Tinggal bersama Wei Ying adalah keinginan terbesar Lan Wangji. Ketika dia membeli apartemen ini dengan uang tabungannya, Lan Wangji langsung mengisi sebagian ruang dengan banyak barang yang nantinya pasti akan digunakan. Termasuk tempat tidur yang nyaman bagi kelinci kecilnya.
Wei Wuxian sendiri tidak menyangka akan apartemen yang kini menjadi rumah barunya. Itu benar-benar luas dan memiliki halaman yang ditanami banyak tumbuhan hijau.
Sifat kelinci Wei Wuxian muncul begitu dia masuk kedalam kamar dan melihat tempat tidur yang terlihat sangat empuk. Dengan cepat Wei Wuxian melompat keatas tempat tidur dan melompat diatasnya.
“Huwaa... Lan Zhan tempat tidurnya sangat empuk...” Teriak Wei Wuxian yang terus melompat dengan sepasang telinga kelincinya yang telah berdiri tegak kegirangan.
“Wei Ying awas jatuh.” Peringat Lan Wangji yang mungkin lupa kalau kemampuan kelinci Wei Wuxian tidak akan membiarkannya jatuh dan terluka akibat lompatan.
Wei Wuxian menghiraukan ucapan suaminya dan berkata, “Kalau aku jatuh, Lan Zhan harus siap menangkap ku.”
“Baiklah.” Ujar Lan Wangji kemudian merentangkan tangannya bersiap akan menangkap istrinya.
Kelinci yang kegirangan itu tidak menyangka suaminya bersiap akan menangkap dirinya. Wei Wuxian lalu bersiap dan langsung melompat pada suaminya.
Lan Wangji langsung menangkap Wei Ying-nya dalam pelukan. Wei Wuxian tidak berhenti tertawa dan memuji kekuatan suaminya yang sangat kuat.
“Jangan melompat di tempat tidur, aku takut Wei Ying terluka.” Jelas Lan Wangji yang masih memeluk istrinya.
“Lan Zhan aku tidak akan luka karena melompat, bagaimanapun aku adalah kelinci.” Jawab Wei Wuxian dengan bangga.
“Tapi harus tetap hati-hati.”
Wei Wuxian mengangguk cepat. Ia kemudian merebahkan dirinya diatas tempat tidur, membiarkan sang suami tercinta membereskan barang-barangnya.
Satu persatu pakaiannya dimasukan kedalam lemari dengan rapi. Lan Wangji terlihat senang membereskan barang milik Wei Wuxian.
Tapi pandangan Wei Wuxian turun pada sebuah kotak yang disimpan dipaling bawah lemari.
“Lan Zhan itu apa?” Tunjuk Wei Wuxian pada kotak dekat kaki sang suami.
“Bukan apa-apa.” Jawabnya yang membuat si kelinci makin penasaran.
Setelah selesai membereskan pakaian Wei Wuxian. Lan Wangji langsung beranjak ke dapur untuk memasak makan siang.
Sementara Wei Wuxian diam diam membuka lemari dan mengeluarkan kotak yang membuat jiwa kelincinya penasaran. Tapi yang ditemukan Wei Wuxian dalam kotak itu langsung membuatnya merah merona. Dengan cepat Wei Wuxian memasukan kotak itu kedalam lemari seolah tidak melihat apapun.
Namun hal itu tidak langsung membuat wajahnya yang masih memerah hilang.
‘Lan Zhan darimana dia mendapatkan kondom sebanyak itu???’ Wei Wuxian mengingat keadaan pinggangnya yang terasa remuk ketika malam pertama mereka.
Wei Wuxian masih ingat tempat sampah yang penuh dengan kondom yang telah digunakan suaminya. Hal itu membuatnya panik seketika. Apa Lan Wangji akan benar-benar melakukan everyday is everyday dengannya.
Dengan malu Wei Wuxian menghampiri suaminya yang terlihat sibuk memasak. Wei Wuxian diam diam berdiri dibelakang suaminya dan memeluknya dari belakang.
“Lan Zhan...” Panggil si kelinci.
“Mn?” Sahut Lan Wangji yang masih sibuk memotong-motong wortel.
Begitu Wei Wuxian ingin berkata, ia merasa sangat malu menanyakan darimana sekotak kondom dalam lemari. Memikirkannya saja sudah membuatnya ingin menyembunyikan diri dari sang suami.
Merasa kelincinya terdiam membuat Lan Wangji heran dan memutuskannya untuk menyisikan pekerjaannya. Kemudian berbalik melihat wajah sang istri yang merah padam.
“Wei Ying sakit?” Panik Lan Wangji memegangi kening Wei Wuxian.
Terkejut dengan sentuhan suaminya, Wei Wuxian langsung mundur selangkah menghindar.
Lan Wangji memiringkan kepalanya heran dengan kelakuan istrinya.
“Wei Ying, jika ada yang salah katakan saja.” Bujuk Lan Wangji semakin mendekat pada kelincinya yang bergerak mundur. Hingga akhirnya tertahan oleh meja makan dibelakangnya.
“Tidak. Itu. A...” Wei Wuxian menutupi wajahnya dengan telapak tangannya terlalu malu.
‘Menggemaskan.’ Batin Lan Wangji menjerit ingin menciumi istrinya saat ini.
Perlahan lengan Lan Wangji menyentuh wajah Wei Wuxian yang tertutup kedua tangannya. Ia kemudian membukanya dan melihat wajah menggemaskan kelinci kecil miliknya.
“Wei Ying, jangan malu katakanlah.” Pinta Lan Wangji dengan lembut membuat istrinya menurut.
“Be-benarkah?” Ujarnya yang masih malu.
“Mn.” Lan Wangji mencium pipi Wei Wuxian.
“Itu, kenapa ada banyak sekali kondom dalam satu kotak. Darimana Lan Zhan mendapatkan semua itu?” Tanya Wei Wuxian cepat.
“Membelinya.” Jawab Lan Wangji singkat.
Wei Wuxian membulatkan matanya tidak percaya. Suaminya membeli satu kotak besar kondom.
“Untuk apa?”
“Untuk memakan kelinciku setiap hari.” Ucap Lan Wangji sebelum membungkam mulut istrinya dengan ciuman panas.
•••
Di malam hari Wei Wuxian berbaring dengan penuh keringat terutama rasa lengket pada bagian bawahnya. Nafasnya tersengal-sengal setelah pengeluaran terakhirnya dimana Lan Zhan mengungkungnya dalam pelukan erat.
“Lan Zhan cukup, aku lelah.” Ucap Wei Wuxian yang merasa sebentar lagi dia akan pingsan.
“Belum.” Lan Wangji bangkit dari tempat tidur dan menuju lemari tempat dimana kondom itu disimpan.
Wei Wuxian melebarkan matanya begitu bungkusan kondom yang masih belum terpotong memperlihatkan jumlahnya sangat banyak. Lan Wangji lalu menggunakannya salah satunya pada miliknya yang berdiri tegak.
“Hik! Lan Zhan apa yang kamu lakukan sudah cukup!” Pekik Wei Wuxian.
“Belum, malam masih panjang Wei Ying.” Balas Lan Wangji yang memposisikan miliknya didepan lubang yang berkedut mengundangnya kembali masuk kedalam.
Dengan satu hentakan lubang Wei Wuxian langsung melahap sepenuhnya milik sang suami.
“Aah!!! Lan Zhan!!”
Everyday is everyday—Lan Wangji.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...