Bunny Daddy!

1.5K 184 13
                                    

Wei Wuxian merindukan papanya. Dia ingin menghabiskan waktu bersama dengan papa kelincinya. Mungkin para calon bayi kelinci juga ingin bertemu kakeknya.  Jadi ketika suaminya pergi kuliah, Wei Wuxian langsung berangkat menuju kantor tempat dimana Wei Changze berkerja.

Tentu tanpa bilang terlebih dahulu pada suaminya. Paling hanya sebentar, tidak akan lama.

Ketika dirinya sampai di perusahan Lotus Jiang. Wei Wuxian langsung disambut oleh penjaga keamanan yang melihatnya. Keduanya berbincang sesaat sebelum dia melihat Jiang Fengmian berada di lobi.

“A-Xian lama tidak bertemu.” Sapanya terlihat senang melihat keponakannya.

“Lama tidak bertemu juga Paman Jiang.” Wei Wuxian tersenyum senang.

Wei Wuxian sudah lama tidak melihat paman kucingnya, dia sangat ramah sepeti Jiang Yanli. Hanya saja jangan menganggu Jiang Fengmian selama masa sensitifnya menurut papa nya. Sebab Jiang Fengmian tidak segan untuk mencakar siapapun seperti istrinya.

Jiang Fengmian tersenyum, tanpa memperdulikan sekertaris nya yang terlihat sibuk dengan tab ditangannya.

“Apa A-Xian ingin bertemu papa nya?” Tebak Jiang Fengmian.

“Mn.” Wei Wuxian mengangguk, “Mereka ingin bertemu kakek nya.” Katanya mengusapi perutnya yang buncit.

“Kalau begitu biar Paman yang antar.”

“Terimakasih Paman Jiang.” Wei Wuxian terkekeh senang.

Sementara itu sekertaris yang sibuk itu seketika terlihat panik mendengar Jiang Fengmian akan mengantar Wei Wuxian.

“Tapi Tuan kita tidak pun—”

Jiang Fengmian berbalik dan menatap wajah sang sekertaris, “Diam, jika mereka tidak mau menunggu maka batalkan saja. Aku akan mengantar keponakan ku.” Tegasnya sekecil mungkin karena tak ingin membuat Wei Wuxian terganggu. Dia kemudian berbalik dan tersenyum sambil mengajak Wei Wuxian menuju lift khusus untuknya.

Sekertaris itu terdiam dan menghela nafas. Projek bernilai jutaan dolar harus gagal karena mengantar keponakan. Terserahlah orang kaya memang beda, pikirnya.

•••

Wei Wuxian memandangi lantai tempat papa nya bekerja. Semua penuh dengan tanaman yang membuat udara menjadi sejuk. Dia bisa melihat papa kelincinya yang kini sedang memberi arahan pada anak buahnya dibalik kaca.

Jiang Fengmian membawa Wei Wuxian ke ruang rekreasi tempat dimana para karyawan bisa istirahat sejenak.

“Tunggu sebentar disini ya A-Xian.”

Wei Wuxian mengangguk dan membiarkan Jiang Fengmian pergi. Dia melihat ke kanan dan ke kiri memperhatikan tiap detail ruangan yang kemungkinan besar diatur oleh Bibi Yu. Semua ornamen yang didominasi warna ungu serta hiasan bunga teratai menghiasi ruangan ini. Di salah satu sudut terdapat counter yang isinya semua makanan dan yang lainnya buku-buku novel atau beberapa permainan game yang ditata rapi.

Wei Wuxian mulai membandingkan dengan kantor Cloud Lan yang semuanya berwarna biru dan putih. Tapi baginya dimanapun tempat kerjanya, karena setelah memiliki suami dia tidak perlu memikirkan soal kerja.

“A-Ying!” Panggil seorang yang Wei Wuxian sangat kenali.

Wei Wuxian berbalik dan tanpa sadar kedua telinga kelincinya muncul. Wajahnya tersenyum senang dan perasaannya seketika berbunga-bunga.

“Papa!!” Wei Wuxian mendekat dan memeluk Wei Changze erat seolah tidak bertemu sangat lama.

“Oh A-Ying ku, kamu seharusnya memberitahu kalau ingin kemari.” Wei Changze dengan sengaja mengeluarkan juga telinga kelincinya. Keduanya saling menggosok kepala seperti saat Wei Wuxian kecil dulu.

Jiang Fengmian yang memperhatikan itu hanya bisa iri sebab putranya tidak mau diperlakukan sama seperti Wei Wuxian. Dia juga ingin saling menggosok kepala dengan putranya. Tapi mau bagaimana ketika gen kucing miliknya kalah dengan milik istrinya hingga akhirnya Jiang Wanyin menjadi snagat mirip ibunya dibanding dirinya.

“Wei Ying ingin bertemu papa, dan bayi kelinci juga sepertinya ingin bertemu kakeknya jadi maaf tiba-tiba kemari.” Celoteh Wei Wuxian mengusapi perutnya yang buncit.

Wei Changze tersenyum dan menyentuh perut putranya. Dia bisa merasakan tendangan kecil dari calon-calon cucunya yang bersemangat.

“Oh aku tidak sabar ketika mereka lahir. Mereka pasti akan menggemaskan sepertimu sayang.”

“Papa sudah aku katakan aku tidak imut.” Gerutu Wei Wuxian mempoutkan bibirnya.

“Tidak mungkin, Lan Wangji jelas menyukai mu karena imut.” Timpal Wei Changze mengingat dulu Lan Wangji yang mirip es berjalan itu diam diam memerah pada ujung telinganya ketika sedang bersama putranya.

“Eh benarkah?” Wei Wuxian memiringkan kepalanya. Tapi mendengar nama suaminya Wei Wuxian merasa melupakan sesuatu.

“A-Ying, bagaimana kalau kamu nanti ikut pulang ke rumah? Sudah lama kamu tidak pulang.” Ucap Wei Changze menyarankan sebab putranya yang satu lagi pasti akan senang, terutama istrinya yang akan langsung memasak kesukaan Wei Wuxian.

“Tapi bukannya papa masih kerja?”

“Tenang saja, Fengmian mengizinkan ku untuk setengah hari tanpa memotong gaji ku.” Ucapnya dengan bangga.

Wei Wuxian menganggukkan  kepalanya membiarkan telinga kelincinya bergoyang. Dia kemudian berseru, “Kalau gitu ayo pulang!!”

•••

Sementara itu Lan Wangji kembali panik ketika Wei Wuxian menghilang lagi.

Sementara itu Lan Wangji kembali panik ketika Wei Wuxian menghilang lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diperjalanan...🚗

WCZ : A-Ying...

WY : Iya, papa?

WCZ : Apa A-Ying sudah beritahu Wangji pulang ke rumah?

WY : Ah... Aku lupa papa!?

Terimakasih telah membaca ✨

BUNNYING「 Wangxian 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang