Lan Zhan menjalani hari-hari nya sambil memikirkan bagaimana keadaan Wei Ying saat ini. Apakah dia masih penakut seperti dulu atau kini telah berubah menjadi lebih berani atau nakal?
Tidak, itu tidak mungkin Wei Ying-nya tidak mungkin berubah menjadi anak nakal. Lan Zhan tidak bisa membayangkan bagaimana Wei Ying yang rusuh seperti Luo Binghe.
“A-Zhan.” Panggil Lan Huan melihat adiknya yang menggelengkan kepalanya tiba-tiba.
“Mn?” Jawab Lan Zhan.
“Apa yang kamu pikirkan?” Tanya Lan Huan penasaran.
Lan Huan cukup penasaran dengan adiknya sebab yang ada dipikiran sang adik hanyalah Wei Ying, keluarga dan belajar. Hanya 3 hal yang terkadang ketiganya membuat adiknya terlihat berpikir keras.
Lan Huan masih ingat ketika adiknya mimpi basah untuk yang pertama kalinya. Dengan wajah yang memerah dan membawa seprai beserta selimut ke ruang laundry dipagi hari. Lan Zhan terlihat sangat malu begitu keluarganya melihatnya mencoba menyalakan mesin cuci. Semua langsung bertanya dan menebak kalau Wei Ying lah yang ada di mimpi sang adik.
“Apa itu Wei Ying?” Tebak Lan Huan.
Lan Zhan menundukkan sedikit wajahnya dan tanpa sadar ujung telinganya memerah yang berarti tebakan Lan Huan benar. Ya siapa sih yang tidak akan tahan dengan pesona Wei Ying yang menggemaskan, meskipun menurut Lan Huan kucing lebih mengemaskan baginya.
“Jadi apa yang dipikirkan adikku ini?”
Lan Zhan terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, “Hanya memikirkannya saja.”
“Sungguh?” Goda Lan Huan.
“Mn.” Jujur Lan Zhan karena memang dia hanya memikirkannya.
“Apa berarti kamu merindukannya juga?”
Lan Zhan mengangguk, “Mn. Rindu.”
“Ingin menghubunginya?” tanya Lan Huan menawarkan.
“Tidak.”
“Kenapa?” Heran Lan Huan sebab Lan Zhan tidak pernah menghubungi Wei Ying sekalipun kecuali surat surat yang berdatangan.
“Hanya dengan surat, tidak boleh dengan yang lain.” Jelas Lan Zhan singkat.
Lan Huan menutup mulutnya tidak percaya betapa adiknya sangat merindukan Wei Ying dan dia bisa menahannya setelah sekian lama.
Begitu Lan Zhan pergi ke kamarnya Lan Huan langsung menghubungi seseorang yang dirasa bisa mengobati kerinduan adiknya.
°°°
Beberapa hari kemudian Lan Huan mengundang Lan Zhan untuk masuk ke kamarnya sebab ada sesuatu yang ingin ditunjukan padanya.
Lan Zhan tidak tahu apa itu tapi Lan Zhan hanya masuk dan melihat kakaknya duduk di meja lesehan dengan sebuah laptop yang menyala dihadapannya.
“Kemari dan duduklah.” Ajak Lan Huan.
Lan Zhan lalu duduk di sisi meja lainnya. Sementara Lan Huan memposisikan laptop agar terlihat oleh sang adik. Setelah siap Lan Huan lalu memutar sebuah video yang membuat Lan Zhan memerah, Wei Ying-nya ada disana dengan seragam sekolah.
Wei Ying terlihat memiringkan kepalanya saat kamera mendekat.
“A-Cheng kenapa kamu membawa kamera video?” Tanya Wei Ying.
“Aku hanya merekam mu saja.” Kata Jiang Cheng.
“Jangan merekam ku, rekam saja yang lain.” Wei Ying sedikit memerah karena malu.
“Ya lebih baik kamu rekam diriku yang tampan ini saja.” Sahut seseorang yang berada di belakang Wei Ying.
Lan Zhan membulatkan matanya melihat siapa yang duduk di belakang Wei Ying. Dia tahu benar siapa itu. Seorang yang paling sering membuat Wei Ying ketakutan.
Lan Huan tiba-tiba merasakan sebuah hawa gelap yang menyelimuti dirinya. Dia melihat kearah adiknya yang ternyata mengeluarkan aura hitam, bukankah seharusnya Lan Zhan bahagia dengan video itu?
“Kakak.”
“Y-ya?”
“Kapan kita kembali kesana?” Tanya Lan Zhan serius. Tatapannya tajam dan gelap. Lan Huan menelan salivanya, adiknya terlalu menakutkan.
“Se-segera.” Jawab Lan Huan.
Sementara dalam pikiran Lan Zhan saat ini dirinya tengah berperang dengan batinnya.
‘Singkirkan anjing itu sebelum mempengaruhi Wei Ying-nya!’
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...