Surprise

2K 261 22
                                    

Ketika malam hari Lan Wangji sibuk memperhatikan Wei Wuxian yang tidak bisa diam berjalan kesana-kemari mencari sesuatu yang entah apa itu. Tapi yang jelas saat ini rumah mereka berantakan.

Lan Wangji tidak mungkin melarangnya untuk tidak membuat berantakan rumah. Jadi dia hanya akan bertanya dan membantu apa yang kini dicarinya, "Wei Ying apa yang kamu cari?"

"Mn, aku mencari selotip dan beberapa benda lain seperti kertas warna, pita dan lainnya." Jelas Wei Wuxian yang terlihat berpikir benda apa lagi yang dibutuhkannya.

Lan Wangji dengan sabar menghela nafas mengingat semua benda uang disebutkan kelincinya tidak ada. Mungkin jika selotip ada tapi ia yakin bukan selotip bening biasa yang dibutuhkannya.

"Kita tidak memilikinya, besok pagi kita membelinya." Ucap Lan Wangji.

Tapi seketika Wei Wuxian menurunkan kedua telinga kelincinya dengan wajahnya yang berkerut.

"Tida mau, mau sekarang Lan Zhan..." Rengek Wei Wuxian.

"Ini sudah malam dan-"

"Aku bisa menggunakan jaket dan aku juga belum mengantuk." Potong Wei Wuxian cepat, tak lupa dia memasang wajah memelas hingga membuat Lan Wangji tidak mempunyai pilihan lain selain mengabulkannya.

Lan Wangji mengangguk dan kedua telinga kelinci Wei Ying-nya langsung berdiri tegak dan bergoyang senang.

Setelah bersiap-siap dengan penuh persiapan, termasuk jaket tebal, syal dan kupluk tebal yang kini membungkus Wei Wuxian. Pasangan itu langsung pergi menggunakan mobil ke toko yang sekiranya masih buka di malam hari hanya untuk membeli benda-benda yang ingin diberi Wei Wuxian.

Setelah setengah jam berkeliling akhirnya mereka menemukan toko yang masih buka. Meski pada awalnya toko itu akan tutup. Beruntung Lan Wangji bisa meyakinkan penjaga toko untuk membiarkan keduanya masuk dengan alasan istrinya tengah mengidam membuat sebuah prakarya layaknya anak TK.

Wei Wuxian yang masuk kedalam toko langsung memilih benda-benda yang ingin diambilnya. Ia kemudian memilih untuk mengambil sebuah kotak dan kertas-kertas yang menurutnya mengemaskan. Tak lupa barang barang yang ia cari sebelumnya.

Setelah selesai Wei Wuxian memasang wajah senang menghadap kearah Lan Wangji.

"Sudah?" Tanya Lan Wangji.

"Sudah Lan Zhan. Ayo pulang." Ajak Wei Wuxian dengan polos menarik tangan Lan Wangji menuju pintu keluar.

"Wei Ying bayar dulu." Ujar Lan Wangji sambil melirik kearah penjaga toko yang hanya bisa menggelengkan kepala pada pasangan muda dihadapannya.

Di perjalanan pulang Wei Wuxian tidak sabar ingin membuat kado yang dibayangkannya akan sangat disukai pamannya. Terlebih isi kado itu bukan sembarang kado. Isinya adalah foto hasil USG dimana foto bayi mereka akan diperlihatkan pada orang lain.

"Lan Zhan apa paman akan suka kado yang aku buat?" Tanya Wei Wuxian berpikir.

"Dia pasti akan suka hingga menangis." Jawab Lan Wangji.

"Menangis?"

"Mn, menangis."

Lan Wangji bisa membayangkan bagaimana rupa pamannya yang syok sekaligus senang dan sedih bersamaan ketika mengetahui dia akan memiliki cucu. Itu juga mungkin akan memotivasi pamannya untuk segera menikah.

•••

Keesokan harinya adalah hari dimana pasangan Wangxian menuju kediaman Lan. Meski mereka bangun terlambat untuk hari ini. Hal itu karena semalam Lan Wangji sibuk dengan membereskan barang-barangnya yang Wei Wuxian berantakan dan Wei Wuxian sendiri sibuk membuat kado untuk pamannya.

Beruntung mual di pagi hari Wei Wuxian tidak terlalu parah dan hanya menyisakan sedikit ketidaknyamanan saja.

Setelah sarapan mereka lalu berangkat menuju kediaman Lan. Sepanjang jalan Wei Wuxian sudah tak sambar ingin memberikan bungkusan kado pada pamannya, terlebih setelah diberitahu Lan Zhan-nya kalau pamannya akan menangis begitu membuka kado ini membuatnya semakin penasaran.

Ketika mereka sampai Lan Qiren ternyata masih belum sampai. Tapi pasangan Lan yang melihat bungkusan yang dipegang menantunya begitu penasaran apa isinya.

Wei Wuxian hanya menjawab dengan memasang wajah polosnya menjelaskan, "Maaf tapi ini untuk paman Lan. A-Ying sengaja buat ini spesial untuk paman Lan. Lihat A-Ying sampai memiliki kantung mata karena membuat ini malam malam."

"Tapi apa hanya untuk adikku?" Tuan Lan cemberut.

"Mn, hanya untuk Paman Lan!" Seru Wei Wuxian membuat mertuanya seketika syok.

Pasangan Lan hanya menghela nafas karena menantunya yang menggemaskan lebih memilih Lan Qiren dibanding mereka. Keduanya lalu duduk dan berbincang ringan dengan Lan Wangji.

Begitu Lan Qiren datang dengan menyeret kopernya. Wei Wuxian langsung memintanya untuk duduk disebelahnya.

"Paman Lan, A-Ying punya kejutan untuk paman." Ujar Wei Wuxian dengan senyuman manisnya.

"Kejutan apa?"

"Tapi paman harus janji gak akan nangis." Wei Wuxian mengacungkan jari kelingkingnya kearah pamannya itu.

Lan Qiren lalu menyatukan jari kelingkingnya dengan pasangan keponakannya itu. Dia tak tahu jenis kejutan apa tapi sejak awal Lan Qiren masuk kediaman kakaknya dia melihat pasangan keponakannya membawa bungkusan kado yang dipegangnya dengan erat.

Wei Wuxian tersenyum kemudian memberikan kado yang dibungkus nya dengan rapi pada pamannya. Namun Wei Wuxian tidak sadar akan pandangan pasangan Lan yang memandangnya penuh rasa penasaran dengan apa isinya.

"Paman bukalah!" Wei Wuxian berseru.

Lan Qiren memperhatikan terlebih dahulu bungkusan kado berwarna biru dengan sebuah pita putih. Terdapat hiasan berbentuk kelinci di bagian atasnya. Perlahan ia menarik pita yang mengikat bungkusan itu.

Matanya langsung membelalak melihat sebuah foto yang membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Ini sungguhan?" Lan Qiren terlihat mulai berkaca-kaca.

"Tentu saja roti sudah dalam oven." Balas Lan Wangji yang duduk disisi lain Wei Wuxian. "Sebentar lagi ada mini Wei Ying."

"Apa! A-Xian sedang mengandung?!” Pasangan Lan yang terkejut tidak percaya mereka langsung tersenyum senang walau kabar itu disampikan terlebih dahulu pada Lan Qiren.

Lan Qiren hanya gemetar mengambil foto USG milik pasangan keponakannya. Bisa bisanya selain menikah keponakannya kini akan segera memiliki bayi.

“Wuxian, Wangji selamat.” Ujarnya meneteskan air mata antara senang dan sedih sebab batinnya menjerit, ‘Kali ini aku harus menikah sebelum Xichen.’

“Aaa... Paman kamu menangis!” 

“Ini hanya tangisan bahagia.” sekaligus sedih.

•••

Sementara itu di tempat lain. Lan Xichen yang sedang sibuk dengan pekerjaannya seketika merasa merinding sambil mengusap tangannya.

“Entah kenapa aku merasa ingin segera menikahi kucing ku.” Ujarnya tampa sadar sambil melirik kearah banyak foto Jiang Wanyin yang ditaruh diatas meja kerjanya.

Perlukah LQR menikah?? 🤔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlukah LQR menikah?? 🤔

Terimakasih telah membaca (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang