Wet

4.1K 650 84
                                    

Uhuk judulnya.. ada yang bisa menebak?

------

Di usianya yang telah memasuki masa remaja Wei Ying selalu memperhatikan dengan benar bagaimana kian harinya berubah. Namun yang tidak berubah adalah telinga dan ekor kelincinya yang masih kadang sulit dikendalikan.

Sifat kelinci Wei Ying yang terkadang tidak bisa diam di satu tempat terkadang muncul dan membuatnya ingin selalu pergi kebanyak tempat. Beruntung Luo Binghe mengetahui seluk beluk banyak tempat untuk dikunjungi, mulai dari tempat makan hingga tempat main Luo Binghe membawa Wei Ying. Wei Ying juga mengenal beberapa teman Luo Binghe, seperti Sha Hualing dan Mobei Jun. Keduanya juga sering ikut ketika mereka bersama.

Wei Ying sebenarnya menikmati hari-hari bersama ketiganya, terkadang Jiang Cheng juga ikut meski pada akhirnya dia akan bertengkar dengan Luo Binghe dan menyeret Wei Ying untuk pulang. 

Tapi satu hal ketika Sha Hualing memberikan sebuah link cerita karya Lui Su Mian Hua berjudul The Regret of Chunshan. Wei Ying langsung melempar ponselnya hingga pecah berkeping-keping. Wajahnya sepenuhnya memerah. Wei Ying tidak tahu harus apa, setelah dia membaca sebuah bacaan yang seharusnya tidak boleh dibaca.

Wei Ying berpikir apa Sha Hualing memang menyukai membaca sesuatu yang seperti itu. Namun Wei Ying sudah tahu jawabannya kalau Sha Hualing hanya akan menyatakan itu memang apa yang disukanya.

Wei Ying melupakan sejenak sebelum akhirnya menyadari ponselnya telah pecah dan hancur. Ah pasti dia akan dimarahi jika alasan memecahkan karena sebuah hal laknat. Jadi dengan kencang Wei Ying berteriak.

“Mama! A-Ying memecahkan ponsel!! Ada yang hitam-hitam merayap!!!” Teriaknya penuh kebohongan.

Mari salahkan bingpup sebagai salah seorang yang membuat bunnying berubah.

•••

“Wei Ying.” Panggil Lan Zhan dengan nada yang terdengar berat.

Wei Ying berbalik dan melihat sosok yang dirindukannya selama ini muncul. Dengan langkah cepat Wei Ying langsung menghamburkan dirinya kedalam dekapan Lan Zhan.

Lan Zhan mengusap dengan lembut tubuh Wei Ying, dengan telinga Wei Ying yang berdiri tegak.

“Lan Zhan lama tidak bertemu, aku sangat merindukan mu.” Ujar Wei Ying yang terus menerus memeluk Lan Zhan.

“Mn. Merindukan Wei Ying juga.” Balas Lan Zhan yang membuat Wei Ying tidak bisa menahan rasa kebahagiaan yang meluap seketika memenuhi perasaannya.

“Ahh.. Lan Zhan ku kamu sangat menggemaskan.” Celoteh Wei Ying melihat bagaimana senyuman kecil yang muncul di wajah Lan Zhan yang masih datar seperti sebelumnya.

Tapi meski begitu senyuman Lan Zhan membuat bunga-bunga seolah tumbuh dan membuat Wei Ying candu melihatnya.

Lan Zhan perlahan membelai pipi Wei Ying dan mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dengan Wei Ying. Lengan Lan Zhan tidak membiarkan Wei Ying melepaskan diri, Lan Zhan semakin mendekap Wei Ying dan perlahan sebuah benda lembut saling menyentuh dan menyatu.

Wei Ying membulatkan matanya sebelum akhirnya melemah dan membiarkan Lan Zhan menguasai dirinya. Hingga beberapa menit mereka masih bertautan, dan Wei Ying merasa aneh pada bawahnya. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.

“Nghh... Lan... Zhan...” Erang Wei Ying disela ciumannya yang semakin dalam.

Tangan Lan Zhan perlahan meremas bagian belakang dan menarik pelan ekor Wei Ying yang berwarna hitam. Pijatan dan remasan membuat Wei Ying semakin mengerang menikmati sentuhan Lan Zhan.

Hingga akhinya--pipip pipip... Suara alarm menyadarkan Wei Ying yang membuatnya terengah-engah seperti telah menghabiskan perlombaan lari.

Wei Ying menepuk kedua pipinya kencang dan sadar akhirnya kalau yang tadi adalah sebuah mimpi saja. Tapi perlahan Wei Ying mengingat setiap kejadian yang ada dalam mimpi itu dan dia langsung memerah membayangkan bagaimana Lan Zhan-nya yang menyentuh dirinya.

Namun sebuah perasaan aneh muncul dibagian bawahnya yang terasa basah. Tunggu apa Wei Ying baru saja mengompol di kasur?

Wei Ying menyibakkan selimutnya dan dilihat kalau itu bukanlah air pipis biasa. Melainkan sesuatu yang dipelajarinya di pelajaran biologi.

“Ini harus aku apakan?" Wei Ying melihat seprai, selimut dan celananya basah dengan bercak putih.

Ah... Ini memalukan..

Namun berbeda dengan kedua orangtuanya yang bersikap lain.

“Sayang lihat kelinci kecil kita telah remaja. Abadikan momen ini!!” Seru Cangse Sanren yang mengambil ponselnya. “Apa aku harus beritahu Lan Wangji soal kamu yang sudah remaja A-Ying?”

Wei Ying seketika memucat dengan kedua tangannya yang masih menyeret selimut dan seprai. Tidak mungkin memberitahu Lan Zhan semua hal memalukan seperti ini?

“Mama jangan beritahu siapapun soal ini!!” Pekik Wei Ying yang langsung berlari menyeret selimut dan seprai menuju kamar mandi.

Cangse Sanren terkekeh melihat kelakuan putranya yang masih menggemaskan walau sudah besar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang