Beach

1K 173 4
                                    

Ketika hari yang panas ada satu hal yang dipikirkan Wei Wuxian selain mendinginkan diri dengan eskrim yaitu berenang. Dia berpikir kalau pantai akan menjadi tempat yang cocok untuk berenang dan berduaan dengan suaminya.

Jadi begitu Lan Wangji pulang dari berbelanja Wei Wuxian dengan semangat menyerukan keinginannya.

“Tidak.” Jawab Lan Wangji cepat.

“Ta-tapi kenapa?” Wei Wuxian seketika kecewa sebab tidak biasanya Lan Zhan-nya menolak keinginannya.

“Tidak ingin Wei Ying dilihat orang lain." Ucap Lan Wangji memasang wajah cemberut.

“Hah????”

"Wei Ying tidak boleh dilihat orang lain." Kekeh Lan Wangji memaksa.

Wei Wuxian mengerutkan dahinya bingung. Memangnya siapa yang mau melirik dirinya yang telah menikah bahkan saat ini sedang hamil.

“Lan Zhan tidak akan ada yang melirik ku, lagipula aku kan sudah punya Lan Zhan.” Wei Wuxian meyakinkan Lan Wangji sekali lagi dengan wajah memelas khas ditambah 

Namun hasilnya tetap saja, “Tetap tidak boleh.”

Untuk pertama kalinya Wei Wuxian merasa ditolak sepenuhnya oleh Lan Zhan-nya. Tanpa sadar air mata Wei Wuxian seketika mengalir deras dengan kedua telinga kelincinya yang sudah turun sepenuhnya.

“Huaaa Lan Zhan jahat!!!” Pekik Wei Wuxian berlari langsung menuju kamar.

Sontak Lan Wangji terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Dia dengan cepat mengejar Wei Ying-nya. Namun sayang ciuman pintu lebih dahulu menghantam dirinya dibanding menangkap kelinci yang kini sedang menangis.

“Wei Y—”

“Pergi... Lan Zhan jahaaat... Wuuu...” Wei Wuxian menangis dengan kencang dibalik pintu.

“Baiklah baiklah ayo ke pantai.” Lan Wangji menyerah dan pintu itu seketika terbuka dengan Wei Wuxian yang berlari menerjang Lan Wangji dan sambil memberi seribu ciuman pada wajahnya.

Benar saja Lan Wangji langsung mengemasi pakaian kedalam koper. Sementara itu Wei Wuxian sibuk memilih topi yang akan dikenakannya sebab telinga kelincinya pasti akan muncul dan rasanya tidak nyaman jika topi yang terlalu pas ukurannya.

Setelah menentukan topi yang dikenakannya Wei Wuxian melihat Lan Zhan-nya telah siap. Sebenarnya ia bingung kenapa Lan Zhan-nya menyiapkan koper segala hanya untuk pergi ke pantai sebentar.

“Wei Ying, karena pantai agak jauh jadi kita menginap nanti dan besok baru pulang.” Jelas Lan Wangji yang kemudian beralih pada tas yang isinya mulai dipenuhi camilan istrinya.

Setelah berkemas pasangan itupun langsung pergi ke pantai. Meskipun sepanjang jalan Wei Wuxian tertidur mengingat perjalanan mereka dilakukan di tengah hari dan padatnya lalu lintas membuatnya kelelahan.

Hingga akhirnya setelah perjalanan panjang Wei Wuxian terbangun melihat hamparan laut biru. Matanya melebar dengan kedua telinga kelincinya bergoyang.

“Lan Zhan lihat laut! Laut!!” Seru Wei Wuxian kegirangan.

“Senang?”

“Tentu saja, aku tidak sabar ingin main air dan membuat istana pasir!!”

Lan Wangji terkekeh mendengarnya. Kelincinya benar-benar seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat laut. Wei Wuxian bahkan membawa beberapa wadah yang ingin digunakan untuk membuat istana pasir.

Ketika mereka akhirnya sampai hotel tempat menginap Wei Wuxian bergegas dengan pakaian pantainya dengan celana selutut dan kaos berwana abu-abu tua. Tak lupa topi yang sebelumnya telah dipilihnya.

“Lan Zhan ayo!” Ajak Wei Wuxian tidak sabar, tapi suaminya malah diam tersenyum. “Lan Zhan ada apa?”

“Calon bayi kelinci terlihat.” Katanya memperhatikan bagaimana perut Wei Wuxian yang membuncit.

“Lan Zhan tidak suka?”

“Suka, tapi tidak mau orang lain melihat Wei Ying.” Ujarnya teguh pada pendirian.

“A-Ying milik Lan Zhan, tenang saja.” Wei Wuxian meyakinkan kembali suaminya yang sedikit posesif akan banyak hal.

Tapi jangan salah posesif itu baik jika istri mu adalah seekor kelinci yang penasaran.

•••

Di pantai Wei Wuxian tertawa sambil menendang nendang air. Sementara Lan Wangji sibuk mengabadikan ratusan jepretan wajah si kelincinya. Tak lupa tatapan tajam bagi siapapun yang melihat kearah Wei Ying-nya.

“Lan Zhan, Lan Zhan kemari!!!” Panggil Wei Wuxian yang memperhatikan ombak kecil yang menerjang kakinya.

“Kenapa?”

“Ayo buat istana pasir!”

Dengan begitu Lan Wangi mulai membangun istana pasir dengan perabotan yang dibawanya. Dimulai dengan pondasi dan pasir yang setengah basah agar mudah di bentuk.

Wei Wuxian yang melihat suaminya yang sangat rapi terkagum kagum begitu panci dibalik membentuk kue yang keluar dari loyang, mirip dengan yang biasa ibunya buat. Oleh karena itu dia tidak mau kalah dan mulai menggali lubang.

“Wei Ying apa yang kamu buat?” Bingung Lan Wangji.

Wei Wuxian menyeringai sambil menjawab, “Aku sedang membuat terowongan.”

“Apa?”

“Terowongan, nanti ini jalan menuju istana panci.” Celoteh Wei Wuxian yang masih menggali pasir dengan kedua tangannya.

Lan Wangji memiringkan kepalanya entah kenapa istana pasir itu berubah menjadi istana panci dengan lubang besar di depannya. Tapi terserahlah asal kelinci hamil nya bahagia.

Ketika istana pas— panci maksudnya dan sebuah terowongan pasir besar selesai Wei Wuxian terlihat sangat senang. Dia meminta Lan Zhan nya untuk mengambil banyak foto.

“Bagaimana hasilnya? Sini ku lihat!” Katanya semangat.

Satu persatu gambar mulai digulir dan ternyata banyak foto dirinya yang tanpa sadar difoto oleh suaminya.

Wei Wuxian memandang Lan Wangji sebelum menariknya dan mencium pipinya.

“Lan Zhan terimakasih.” Bisiknya.

“Mn, apapun untuk Wei Ying.”

Makasih buat yang meninggalkan jejak dan maaf lama up nya (⁠人⁠*⁠´⁠∀⁠`⁠)⁠。⁠*゚⁠+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih buat yang meninggalkan jejak dan maaf lama up nya (⁠人⁠*⁠´⁠∀⁠`⁠)⁠。⁠*゚⁠+

BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang