MY HUSBAND

12.5K 755 12
                                    

Mila menatap lekat wajah Arjuna yang berbaring di sebelahnya. Wajahnya tampak tenang dan damai . Berbeda saat ia bangun, yang ada hanya tatapan intimidasi dan nada ketus yang keluar dari bibir manisnya. Mila terkagum-kagum menatap visual indah di depan matanya, suaminya ini memang tampan di lihat dari sisi mana pun ketampanannya tidak akan berkurang.

Sudah hampir satu bulan Mila dan Arjuna tinggal bersama. Tentu saja di apartemen Arjuna, kadang-kadang Aina akan datang berkunjung.

"Kenapa lo liatin gue.” Alis Arjuna terangkat sebelah, m memandang wajah Mila yang ada di sebelahnya. Mila malu, ia terciduk mengamati suaminya.

"Percaya diri sekali Anda.” Mila tersenyum miring. menyembunyikan rasa malunya.

"Gue ingatin sekali lagi, di antara kita gak ada hubungan apa pun. lo gak berhak ikut campur dalam kehidupan gue begitu juga sebaliknya. Gue ngak mau lo berani mencintai gue karena itu akan membuat lo sendiri sakit hati, " Mata elang Arjuna menatap lekat wajah Mila, Mila yang di tatap begitu merasa gugup.

"Okey Aku paham," balas Mila tersenyum kecut, lagi pula siapa juga yang suka dengan es batu? Batin Mila sendu.

Mila melangkah keluar dari kamar. Mengikat asal rambut sebahunya, pagi ini ia akan memasak sarapan.  Sebenarnya Mila tidak pandai memasak tapi berkat Aina sekarang Mila bisa menguasai beberapa resep masakan. Mila memutuskan untuk memasak nasi goreng saja, mengingat akan banyak waktu yang terbuang kalau ia memasak yang lain. Sementara Arjuna tengah sibuk di kamarnya membalas pesan dari kekasihnya Saras.

Mila tidak tahu kalau suaminya itu memiliki kekasih sebab ia baru mengenal Arjuna beberapa hari dan ya, mereka tiba-tiba terikat bersama dalam ikatan suci pernikahan.

"Kak makanannya udah siap,” ujar Mila,  ia mengamati Arjuna yang tengah sibuk mengancingkan seragam sekolahnya. Arjuna mengangguk singkat dan berlalu menuju meja makan, Mila menatap benda pipih yang ada di nakas. sebuah notifikasi baru saja masuk. Mila memegang gawai milik Arjuna, sebuah pesan singkat tercetak di sana.

My Sunshin

[Kamu jadikan berangkat bareng aku, Yang? ]

Mila menatap nanar pesan itu, jadi Arjuna sudah punya pacar? Pantas saja dia menyuruh Mila tidak mengurusi kehidupannya ternyata suaminya itu sudah punya kekasih, Mila menyimpan kembali benda itu ke tempat semula. Kalau Arjuna melihatnya sudah pasti Arjuna akan memarahinya karena telah lancang menyentuh barang milik laki-laki itu.

Di meja makan. Tidak ada yang bicara, hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang saling beradu, Mila menatap Arjuna sekilas kemudian berbicara pelan.

"Kak, kamu bisa anterin aku periksa kandungan nanti sore?" Mila tidak berharap Arjuna setuju, hanya saja ia ingin melihat reaksi suaminya itu.

"Oke,” balas Arjuna.
Mila terkejut, ia pikir Arjuna akan menolak mentah-mentah, sebab dia tadi membaca pesan di handphone Arjuna kalau dia akan pergi berdua dengan kekasihnya. Mila tersenyum tipis ia kira Arjuna tidak akan peduli.

"Makasih Kak."

"Hm."

"Aku duluan kak,” kata Mila yang berdiri di depan pintu.

"Tunggu!”  Arjuna menahan langkah Mila. Arjuna merogoh kantong seragamnya, mencari sesuatu di sana “ Nih ,"Arjuna mengulurkan tangan berisi dua lembaran uang berwarna biru.

Mila menatap Arjuna penuh tanya. Merasa tidak ada respon Arjuna mengangkat tangan kanan Mila, ia menyimpan dua lembaran biru itu ke telapak tangan wanita di hadapannya itu. "Buat jajan."

Arjuna berlalu begitu saja tanpa memedulikan Mila yang masih diam mematung di depan pintu, Mila tersenyum penuh arti.

"Yey uang jajan, rejeki emang gak kemana," ujar Mila girang, ia memasukkan lembaran uang itu ke dalam kantong seragamnya.

**

Mila berangkat sendiri ke sekolah, ia tidak ingin orang-orang di sekolah tahu kalau dia sudah menikah. Apalagi dengan seorang Most Wanted SMA Pelita, bisa-bisa dia di labrak para Fans suaminya itu.

Mila mendengkus kesal membaca pesan dari Aina, gadis itu hari ini ijin Absen karena merasa demam. Mila menawarkan diri membawa Aina ke rumah sakit. Namun, gadis itu menolak dengan alasan Mila tidak boleh kecapekan karena akan berbahaya untuk bayinya nanti.

Bima menghampiri Mila yang sedari tadi tampak kesal, hormon ibu hamil tampaknya membuat Mila mudah marah.

"Hey, kenapa cemberut gitu? Gila... mulut lo dah kayak ikan cupang." Bima tertawa terbahak-bahak sembari mengusap sudut matanya yang berair, hal itu justru membuat Mila semakin kesal.

"Kalo lo cuman mau ngetawain gue doang, mending lo pergi. Gue lagi malas debat," Mila menempelkan pipi kirinya di atas meja. Ia bosan saat ini.

"Yuk, ke kantin. Gue traktir, " ajak Bima berdiri menatap Mila yang masih setia pada posisinya tadi.

"Gak, ah, males. Capek jalan."

"Jalan segitu aja capek? gue gendong mau gak?" Bima menaik turunkan alisnya sambil cengar- cengir memperlihatkan gigi gingsulnya.

"Ayok!" Mila merentangkan kedua tangannya. Menatap Bima yang juga menatap kedua bola matanya.

"Serius nih?"

"Bercanda lah, yakali. lo kira gue lumpuh sampe gak bisa jalan sendiri!" ujar Mila keki, ia memutar bola matanya malas.

"Yaudah, ayo!" Bima menggandeng tangan kanan Mila membawa wanita itu mengikuti langkahnya menuju kantin, Mila tiba-tiba menjadi bahan sorotan penghuni kantin sebab tangannya yang masih bergandengan erat dengan tangan Bima salah satu Most Wanted SMA Pelita.

Kejadian itu tak luput dari penglihatan seorang Arjuna, mata tajamnya menatap tepat pada tangan Bima yang bertautan di antara jari-jari tangan Mila. Tanpa sadar tangannya terkepal, entah mengapa ia merasa tidak suka melihat Mila dekat dengan Bima.

Apa dia cemburu? Arjuna menepis pikirannya itu, ia kembali fokus berbincang bersama seorang gadis di sampingnya. Dia Saras kekasihnya, mereka berpacaran sudah dua tahun. Mereka di sebut sebagai pasangan Couple goals, banyak yang iri dengan kedua sejoli itu.

Mata Mila tidak sengaja menangkap dua orang yang tengah bercanda tawa, tampak sang gadis bersemu merah menahan malu. di sampingnya Arjuna tersenyum lebar, senyum yang tak pernah ia berikan kepada siapa pun termasuk Mila.

"Hey." Bima mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Mila, membuat wanita yang tengah melamun itu kembali tersadar.

"Lo melamun? Ngelamunin apa sih? Jangan-jangan... ngelamunin kegantengan gue ya?” ujar Bima menggoda Mila.

Mila menyikut perut Bima. “Idih apa-apaan, halu! Ayok cari bangku. Gue udah laper banget nih."

Mila berjalan lebih dulu menuju meja di dekat meja Saras dan Arjuna, Mila sebenarnya enggan untuk duduk di sana. Tapi, tidak ada meja kosong lagi, semua meja sudah penuh oleh para siswa-siswi.

Mila duduk menopang dagu menunggu pesanannya datang. Ia merasa sedikit canggung, apalagi meja Arjuna tepat di depan meja ia dan Bima, di sana Mila dapat dengan jelas melihat Arjuna dan Saras yang tengah bercanda tawa.

"Pesanan datang!" pekik Bima heboh di depan Mila. Mila tersenyum canggung melihat beberapa pasang mata menatap ia dan Bima.

"Bim, astaga apaan sih?  jangan bikin malu dong," ujar Mila berbisik ke telinga Bima.

"Yamaap, mending kita makan." Bima tersenyum lebar sambil mengedip-ngedipkan mata. Membuat Mila yang semulanya kesal, tersenyum melihat tingkah lucunya. Mila mengunyah bakso miliknya dengan lahap. Melihat berapa mengemaskan saat Mila mengunyah bakso tangan Bima terulur mengusap lembut kepala Mila, sementara di depan sana Arjuna melirik dua sejoli itu dengan tatapan tajam menusuk.


Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang