Brother

6.4K 920 42
                                    

Ada yang nunggu?

•••

Ketika libur sekolah Wei Ying memutuskan untuk diam di toko Cangse Sanren yang menjual beragam kue. Di sana Wei Ying membantu mengatur kue-kue agar berjajar dengan rapi.

Ketika toko di buka Wei Ying akan bersembunyi di belakang sambil mengerjakan tugas sekolahnya dan memakan kue buatan ibunya. Tapi kali ini toko ibunya mendapat pelanggan yang tidak pernah disangka hingga Cangse Sanren memanggilnya.

“A-Ying kemari dan lihatlah siapa yang datang.” Panggil Cangse Sanren.

Wei Ying lalu keluar dan melihat teman sebangkunya Lan Zhan yang datang. Wei Ying merasa senang.

“Wei Ying.” Lan Zhan menghampiri Wei Ying sambil membawa papper bag kecil. “Untuk Wei Ying.”

“Apa ini?” Wei Ying menerima papper bag itu dan membukanya. Isinya ada banyak permen dan gummy kali ini. Wei Ying tersenyum senang hingga membuat telinganya muncul, “Terimakasih Lan Zhan.”

“Mn.” Lan Wangji mengangguk.

Tapi Wei Ying tidak memperhatikan seorang lagi yang berada di belakang Lan Zhan yang terlihat mematung karena terkejut melihat Wei Ying.

“Xichen?”

“Ah, maaf bibi.”

Suara itu membuat Wei Ying terkejut sebab tidak menyadari keberadaannya. Wei Ying memperhatikan orang yang dipanggil Xichen itu tersenyum hangat padanya.

“Bibi, Ibu memberikan ini untuk mu ketika A-Zhan bilang ingin kemari.” Ucapnya menyerahkan sebuah bingkisan.

“Wah padahal tidak usah repot-repot.” Cangse Sanren menerima bingkisan dengan senyumannya. “A-Ying, ini Lan Xichen kakak Lan Wangji.” Cangse Sanren memperkenalkan Lan Huan pada putranya.

“Kakak?” Wei Ying memiringkan kepalanya.

“Iya, salam kenal ya A-Ying. Panggil saja aku kakak seperti A-Zhan.” Lan Huan menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

Wei Ying meraih tangan Lan Huan dan bersalaman, namun baru beberapa detik lan Zhan langsung menarik tangan Wei Ying. Lan Zhan menghadap pada kakaknya sambil mengerutkan alisnya tidak suka.

“Sudah cukup.” Kata Lan Zhan posesif.

Cangze Sanren dan Lan Huan terkejut dengan sikap Lan Zhan yang tiba-tiba ini. Tapi Wei Ying nampak biasa saja seolah sikap Lan Zhan ini sudah bisa baginya.

Lan Huan bahkan langsung mengerti kalau sang adik kini ingin menjauhkan dirinya dari Wei Ying.

“Ah bagaimana kalau kalian bertiga duduk dulu. Aku akan membawakan kalian kue dan minuman.” Cangse Sanren lalu meminta ketiga anak itu duduk di salah satu bangku yang kosong dengan Lan Zhan yang menempel disebelah putranya.

Wei Ying memperhatikan rupa Lan Huan yang dilihatnya memang mirip dengan Lan Zhan. Itu membuat Wei Ying sedikit tertarik dan penasaran, sebab Lan Zhan dingin dengan diamnya yang tidak bisa Wei Ying mengerti, sementara kakaknya hangat dengan senyuman diwajahnya.

Telinga kelinci Wei Ying sudah berganti menjadi telinga manusianya. Lan Huan benar-benar memperhatikan bagaimana perubahan itu terjadi, dan baginya ini sangat menakjubkan. Keluarga Lan sepenuhnya adalah manusia sejak awal. Mereka tidak pernah melakukan pernikahan dengan hewan, tapi mereka selalu dibanjiri rasa penasaran akan manusia hewan. Karena itulah Lan Huan memperhatikan Wei Ying.

“Kakak.” Panggil Lan Zhan menyadarkan Lan Huan dari lamunannya.

“Maaf, A-Ying terlihat sangat menggemaskan. Jadi aku memperhatikan.” Jujur Lan Huan.

Lan Zhan langsung menatap kakaknya. Seolah-olah mengisyaratkan kalau Wei Ying ini miliknya.

“A-Ying tidak menggemaskan.” Kata Wei Ying cemberut.

“Wei Ying menggemaskan.”

“Tidak Lan Zhan.” Wei Ying mengelak.

Cangse Sanren yang kembali dengan minuman dan kue terkekeh mendengar anaknya yang selalu kesal ketika disebut menggemaskan. Tapi ya anaknya memang sangat menggemaskan, mu bagaimana lagi.

“Seru banget lagi ngomongin apa ya...” Cangse Sanren menaruh minuman dan kue diatas meja.

Lan Zhan menoleh kearahnya sambil berkata, “Wei Ying imut.”

“Tidak Lan Zhan...” Wei Ying merengek.

“A-Ying memang imut bibi.” Lan Huan berkata mengikuti adiknya. Dia ingin melihat bagaimana telinga Wei Ying yang kembali berubah menjadi telinga kelinci, dengan ekspresi wajahnya yang kesal.

“A-Ying ku memang imut dan menggemaskan.”

Wei Ying lalu memalingkan kepalanya kesal dengan telinganya yang bergoyang tidak suka.

Wei Ying lalu memalingkan kepalanya kesal dengan telinganya yang bergoyang tidak suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang