Bid

2.5K 365 19
                                    

Lan Wangji bangun dengan perasaan penuh kebahagiaan. Kelinci kecilnya sudah sepenuhnya menjadi miliknya. Lan Wangji memperhatikan telinga kelinci miliknya yang turun dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya. Kemudian pandangannya terfokus pada bibir ranum Wei Ying nya yang agak bengkak.

Itu terlalu menggoda dirinya untuk kembali menikmati lembut dan manisnya bibir istri kecilnya. Jadi Lan Wangji hanya terdiam dan terus memandangi Wei Wuxian tanpa bosan.

Beberapa saat kemudian Wei Wuxian bangun dengan perasaan yang sangat melelahkan. Matanya terasa berat dan tubuhnya sulit digerakan. Dia lalu melihat bagaimana Lan Wangji tengah memandanginya dengan senyuman datar diwajahnya.

“Lan Zhan... Kamu tidak bosan memandangi ku seperti itu?” Tanya Wei Wuxian agak parau.

“Tidak akan pernah bosan pada istri.” Balas Lan Wangi mengusapi pipi Wei Wuxian.

“Suami ku, kamu benar-benar pandai menggoda.” Wei Wuxian mendekatkan dirinya pada Lan Wangji dan memeluknya dengan erat.

“Hanya pada Wei Ying.”

Lan Wangji membalas pelukan Wei Wuxian dengan lembut tidak ingin membuat Wei Wuxian tidak nyaman. Lan Wangji sadar akan dirinya yang kemarin bahkan membuat Wei Wuxian pingsan akibat kelelahan. Juga banyak jejak cinta dirinya pada Wei Wuxian yang terlihat merah di sekujur tubuhnya membuat Lan Wangji berhati-hati pada setiap gerakannya.

“Lan Zhan.”

“Mn?”

“Aku mencintai mu.” Ungkap Wei Wuxian semakin membenamkan diri pada suaminya.

“Aku juga mencintai Wei Ying.”

Wei Wuxian tersenyum senang. Siapa yang tidak beruntung bisa memiliki Lan Wangji di hidupnya. Sejak dia kecil Lan Wangji ada disebelahnya untuk menjaganya. Kata-kata singkatnya terlukiskan jelas pada setiap tindakannya.

Kini Lan Zhan kecil yang selalu ingin bersama Wei Wuxian berakhir di ranjang pernikahan bersamanya. Wei Wuxian tidak akan pernah bisa membayangkan jika bukan Lan Zhan yang ada dalam pelukannya saat ini. Itu pasti berbeda rasanya.

“Lan Zhan, beri aku morning kiss.”

“Mn.”

Lan Wangji langsung memberikan ciuman yang diinginkan kelinci kecilnya. Seolah Wei Ying nya tahu bahwa ciuman itu adalah yang saat ini Lan Wangji inginkan.

Setelah morning kiss yang panjang itu Wei Wuxian kembali memeluk Lan Wangji.

“Lan Zhan...” Panggil Wei Wuxian menggoda. “Kamu sangat bersemangat semalam. Kamu harus tanggung jawab karena tubuh ku terasa sakit sekarang.”

“Maaf Wei Ying.” Lan Wangi memasang wajah sedih.

“Mmn... Tidak apa. Itu sangat menyenangkan Lan Zhan. Aku berharap bisa setiap hari melakukannya dengan mu.” Celoteh Wei Wuxian tanpa sadar  membuat Lan Wangji tersenyum senang.

“Pegang kata-kata mu Wei Ying.”

“Ap—”  Ucapan Wei Wuxian langsung terpotong oleh ciuman Lan Wangji.

Saat itu Wei Wuxian tidak tahu kau ucapannya akan menjadi lampu hijau bagi Lan Wangi untuk kembali menikmatinya.

•••

Sebagai suami yang ingin memanjakan istrinya, Lan Wangji memandikan Wei Wuxian yang kembali tertidur karena kelelahan. Terlebih itu bukan hanya sebuah morning kiss. Salahkan istrinya yang sangat menggoda membuatnya tidak tahan untuk melakukan perbuatan tadi malam.

Telinga kelinci Wei Wuxian yang menurun bergerak ke kiri dan kanan mengikuti kepalanya yang Lan Wangji posisikan senyaman mungkin.

Lan Wangi tidak menyia-nyiakan waktu memandikan kelinci kesayangannya sebagai waktu untuk memandangi tiap lekukan tubuhnya yang memanjakan matanya. Namun kali ini ia harus menahan diri untuk tidak memangsa kelincinya lagi, terlebih di kamar mandi dengan istrinya yang sedang tertidur.

Setelah memandikan dan memakaikan pakaian pada Wei Wuxian. Lan Wangji menyiapkan sarapan untuk disantap bersama.

Begitu Wei Wuxian bangun. Ia langsung mengeluh memasang wajah menyesal dengan kata-katanya. Walau begitu Wei Wuxian memuji kekuatan Lan Wangji yang tidak habis habis.

“Wei Ying, buka mulutmu.” Ujar Lan Wangji menyuapi istrinya.

Kalau bukan karena lapar, Wei Wuxian tidak akan membuka mulutnya dan memilih merajuk sambil mempoutkan bibirnya sepanjang hari agar permintaannya terkabul. Ia tidak akan bisa membayangkan bagaimana jika setiap hari mereka akan melakukan olahraga malam yang membuat pinggangnya patah atau sekujur tubuhnya dengan bekas gigitan.

“Lan Zhan... Seminggu sekali saja ya...” Pinta Wei Wuxian memelas, telinga kelincinya telah menurun sepenuhnya dengan bibirnya yang terlihat memohon.

“Tidak.”

“Seminggu dua kali.”

“Tidak.”

“Ayolah Lan Zhan... Seminggu tiga kali kalau begitu.” Wei Wuxian memelas dengan wajah yang berkaca-kaca.

“Tidak, setiap hari adalah setiap hari.”

“Lan Zhan....” Wei Wuxian merengek menyesal. Dan untuk pertama kalinya Wei Wuxian tidak bisa mempengaruhi Lan Wangji dengan wajah memelasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang