Wei Wuxian menatap layar ponselnya yang menunjukan video cheese cake yang bergoyang setelah diangkat dari panggangan. Seketika keinginan untuk memakannya muncul dan bayangan dimana ketika cake lembut itu dipotong dan dimakan olehnya.
Ia lalu pergi ke kamarnya untuk menganti pakaian dan memutuskan untuk pergi sendiri ke cafe tempat dimana cheese cake itu berada. Dengan menggunakan jaket over size untuk menutupi perutnya yang membuncit walau itu sepertinya tidak berguna karena sudah sangat besar dan juga tas kecil berisi ponsel dan dompet, ia pergi begitu saja.
Tentu saja Wei Wuxian melupakan satu hal begitu ia keluar dari apartemen, yaitu memberitahu Lan Wangji.
Sementara itu 10 menit kemudian Lan Wangji yang kembali dari mini market terdiam sesaat sebelum akhirnya panik mencari dimana Wei Wuxian.
Sambil mengendarai bus kota Wei Wuxian menikmati perjalanannya. Sudah lama dia tidak pergi sendirian. Biasanya Lan Zhan atau teman temannya yang lain akan ikut pergi bersamanya. Tapi kini dorongan untuk pergi sendiri muncul. Mungkin itu karena pengaruh kehamilannya.
Begitu ia sampai, Wei Ying langsung disambut dengan antrian panjang yang membuatnya mengelus perutnya.
“Ini pasti akan panjang.” Lirihnya sambil menikmati aroma cheese cake di cafe itu.
Sambil terus berdiri Wei Wuxian secara perlahan merasa kelelahan terlebih kini memasuki usia 5 bulan namun karena tidak hanya satu bayi yang dikandungnya membuat ukuran perut nya mirip dengan yang berusia 7-8 bulan.
Beberapa pelayan yang melihatnya langsung memintanya untuk langsung duduk di salah satu meja yang kosong. Mereka meminta maaf atas antrian yang panjang dan juga meminta pesanannya.
Ketika pesanannya selesai dicatat Wei Wuxian merasa sangat senang. Ternyata ada untungnya menjadi seorang yang tengah hamil.
Tapi kesenangan itu berakhir dengan lebih dari 30 panggilan tak terjawab dan 99+ pesan dari suaminya. Saat panggilan lain dari suaminya muncul Wei Wuxian segera mengangkatnya.
“Ha..halo Lan Zhan..?” Kata Wei Wuxian ragu ragu karena dia tahu kalau suaminya pasti sangat khawatir mengingat dirinya pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
“Wei Ying akhirnya kamu mengangkatnya.” Ujar Lan Wangji terdengar lega.
“Lan Zhan maaf... Aku tidak bilang pergi, terus handphone ku silent ternyata.” Cicit Wei Ying tanpa sadar membuat telinga kelincinya muncul di tempat umum. Ia langsung menjadi pusat perhatian tanpa disadari.
“Tidak apa, dimana sekarang?”
“Di cafe xxx.”
“Jangan matikan, aku ke sana sekarang.”
“Tu—” Ucapan Wei Wuxian terhenti kala hanya terdengar suara mobil yang berjalan dengan cepat.
Ya mau bagaimana lagi Wei Wuxian tidak ingin mengakui kalau sebenarnya Lan Zhan-nya terlalu posesif dan itu semakin meningkat seiring bayi didalam perutnya tumbuh.
Benar saja dalam waktu sekitar 10 menit Lan Wangji sampai dan hanya menggunakan kaos yang dia pakai saat belanja di mini market. Dia langsung memeluk Wei Wuxian erat. Padahal Wei Wuxian hanya pergi sebentar namun panik Lan Wangji berada di tingkatan yang berbeda.
Wajahnya yang terlihat sedih seolah air matanya akan tumpah saat ini juga.
“Wei Ying aku sangat khawatir, kamu pergi begitu saja.” Ujar Lan Wangji.
“Maaf Lan Zhan ini salah ku. Harusnya aku bilang dulu.” Wei Wuxian mengusap wajah tampan suaminya.
Lan Wangji menggeleng. Tangannya menyentuh tangan istinya dan ia memberi kecupan singkat. “Salah ku juga tidak tahu keinginan Wei Ying.”
Wei Wuxian yang diperlakukan seperti itu hanya bisa pasrah meleleh berkat Lan Zhan-nya.
“Lan Zhan.”
“Wei Ying.”
“Lan Zhan.”
“Wei Ying.”
Seolah tidak tahu tempat keduanya bermesraan tanpa peduli semua orang yang memperhatikan. Terlebih telinga kelinci Wei Wuxian yang setengahnya menekuk menarik perhatian orang orang disekitarnya. Bahkan pelayan yang membawa pesanannya hanya bisa diam terpaku melihat pasangan yang kini bermesraan.
‘Mungkin sebaiknya aku cuti hari ini.’ Pikir si pelayan seketika bingung dengan nampan berisi pesanan yang pada awalnya ingin diletakan, namun takut menganggu momen romantis pasangan di depannya.
Ketika pelayan itu akhirnya meletakkan pesanannya Wei Wuxian langsung berbinar. Dia segera menyantap lembutnya cheese cake yang disajikan.
Matanya terpejam dengan tubuh dan telinga kelincinya yang bergoyang ke kanan ke kiri.
“Mnn... Lembut seperti Lan Zhan...”Celoteh Wei Wuxian sambil terus mengunyah cheese cake di mulutnya.
“Benarkah?” Tanya Lan Wangji menggoda.
“Coba saja.” Kata Wei Wuxian menyodorkan sendok dengan potongan cheese cake ke mulut Lan Wangji. “Bagaimana?”
“Wei Ying lebih lembut.” Jawab Lan Wangji.
“Lembut apanya?” Wei Wuxian bingung, karena seingatnya bagian yang lembut pada dirinya adalah bagian telinga dan ekornya saja.
Kemudian Lan Wangji mendekat dan berbisik, “Semuanya begitu ku sentuh terasa sangat lembut dn menggoda.”
Sontak hal itu membuat Wei Wuxian memerah sebab bisa-bisanya suaminya menjawab seperti itu.
“Lan Zhan!” Serunya menutup wajahnya yang terlanjur malu.
Sementara Lan Wangji tersenyum kecil melihat tingkah kelincinya yang menggemaskan untuk digoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...