Ketika usia kandungan Wei Wuxian menginjak 9 bulan. Wei Wuxian dilarikan ke rumah sakit sebab kondisinya tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Wei Wuxian masih tergolong muda ditambah tubuhnya yang kecil dengan tiga calon bayi sekaligus, membuat kekhawatiran jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ketika proses kelahiran dilakukan.
Saat ini dengan perut yang sangat besar Wei Wuxian sibuk menonton tv, sementara mulutnya tidak berhenti menerima suapan wortel rebus yang telah dipotong-potong suaminya.
Setelah semua wortel itu habis Wei Wuxian merasa bosan dan mematikan tv. Dia menolah kearah suaminya yang tampan sedang membereskan wadah bekas wortel.
“Lan Zhan...” Panggil Wei Wuxian sambil melambaikan tangannya.
“Iya, kenapa?” Tanya Lan Wangji.
Wei Wuxian menepuk sisi lain tempat tidur, “Kemari dan duduk.”
Lan Wangji mengikuti keinginan kelincinya untuk duduk dan kembali bertanya dengan lembut, “Ada apa?”
“Usap telinga ku.” Kata Wei Wuxian yang seketika membiarkan telinga kelincinya keluar. Dia lalu bersandar pada Lan Wangji dan membiarkan tangan suaminya mengusapi perlahan telinganya.
Sentuhan lembut itu membuatnya merasa nyaman dan membuat pikirannya seketika bercampur aduk. Wei Wuxian memikirkan tentang kelahirannya yang tinggal menghitung hari sebelum jadwalnya di operasi.
“Lan Zhan...” Panggilnya sembari memejamkan mata menikmati tiap sentuhan yang diberikan suaminya.
“Mn?”
“Aku mencintaimu.” Ucapnya seketika.
Lan Wangji tersenyum kecil dan mencium pucuk kepala Wei Wuxian, “Aku juga.”
Wei Wuxian mendongakkan kepala dan mencium pipi Lan Wangji sebagai balasan. Dia lalu menyentuh pipi itu dan memandang wajah hangat sang suami.
“Jika terjadi sesuatu pada ku nanti, tolong pilih mereka jangan aku.” Ujar Wei Wuxian pelan yang sontak membuat Lan Wangji terkejut dengan pernyataan itu.
“Itu..” Lan Wangji ragu dia mengigit bibir bawahnya tidak yakin.
“Aku ingin ketiganya tumbuh mejadi seperti mu.” Wei Wuxian memelas menginginkan anak-anak tumbuh seperti suaminya. “Seorang yang sangat penyayang, perhatian, bertanggungjawab, tegas dan selalu memanjakan. Aku ingin mereka seperti Lan Zhan. Tidak seperti ku yang lemah, penakut dan selalu bersembunyi.”
Lan Wangji menggeleng kecil, “Wei Ying kuat pasti bisa. Wei Ying harus bisa bertahan untuk melihat mereka tumbuh.”
“Mn, aku akan berusaha. Tapi tolong tetaplah utamakan mereka dibanding aku. Sebab mereka adalah bukti cinta ku pada mu.” Kekeh Wei Wuxian.
“Baiklah.” Jawab Lan Wangji yang kini bercampur aduk. Dia tidak ingin kehilangan Wei Ying-nya. Hanya Wei Ying yang dia inginkan dan dia juga ingin anak-anaknya selamat juga.
Lan Wangji menitikan air matanya tanpa sadar, dia langsung memeluk tubuh Wei Wuxian dengan erat sambil merasakan hangatnya tubuh dalam dekapannya.
Isakan tangis Lan Wangji membuat Wei Wuxian merasa bersalah. Dia menyentuh pipi suaminya yang kini basah oleh air mata.
“Jangan menangis Lan Zhan... Jika kamu menangis maka aku—” Wei Wuxian seketika ikut menangis dan menggenggam erat suaminya, sebab itu adalah pilihan yang sangat berat.
Tetapi bahkan sebelum jadwal operasi dilakukan Wei Wuxian mengalami pendarahan hebat ketika malam hari. Hal itu jelas membuat Lan Wangji panik melihat kelincinya yang kesakitan tidak berdaya.
“Lan Zhan... Aku mencintaimu, pertahankan mereka...”
Kalian semu tahu kelanjutannya 😉
Terimakasih telah membaca ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...