Setelah beberapa Minggu sekolah Wei Ying mulai terbiasa dengan kehadiran anjing bernama Luo Binghe yang menempel pada Shen Yuan. Meski ya Wei Ying akui Jiang Cheng sangat membencinya bagaimanapun. Jiang Cheng akan mendesis begitu Luo Binghe berjarak sekitar 1 meter darinya.
Sementara Lan Zhan akan berusaha membuatnya menghindar dari Luo Binghe yang menurutnya bahwa Luo Binghe itu berbahaya untuk didekati.
Wei Ying masih tidak mengerti dengan ucapan Lan Zhan saat itu, tapi kali ini dia mengerti. Ketika Luo Binghe menyembunyikan ekor dan telinga anjingnya dia sepenuhnya berubah. Shen Yuan tidak ada disisinya dan Luo Binghe mengeluarkan aura gelap.
“Yayaya... Kita lihat siapa yang hari ini berhasil menyembunyikan ekor bergoyang nya.” Jiang Cheng menyambut kedatangan Luo Binghe dengan ejekan.
“Haha perlukah ku selalu perlihatkan? Kurasa tidak. Lagi pula A-Yuan tidak akan masuk hari ini.” Ucap Luo Binghe ketus.
Wei Ying memperhatikan itu, Luo Binghe berubah dari yang cengeng menjadi sosok mirip Jiang Cheng.
“Apa maksudmu dia tidak masuk?” Heran Jiang Cheng.
“Dia masuk rumah sakit, penyakit nya kambuh semalam. Seharusnya aku ada di sebelahnya hari ini bukannya sekolah, menyebalkan.” Gerutu Luo Binghe melempar tas ke bangkunya. Dia lalu duduk dengan kesal.
“Lalu kenapa kamu tidak ada disebelahnya saat ini?” Tanya Wei Ying ragu.
Wei Ying tahu kalau sangat menyebalkan ketika dia harus duduk sendirian tanpa Lan Zhan disebelahnya. Jadi Wei Ying menanyakan itu, sebab dia yakin Luo Binghe pasti sangat menyayangi Shen Yuan.
“Tidak mungkin aku ada disebelahnya dengan kakak keduanya yang garang selalu berusaha mengusirku.” Cicit Luo Binghe. “Dia selalu mengatakan kalau aku adalah anjing tidak tahu malu.”
‘Ah kamu memang anjing yang tidak tahu malu sebenarnya, Luo Binghe.’ Pikir semua orang yang mendengar cicitan Luo Binghe.
“Ya kamu memang anjing tidak tahu malu.” Kata Jiang Cheng keras, membuat semua murid dikelas melihat kearahnya.
“Apa?!”
“Iya itu benar. Kamu memang tidak tahu malu. Kamu mudah menangis, kemudian berpura-pura bersikap bodoh. Meski begitu kini kamu menggonggong menumpahkan semua ucapan mu yang tidak berguna untuk didengar orang lain hanya karena Shen Yuan tidak masuk!” Jelas Jiang Cheng sambil memberikan seringai mengejek.
“Hah?! Apa salahnya? Jika aku bisa mendapat A-Yuan dengan cara seperti itu, maka aku tidak peduli hal lainnya.” Balas Luo Binghe. “Kamu sendiri selalu berusaha memelas pada Wei Wuxian, secara tidak langsung kamu menginginkannya juga iya kan? Jujur saja aku menang dan bisa mendapatkan A-Yuan. Sementara kamu kalah dengan tembok berjalan.”
Wei Ying langsung melihat kearah Lan Zhan yang terlihat mengerutkan alisnya tidak suka. Lan Zhan menggenggam tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.
“Lan Zhan...” Wei Ying langsung memegang tangan Lan Zhan.
Wei Ying tidak mau kalau sampai Lan Zhan ikut bertengkar seperti Jiang Cheng yang ekornya sudah mengembang ingin bertarung.
“Kau mengatakan apa barusan Luo Binghe? Aku kalah dari tembok berjalan? Asal kamu tahu kala—”
“A-Cheng berhenti!!” Potong Wei Ying. “Kamu juga sama Luo Binghe! Berhenti bertengkar!” Marah Wei Ying hingga membuat telinga kelincinya naik mencuat keatas.
“Wei Ying mereka tidak bertengkar.” Kata Lan Zhan datar, kemudian melihat tangannya yang masih dipegang oleh Wei Ying.
“Mereka bertengkar.” Cicit Wei Ying memaksa.
Jiang Cheng dan Luo Binghe memperhatikan sepasang teman sebangku yang kini malah ikut berdebat.
“Tidak.” Jawab lagi Lan Wangji.
“Kamu tidak lihat kalau mere—”
“A-Ying kami hanya berdebat bukan bertengkar.” Jiang Cheng menyanggah.
Wei Ying langsung kikuk, dan memikirkan apa yang terjadi dari awal lagi. Begitu dia mengerti apa yang terjadi Wei Ying langsung menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Kedua telinga kelincinya langsung menurun kebawah.
“Maaf... A-Ying tidak tahu...” Ucap Wei Ying tersipu malu salah mengartikan.
Sementara anak yang lain berusaha melihat bagaimana kini Wei Ying memerah. Tapi sayang Lan Zhan sudah lebih dulu menghalangi pandangan semua orang untuk tidak melihat Wei Ying-nya yang menggemaskan.
‘Tidak boleh ada yang lihat.’ Pikir Lan Zhan.
Luo Binghe memutar matanya iri. Luo Binghe ingin melakukan hal seperti itu pada Shen Yuan. Ah... Luo Binghe merindukan A-Yuan nya.
Ini adalah hari yang lucu bagiku yang gagal dalam uts dengan soal yang hanya ada 1 kalimat. Tapi sebuah keberuntungan datang dan aku mendapat nilai tambah hanya karena menjawab dengan 1 kata, lol.
Lalu untuk apa aku belajar?? 🤧🤧
Tinggalkan jejaknya.. Hiks... terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...