan ekor kelincinya tumbuh hingga membuat topinya terjatuh.

“Aaa.... Kelinci!” Wen Chao langsung mendapat kembali pukulan kecil pamannya yang kali ini berasal dari Wang Yibo.

Jiang Cheng yang melihat anak dihadapannya merasa pernah melihatnya tapi dia tidak ingat dimana. Jadi dengan ekornya yang bergoyang-goyang akhirnya dia ingat.

“Paman Wei?”

“Kamu tahu Papa ku.” Wei Wuxian ragu.

“Tentu saja dia asisten ayah ku. Ah ini pertamakali nya kita bertemu, aku Jiang Wanyin.” Kata Jiang Cheng mengulurkan tangannya.

“Wei Wuxian.” Jawab Wei Ying menyodorkan tangannya.

Wei Ying tersenyum senang, telinganya naik sepenuhnya lurus karena bahagia. Dia tidak malu untuk sesaat memperlihatkan telinganya.

Mereka berdua lalu mulai mengobrol dan mengabaikan Wen Chao yang mendapat ceramah dari Wang Yibo soal sopan pada seorang yang berbeda. Dan itu sangat membosankan membuatnya tidak menyukai Wang Yibo.

Hingga akhirnya Cangse Sanren datang menjemput putranya dan kaget begitu melihat putranya membiarkan telinganya terlihat orang lain. Wei Ying menjawab temannya juga memilikinya dan seorang teman sebangkunya peduli padanya. Itu membuat Cangse Sanren tidak terlalu khawatir dengan Wei Ying yang selalu ragu bertemu dengan orang lain.

“Kalau gitu A-Ying jadilah teman yang baik untuknya.

“Tentu saja mereka teman Wei Ying.” Wei Ying tersenyum pulang dengan telinga yang bergoyang membiarkan siapapun melihat keluguannya.

” Wei Ying tersenyum pulang dengan telinga yang bergoyang membiarkan siapapun melihat keluguannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang