Lan Zhan tidak tahu apa yang terjadi yang jelas dia melihat kebahagiaan terpancar dari kakaknya yang memiliki banyak bekas cakaran di wajahnya. Kemudian pandangannya beralih pada Wei Ying-nya yang memeluk Jiang Cheng yang masih mendesis dengan ekor mengembang.
“Apa yang terjadi kak?” Tanya Lan Zhan penasaran dengan wajah kakaknya, meski begitu pertanyaannya terdengar sangat dingin.
“Ah ini anggap saja bukti cinta dari kucing ku.” Jawab Lan Huan memperhatikan Jiang Cheng yang kembali mendesis.
“Siapa yang kamu panggil kucing milik mu!? Hiss!!” Jiang Cheng memperlihatkan seringainya dan ingin mencakar kembali Lan Huan. M
“Lihat sangat imut.” Ucap Lan Huan tersenyum tenang.
Wei Ying masih memeluk Jiang Cheng dan menenangkannya dengan menepuk-nepuk kepalanya perlahan.
“Udah A-Cheng, jangan dipikirin Kakak memang seperti itu.”
“Sejak kapan kamu panggil dia kakak?”
“Eh? Tidak boleh?” Wei Ying memiringkan kepalanya dengan mulut yang sedikit pout.
“Tentu boleh, lagipula A-Xian kan calon adik ipar ku.” Ceplos Lan Huan.
“Tutut mulut mu jangan ajari A-Ying bahasa yang tidak dimengerti!!!” Pekik Jiang Cheng marah.
Sementara Lan Zhan yang mendengar ucapan kakaknya membuat hati Lan Zhan dipenuhi kelinci yang berlompatan bahagia.
Karena perdebatan antara Jiang Cheng dan Lan Huan membuat Wei Ying harus berpisah dengan Lan Zhan lebih cepat. Jiang Cheng memaksa agar mereka pulang ke rumah masing-masing.
•••
Meski Lan Zhan baru pindah, niatan dirinya untuk menyingkirkan Luo Binghe agar tidak merusak pikiran Wei Ying-nya yang polos masih berlanjut. Lan Zhan bahkan sampai memaksa kepala sekolah hanya agar satu kelas dengan Wei Ying.
Begitu masuk kedalam kelas bersama guru. Pandangan Lan Zhan langsung tertuju pada Wei Ying-nya yang duduk tepat didepan Bingpup si anjing. Untuk pertama kali sepertinya keberadaan Shen Yuan si pawang memang diperlukan agar Wei Ying-nya terhindar dari Bingpup.
Wei Ying berbinar melihat Lan Zhan yang akhirnya satu kelas kembali dengannya. Wei Ying ingat saat di kindergarten dulu Lan Zhan selalu menempel bersamanya, dimana ada Lan Zhan disitu akan ada Wei Ying.
Lan Zhan memperkenalkan dirinya secara singkat, kemudian duduk di bangku kosong yang letaknya bersebelahan dengan Luo Binghe.
Luo Binghe dan Lan Zhan saling bertatapan sebelum akhirnya Lan Zhan duduk di bangkunya.
Tapi secara tidak langsung dua orang dibelakang memancarkan dominan yang membuat semua merasakan dingin dan panas bersamaan.
Ketika jam istirahat tiba beberapa anak yang mencoba mendekati Lan Zhan langsung gagal begitu Lan Zhan menghadap kearah Luo Binghe.
“Ah Lan Wangji, kau tahu aku tidak pernah berpikir kalau dirimu akan kembali kemari.” Ucap Luo Binghe dengan nada mengejek. Kemudian dia mendekat, “Apa karena kamu takut Wei Ying mu it—”
“Jangan berbicara apapun tentang Wei Ying dan jangan dekati dia.” Peringat Lan Zhan serius.
“Oho, kenapa? Apa kamu takut Wei Ying direbut oleh ku.” Goda Luo Binghe yang membuat Lan Zhan geram dan menarik kerah Luo Binghe.
“Lan Zhan?!” Panggil Wei Ying terkejut dengan mereka yang seolah akan bertengkar.
“Ah Wuxian, ini bukan apa-apa hanya sedikit perbincangan antar teman lama.” Ucap Luo Binghe yang langsung mendorong Lan Zhan agar menjauh darinya. “Iya kan Wangji?”
“Mn.” Lan Zhan mengangguk kecil dengan wajah datarnya. Jelas Lan Zhan tidak mau Wei Ying-nya khawatir sebab dia ingin menghajar Luo Binghe.
Jadi Lan Zhan akan dengan tenang dan secara perlahan menyingkirkan Luo Binghe.
“Lan Zhan ayo keliling. Aku akan menunjukan makanan terbaik di kantin sekolah kita.” Ucap Wei Ying menarik tangan Lan Zhan.
Luo Binghe yang melihat Wei Ying memberitahu makanan terbaik pada Lan Zhan, membuatnya ingin mendoakan nasib Lan Zhan setelah mengetahui makanan itu.
Lan Zhan tidak mengatakan apapun dan mengikuti Wei Ying-nya. Tapi satu hal yang pasti apa yang menurut Wei Ying makanan terbaik adalah makanan terburuk bagi Lan Zhan untuk pertama kalinya. Makanan itu berwarna merah dan entah apa saja isinya, hanya merah dan berkuah.
“Wei Ying.”
“Ya? Ada apa Lan Zhan?”
“Tidak.”
“Kalau begitu cobalah.” Ucap Wei Ying antusias.
“Mn.”
Dengan mempertahankan wajah tenangnya Lan Zhan kepedasan dan kepanasan. Wajahnya memerah. Tak apa yang penting bisa melihat bagaimana Wei Ying-nya bahagia saat ini.
Tetap bersikap tenang yang utama walau perut bergejolak.
Omake
LWJ : *sudah tidak kuat*
WWX : Lan Zhan kau baik baik saja? *khawatir*
LWJ : Mn.
WWX : Sungguh?
LWJ : Mn.
WWX : Lan Zhan jangan hanya mn!?
LWJ : Mn. *pingsan*
WWX : Lan Zhan!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNNYING「 Wangxian 」
FanfictionWei Ying memiliki telinga kelinci dan ekor yang akan muncul ketika dia menggambarkan ekspresinya. Lan Zhan yang duduk disebelah bertekad melindungi Wei Ying. Ini adalah kisah Wei Ying si bunny dan Lan Zhan si bandar cuka. S1 : 16 Okt 21-21 Des 21...