Flower

1.5K 239 9
                                    

Lan Wangji dikenal sebagai orang paling dingin namun tampan. Tetapi dinginnya Lan Wangji kali ini terasa berbeda, seolah ada bunga-bunga disekelilingnya hingga membuat semua yang melihatnya merasa aneh.

Bahkan ketika di kantin Lan Wangji dengan penuh perhatian menyuapi Wei Wuxian dengan masakannya. Wajahnya yang tenang dengan senyuman super tipis namun menggoda, menyendok dengan hati-hati makanan dalam tempat makan itu.

Tangannya perlahan menyuap pada si kelinci yang mengunyah sambil memegangi tumbler berisikan jus buah.

“Makan yang banyak ya Wei Ying.” Ujarnya senang saat suapan lainnya masuk dalam mulut si kelinci.

“Mn,.. te—”

“Kunyah dan telan terlebih dahulu sayang baru boleh bicara.” Kata Lan Wangji lembut hingga membuat orang-orang disekitarnya terkejut dengan ucapannya itu.

Biasanya Lan Wangji akan terdengar datar dan datar bahkan pada Wei Wuxian walaupun dia sangat mencintai dan memanjakan selalu Wei Wuxian. Tapi apakah bunga-bunga samar yang dilihat semua orang membuatnya benar-benar menjadi lembut dan menghangat?

“Lan Zhan aku sudah kenyang.” Ujar Wei Wuxian sambil mengusap perutnya.

“Satu suapan lagi Wei Ying.”

“Sudah Lan Zhan aku kenyang, ditambah kamu gak kasian sama A-Cheng yang nungguin aku buat ke kelas.” Ujar Wei Wuxian melihat si kucing putih yang terlihat sangat kesal menunggu.

“Dia bisa pergi ke kelas sendiri.” Lan Wangji mengusir secara halus.

“Lan Wangji aku telah menunggu disini selama 20 menit dan kau mengusirku begitu saja?” Kesal Jiang Wanyin.

“Lan Zhan jangan seperti itu, bagaimanapun A-Cheng juga akan menjadi kakak ipar mu. Juga kelasnya sekitar 2 jam saja, dan setelah itu mari kita pulang.” Ucap Wei Wuxian yang kemudian meminum jusnya. “Tunggu aku ya.” Lanjutnya mencium cepat pada pipi suaminya.

Wei Wuxian kemudian pergi dengan Jiang Wanyin menuju kelas. Sungguh disayangkan sebab selain kegiatan klub, kelas ini saja yang mereka berdua berbeda jadwalnya.

Ketika Lan Wangji memperhatikan Wei Wuxian benar-benar pergi dari pandangannya semua yang berada didekatnya langsung merasakan dingin yang mencengkram membuat merinding.

Beberapa bahkan langsung membawa makanan mereka untuk pindah kemeja yang jauh dari Lan Wangji.

•••

Di kelas Wei Wuxian memperhatikan apa yang dikatakan dosennya. Bagaimanapun setelah semester sekarang selesai dia akan mengambil cuti kuliah untuk beberapa waktu.

Sepanjang dosen menjelaskan Wei Wuxian hanya fokus ke depan tanpa menghiraukan orang-orang yang diam-diam melirik kearah jendela. Wei Wuxian tidak peduli, ia hanya ingin belajar sebelum cuti kuliahnya dimulai sebelum semester baru dimulai.

Hingga akhinya Jiang Wanyin yang duduk disebelahnya menepuk dan menunjuk ke arah jendela yang memperlihatkan Lan Wangji tengah melihat ke arahnya.

“Em, Wei Wuxian. Bisakah kamu minta suami mu untuk...”

“Baik pak.” Jawab Wei Wuxian yang langsung keluar menghampiri Lan Wangji. Ia kemudian mengajak Lan Wangji masuk kedalam dan meminta untuk duduk disebelahnya.

Hal itu sontak membuat dosen menggelengkan kepalanya. Dia berniat meminta Wei Wuxian agar Lan Wangji menunggu ditempat lain dan bukannya duduk di sebelahnya dengan bunga-bunga disekitarnya? Tunggu dia mungkin salah lihat.

Wei Wuxian kemudian kembali fokus dan tidak memperdulikan pandangan Lan Wangji yang sepenuhnya kearahnya. Bahkan setelah kelas selesai Lan Wangji masih sibuk memperhatikan Wei Wuxian.

Jiang Wanyin mengerutkan dahinya sambil berkata, “Wei Wuxian ada apa dengan suami mu yang kelakuannya aneh ini?”

“Oh mungkin karena Lan Zhan khawatir saja dengan ku.” Balas Wei Wuxian sambil membereskan bukunya.

“Memangnya kau sakit apa?”

“Bukan sakit sih, hanya saja memerlukan 9 bulan lebih untuk sepenuhnya bisa keluar.” Ujarnya sambil mengusap perutnya yang masih rata.

Jiang Wanyin langsung melirik kearah Lan Wangji tanpa memperdulikan telinga kucing dan ekornya yang seketika muncul. Lan Wangji hanya mengangguk senang dengan jawaban istri tercintanya.

“Lan Wangji kenapa kau menghamili A-Ying ku!!!” Pekiknya hingga terdengar oleh satu kelas.

“Dia istriku.” Jawabnya datar.

“Tapi ughhh!!! Kau tahu kan kita mas—”

“A-Cheng tenang saja, aku hanya hamil bukan hal yang menakutkan.” Potong Wei Wuxian dengan santai. Dia kemudian mendekat dan berbisik, “Lagi pula aku yakin Xichen Gege pasti ingin cepat melahap mu setelah mengetahui kehamilan ku.”

Jiang Wanyin merasa merinding mendengarnya. Dia bisa membayangkan wajah tunangannya  yang seketika menginginkan untuk...

“A-Cheng kamu baik-baik saja? Wajah mu memerah.” Ucap Wei Wuxian memiringkan kepalanya.

“Aaa sudahlah aku tidak peduli lagi!!” Kesal Jiang Wanyin pergi dengan ekor putih berbulunya yang mengembang.

Wei Wuxian lalu berbalik kearah suaminya, “Apa aku mengatakan hal yang salah?”

“Wei Ying tidak pernah salah.”

“Lan Zhan kita di kampus, jangan menggoda ku.” Kata Wei Wuxian tersipu malu.

“Tapi itu adalah kenyataannya. Mari pulang, Wei Ying.” Ajak Lan Wangji.

Di mata Lan Wangji, Wei Ying-nya tidak pernah salah. Kecuali jika dia dekat dengan orang lain selain keluarga. Lan Wangji kemudian mengambil tas dan menuntun Wei Ying-nya berjalan keluar kampus.

“Lan Zhan pulangnya beli eskrim.”

“Mn.”

  Jujur ini dibuatnya pas sekitaran Maret, terus aku lanjut pas April tapi malah ke hapus semua maafkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Jujur ini dibuatnya pas sekitaran Maret, terus aku lanjut pas April tapi malah ke hapus semua maafkan. Makasih buat yang udah nunggu (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang