Sepanjang perjalanan menuju sekolah tidak ada yang bicara sedikit pun, selain kedua sekawan itu-- Nakula dan Sadewa. Mereka berdua menatap lama Arjuna di depan kursi kemudi yang seperti biasanya diam dan tampak tak acuh. Tiba di halaman parkir sekolah, Arjuna lebih dahulu keluar dari mobil dengan tangan yang ia masukkan ke dalam kantong celana. Ia berjalan mendahului Nakula dan Sadewa.
Siswa-siswi berlalu lalang. Ada yang duduk di depan kelas, ada yang tengah berlari saling mengejar satu sama lain, ada kerumunan gadis yang tertawa terbahak-bahak, ada pula pemuda berkaca mata di tahan oleh dua temanya. Arjuna masih tidak peduli, ia menatap sekilas pemandangan tersebut. Tujuannya sekarang adalah roof top, tempat yang paling nyaman sekaligus menjadi basecamp mereka sejak tiga tahun terakhir. Satu persatu anak tangga ia pijak dengan pasti, masih dengan tatapan santai dengan langkah sedikit lebar, tadi ia bukan bermaksud tidak merespon saat sang istri mengadu, malu. Arjuna hanya tidak ingin menjadi bahan olok-olokan teman-temannya.
"Woi mau ke atas?" tanya Yudistira yang baru saja tiba, ke pada ke dua temannya yang berdiri di bawah anak tangga. Pemuda tinggi dengan kulit sawo matang itu terlihat kebingungan saat melihat Nakula dan Sadewa tertawa.
"Lo berdua kenapa? kesambet setan?"
Sadewa melangkah maju, mendekati Yudistira lalu berkata." Udah, kuy naik. Nanti kita ceritain."
"Nak?"
Nakula mengangguk setuju, ia merangkul pundak Yudistira, menuntun salah satu sohibnya itu ke tempat tujuan.
Angin berembus begitu kencang saat Arjuna baru saja menginjakkan kaki ke tempat tertinggi sekolahnya. Menghirup udara lalu menghembuskannya perlahan, tenang dan damai. Sensasi yang Arjuna sukai dari tempat ini. Arjuna duduk di atas kursi kayu panjang yang ada di sana. Mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku celana, tangan besarnya mengambil acak satu lintingan tembakau, mengapit benda itu dengan kedua jari. Ah, entah sudah berapa lama ia tidak merasakan kenikmatan asap itu. Seingatnya terakhir kali ia menyesapnya saat usia kandungan Mila menginjak tiga bulan, Arjuna tidak tega bila harus merokok di rumah, lagi pula ia juga sudah berjanji akan menghindari rokok. Tapi sekuat apa pun Arjuna berusaha menjauhi, rasa ingin menyesap itu kian meningkat.
"Sorry, Mbul. Satu kali ini aja," ujar Arjuna membatin. Kepulan asap mulai keluar dari benda panjang berisi gulungan tembakau itu, nanti sepulang sekolah ia harus membeli permen agar Mila tidak mengetahui perbuatannya ini.
"Oi, pagi-pagi udah ngerokok aja, Jun. Tumben, gue kira uda berhenti lu," ucap Yudistira lalu duduk di sebelah Arjuna, diikuti Sadewa, sementara Nakula memilih duduk selonjoran di lantai.
"Hm, mulut rasanya pait."
Yudistira mengangguk paham, ia pun mengambil sebatang rokok dan mengisapnya perlahan, rokok dan kopi adalah sesuatu yang wajib untuknya.
"Lo belom tau aja, Yud. Tadi pagi bah mata gue ternodai..." celetuk Nakula sembari mengambil sebatang rokok milik Arjuna.
"Ternodai?"
"Iya, si abang Arjun lagi ekhem.. ekhem sama bininya," balas Sadewa nyengir.
"Lah emang napa? udah halal salahnya di mana? O... gue tahu... lu pada jadi omes kan, makanya kurang-kurangi tu nonton flm biru," sindir Yudistira ke pada Sadewa.
Merasa kartu Asnya terbuka Sadewa menampakan wajah berdosa. Ia hanya menonton para gadis jepang kawai kok tidak lebih, hanya... itunya besar, maksudnya rumahnya.
"Itu dulu, sekarang gue udah jarang nonton."
"Anjirrr, jarang! berarti masih nonton dong?" seru Nakula histeris.
"Heleh, kayak lo kagak nonton aja. Biasa aja kali responnya."
"Tapi gue beda, Sad, udah tobat gue dari lama, hahaha."
"Udah-udah gue tahu, nggak ada di antara kita yang gak pernah nonton tu plus-plus. Lo pada kaga ingat sewaktu kita baru naik kelas tiga? wong kita nonton bareng-bareng."
Ketiga lelaki itu mengangguk setuju, kejadian itu terjadi karena hasutan Sadewa, Pemuda bermata agak sipit itu saja yang membawa ponsel waktu itu. Awalnya mereka hanya berniat membolos pelajaran pertama dengan acara ngumpet di gudang, awalnya mereka menonton flm perang di You tobe, lalu muncul sebuah gambar wanita seksi.
"Buka gak nih?" tanya Sadewa selaku pemilik dan pemegang kendali atas benda pipih itu.
Nakula, Yudistira dan Arjuna terdiam,
mau di lewatkan sayang, hati berkata tidak namun otak berkata iya, mereka bertiga serempak mengangguk, lagi pula itu hanya wanita seksi bukan apa-apa. Dan semenjak itu lah otak mereka sudah terkontaminasi virus-virus kriminal, Nakula memilih tobat setelahnya begitu pula dengan Yudistira dan Arjuna, tapi memang dasar Sadewa, pemuda itu bahkan pernah mengoleksi foto-foto wanita berbelahan dada terbuka."Gila, bener. Itu gara-gara Sadewa! gila otak gue!" seru Nakula heboh.
"Ahaha, lebai. Percaya sama gue, banyak cowok-cowok di luar sana yang ngelakuin hal sama kaya kita. Lagian itu udah lama banget," ujar Sadewa Jenaka.
"Dan karena video busuk itu kita kena hukum kepala sekolah," balas Yudistira kala mengingat jeweran dan pukulan keras di telapak tangannya. Ia bergidik ngeri, orang tua mereka berempat di minta datang ke sekolah. Handphone Yudistira di sita selama sebulan, orang tuanya bahkan membersihkan semua file-file ponselnya. Padahal saat itu sama sekali tidak ada video laknat itu.
"Hooh, Babe Rojak marah besar, emak gue nangis semalaman, paginya gue kaga di kasih makan sampe sore, haha," balas Nakula mengingat itu membuat ia tidak bisa menahan tawa, dasar tidak tahu malu.
"Gue jelas ganti HP baru, nyokap, bokap ngawasin gue berbulan-bulan. Tiap pagi di kasih petuah, parahnya para sepupu gue sok polos, seakan-akan kagak pernah. Padahal gue juga taunya dari mereka. Mereka ngejekin gue siang, malem. Njir!" balas Sadewa.
"Kalo, lo Jun? ortu lo gak marah, seinget gue Om Pandu yang paling calem saat semua orang tua kita ngamuk," tanya Sadewa.
Semua mata tertuju ke pada Arjuna, menunggu jawaban. Tapi Arjuna hanya mengangkat bahu sembari mengembuskan asap rokok. Arjuna tidak ingin bercerita apa pun tetang kejadian waktu itu. Menurutnya hukuman itu sangat memalukan, sampai rasanya ia sangat kesal ke pada sang Papa.
Mereka cukup paham dengan sikap Arjuna yang terkesan cuek dan sombong. Tapi mereka tahu Arjuna bukanlah orang seperti itu, ini memang Arjuna yang mereka kenal. Paling kalem dan misterius. Anehnya para wanita justru suka kepada lelaki seperti itu, yang memberi perhatian justru di sia-siakan demi lelaki yang katanya Cool boy penuh karisma.
Tet,,,..tet,,,,,
Bel masuk berbunyi nyaring, membuat ke empat sekawan itu mulai beranjak. Sebelum pergi mereka membuang jauh-jauh putung rokok. Prinsipnya adalah. "Peraturan ada untuk di langgar, tapi karena bentar lagi out, bandelnya kudu dikurangi." Wajah-wajah bahagia itu berjalan beriringan menuruni tanggal, mereka sama-sama yakin masa-masa ini akan sangat mereka rindukan nantinya.
Halo Makasih udah mampir, JANGAN LUPA KOMEN, BIAR OTHOR SEMANGAT UPDATENYA. SEE YOU! PART INI TERINSPIRASI DARI COWOK2 LAKNAT DI KELAS(ಥ ͜ʖಥ)
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi Beda
Teen FictionJudul Sebelumnya [BECAUSE ACCIDENT] [TAHAP REVISI] Cerita ini tak terduga loh☡ alurnya bisa membuat kalian terkejut☺ cerita klasik yang bikin kamu penasaran tentunya😉 kalo tidak percaya sini buktikan sendiri❗ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA😉 Part awa...