Us

2.1K 329 15
                                    

Lan Wangji pulang ke apartemennya setelah bertemu dengan Lan Xichen. Dia melihat istrinya sedang bersantai menonton tv sambil menyantap kue berbentuk wortel, telinga kelincinya turun setengahnya. Matanya yang berbinar memperhatikan tv yang sedang menayangkan sebuah variety show.

"Wei Ying." Panggilnya membuat telinga si kelinci langsung berdiri tegak seolah mendapat sinyal.

"Lan Zhan sudah pulang~" Wei Wuxian bersorak senang menghamburkan diri pada suami tercintanya.

"Apa Wei Ying menunggu lama?" Lan Wangji memberi ciuman pada kening istrinya.

"Sangat lama seolah bertahun-tahun berlalu. Lan Zhan, tahukah kamu kalau istrimu ini sangat merindukan mu dan tidak ingin berpisah dengan mu walau hanya sebentar saja." Celoteh Wei Wuxian mengeratkan pelukannya pada Lan Wangji.

"Maaf Wei Ying, lain kali tidak akan lama." Janji Lan Wangji.

"Lan Zhan jika itu sangat penting maka tak apa. Lagipula kamu hanya berbicara dengan kakak ipar, dan A-Ying tidak bisa menahan Lan Zhan hanya untuk selalu disebelah A-Ying." Wei Wuxian memberi ciuman pada pipi suaminya.

"Tapi aku ingin selalu disebelah Wei Ying." Lan Wangji membalas menciumi pipi Wei Wuxian.

"Lan Zhan sangat lengket kalau begitu." kekeh Wei Wuxian.

"Hanya pada istrinya." Kata Lan Wangji menempelkan pipinya dengan pipi si kelinci yang kemudian digosok-gosokkan.

Wei Wuxian semakin terkekeh dengan tingkah suaminya yang diluar dari biasanya.

•••

Lan Wangji duduk di sofa dengan kelinci kecilnya menyender pada bahunya. Salah satu tangan mereka saling memeluk dari belakang.

Sebelumnya Wei Wuxian telah menganti acara variety show dengan film horor untuk menambah kesan romantis antar pasangan yang takut. Tapi rasanya itu gagal kala keduanya tidak takut, terlebih dengan Wei Wuxian yang merasa film itu tidak ada apa-apanya dibanding tatapan Lan Wangji pada orang lain.

"Lan Zhan apa sesuatu terjadi ketika kamu berbicara dengan kakak ipar?" Wei Wuxian memulai pembicaraan.

"Tidak. Hanya soal tunangan kakak yang selalu mencakar." Jelas Lan Wangji.

"Sungguh? Apa wajahnya sangat penuh kali ini?" Wei Wuxian membayangkan wajah dari kakak iparnya penuh dengan cakaran.

"Penuh."

Wei Wuxian terkekeh kecil berkata, "Kakak ipar ternyata sangat menyukai A-Cheng. Lan Zhan jika aku mencakar dirimu seperti yang dilakukan A-Cheng bagaimana?" Tanyanya bercanda.

"Maka lakukan saja. Aku tidak keberatan." Balas Lan Wangji tidak keberatan sama sekali. Jika hanya cakaran kelinci miliknya, itu bukan apa-apa dibanding dengan Wei Wuxian yang setiap hari digagahinya.

"Tidak boleh, sayang kalau wajah tampan suami ku terluka, terlebih kuku milik ku tidak setajam milik A-Cheng." Wei Wuxian menyentuh pipi suaminya sambil tersenyum. "Aku lebih memilih menciumi mu dibanding mencakar wajahmu, Lan Zhan." Lanjutnya menggoda.

Lan Wangji menarik Wei Wuxian dalam pangkuannya kemudian kedua bibir dan lidah mereka saling bertautan. Lan Wangji tidak mungkin tidak bisa tahan dengan kelinci miliknya yang kini memerah.

"Wei Ying." Gumam Lan Wangji mengusap bibir sang istri yang meneteskan saliva. Matanya berbinar dengan kedua telinga kelincinya yang berdiri tegak. Lan Wangji bisa merasakan ekor Wei Wuxian dibalik lapisan pakaian yang dikenakannya.

"Kenapa Lan Zhan?"

"Apa Wei Ying keberatan dengan everyday is everyday?" Tanya Lan Wangji langsung ke inti.

"Lan Zhan ingin jawaban jujur atau pura-pura?" Wei Wuxian membenamkan kepalanya pada ceruk leher Lan Wangji.

"Keduanya."

Wei Wuxian lalu naik dan berbisik pada Lan Wangji, "Aku akan berpura-pura jika aku tidak menyukainya, dan jujur aku tidak masalah."

Lan Wangji cukup terkejut dengan jawaban itu sebab diawal Wei Ying nya mengeluh dengan kegiatan malam mereka. Mendengar jawaban Wei Wuxian seperti itu membuatnya sangat senang.

"Lan Zhan kamu kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Kakak mengajak Jiang Wanyin menikah tapi ditolak. Alasannya tidak mau sakit pinggang ketika kuliah nanti."

Wei Wuxian mendorong Lan Wangji dan menatap wajahnya, "Itu A-Cheng, bukan aku. Aku tidak masalah asal aku selalu bersama Lan Zhan."

Lan Wangji berbinar bahagia. Kelinci miliknya sangat menggemaskan.

"Wei Ying, aku sangat menyukai mu."

"Begitupun dengan ku, Lan Zhan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang