For The Furute?

1.2K 182 9
                                    

Lan Wangji tahu kalau datang ke toko ini adalah pilihan yang sulit terlebih kakak dan calon iparnya ikut. Sementara istrinya sibuk memilih sepatu bayi.

Lan Wangji tidak tahu tapi yang jelas Jiang Wanyin tiba-tiba mengajak mereka kemari untuk memilih banyak peralatan bayi. Tentu saja kakaknya yang setia mengikuti Jiang Wanyin kemanapun.

Jiang Wanyin mengenalkan toko ini sebab Jiang Yanli dulu membeli perlengkapan bayi disini. Tentu saja saat itu Jin Zixuan langsung memborong isi toko untuk putranya. Karena itu Jiang Wanyin mengetahui kualitas dari barang-barang yang dijual terlebih untuk calon keponakannya.

Namun hal itu membuat Wei Wuxian tidak bisa  menentukan pilihan. Bahkan begitu dia masuk dia tidak tahu barang apa saja yang ingin dibeli selain sepatu-sepatu yang menarikan perhatiannya.

“Uh... Aku bingung tidak tahu...” Keluh nya sambil memegangi sepatu yang ukurannya sangat kecil berwarna biru.

Lan Wangji mendekat kearahnya dan melihat wajah Wei Wuxian yang berkaca-kaca.

“Wei Ying ada apa?” Tanya Lan Wangji khawatir sebab tidak biasnya kelincinya seperti ini.

Wei Wuxian menggeleng dan memeluk suaminya erat. Rasanya sangat nyaman dan hangat. Lan Wangji membawa Wei Wuxian kedalam pangkuannya kemudian keduanya duduk di kursi.

“Wei Ying, apa ada yang menganggu mu?” Tanya Lan Wangji lembut.

“Tidak, aku hanya bingung untuk memutuskan. Semua tampak sangat menggemaskan sehingga aku bingung, bagaimana kalau para baby kelinci tidak suka?” Wei Wuxian merenggut dengan kedua telinga kelincinya turun kebawah.

“Aku yakin baby kelinci pasti suka apapun yang dipilih ibunya.” Lan Wangji mengusapi kepalanya dan mencium pipinya lembut. Wei Wuxian memejamkan matanya menikmati setiap dirinya dimanjakan sang suami tercinta.

Sementara itu Lan Xichen memandang iri ingin memperlakukan Cheng-cheng nya seperti itu juga.

“Cheng-cheng kamu mau seperti itu?” Tanyanya dan langsung dijawab dengan dua langkah kebelakang.

“Tidak. Pergi pilih beberapa pakaian atau terserahlah!” Seru Jiang Wanyin menolak keras.

Bagaimanapun mereka sekarang ada di tempat umum! Wajar bagi Wei Wuxian dan Lan Wangji bermesraan karena urat malu mereka sudah lama putus sejak TK, terlebih Lan Wangji sangat posesif terhadap Wei Wuxian.

“Ayolah Cheng-cheng sayang jangan seperti itu.. Anggap saja latihan untuk masa depan..” Lan Xichen memasang wajah memelas.

Jiang Wanyin seketika mendesis dengan ekor putihnya mengembang. Dia seharunya memikirkan kembali alasan menerima mahluk kekurangan kasih sayang dihadapannya.

“Tidak!” Tegas Jiang Wanyin yang kini mendekat kearah Wei Wuxian tanpa memperdulikan tunangannya yang masih berharap tinggi ingin memanjakan dirinya.

“A-Ying, kalo kamu bingung kamu pilih aja semua biar kakak ipar mu yang bayar!” Ceplos Jiang Wanyin yang sontak membuat semua terkejut.

“Tapi—”

“A-Ying tenang saja dia banyak uang dan dia bilang anggap saja ini sebagai latihan kelak nanti di masa depan. Jadi dia akan membelikan semua yang kamu mau!” Jiang Wanyin meyakinkan dengan ekor putihnya yang bergoyang.

Wei Wuxian melirik kearah kakak iparnya yang masih terlihat syok dengan ucapan tuangan kucingnya. “Kak Huan itu beneran?”

Lan Wangji memberi tatapan serius pada kakaknya dan memberi kode untuk segera mengiyakan pertanyaan istrinya.

Lan Xichen menelan ludah dan mengangguk, “Tentu saja biar kakak ipar mu ini yang membayar semua.” Lan Xichen memperlihatkan senyum khas kakandanya yang tenang walau hati menjerit karena tidak sesuai dengan ekspektasi.

Jiang Wanyin menyembunyikan senyuman puas melihat tunangannya yang pasrah. Tapi dia adalah orang kaya, apapun yang dibeli tidak akan mengurangi kekayaannya.

“Wei Ying ambil saja apapun jika sulit memilih.” Ujar Lan Wangji tersenyum kecil.

Wei Wuxian mengangguk pelan sebelum turun dari pangkuan suaminya menuju Jiang Wanyin. Untuk kembali memilih sepatu bayi.

“Yang ini, ini dan ini.” Tunjuk Wei Wuxian kembali bersemangat memilih sepatu.

“A-Ying pilih juga kaus kaki nya yang banyak.” Jiang Wanyin memperlihatkan beberapa kaus kaki yang memiliki motif kelinci.

“A-Cheng itu sangat lucu.”

“Ya dan lihat ada lebih dari 10 motif dan memiliki banyak sekali ukuran.”

“Mn!” Wei Wuxian mengangguk senang.

Sementara itu Lan Wangji mulai memilih tempt tidur, stroller, perlengkapan bayi, susu, dan masih banyak lagi. Sementara itu sisanya seperti pakaian diserahkan pada Wei Ying-nya.

Dan dalam dua jam mereka menghabiskan setengah isi toko. Lan Xichen ingin menangis melihat uangnya terkuras banyak, tapi tidak masalah jika keluarganya senang.

Wei Wuxian tersenyum sambil berterimakasih kepada kakak iparnya yang baik hati. Dan Lan Wangji hanya memberi anggukan kecil yang berarti terimakasih.

Ketika Lan Xichen dan Jiang Wanyin di mobil dengan tumpukan barang belanjaan di belakang. Keduanya saling bertatapan dengan Jiang Wanyin mendekat kearahnya dan memberikan kecupan singkat di pipinya.

“Huan, terimakasih. Di masa depan kamu tak akan bingung untuk membeli apa nanti.” Ujar Jiang Wanyin yang memerah di pipinya.

“Di masa depan aku akan memborong semua tanpa terkecuali.” Jawab Lan Xichen.

“Apa?! Kau gila memborong semua untuk bayi?!” Pekik Jiang Wanyin tidak setuju.

“Tidak jika itu untuk calon kucing-kucing kecil ku dimasa depan. Mereka harus dimanjakan seperti induknya.”

Bagaimanapun kucingnya layak untuk dimanjakan.

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang