SAH

13.9K 806 34
                                    

Kini Mila Hauri Aditama sudah berganti status menjadi istri Arjuna Dwipandu, semenjak seluruh tamu undangan menyorakkan kata 'Sah' ia sudah resmi menjadi seorang istri. pernikahan mereka hanya di hadiri sanak saudara saja, Gilbran dan istrinya datang menjadi wali di pernikahan Mila putri mereka. Gilbran marah besar kepada keluarga Dwipandu khususnya pada Arjuna, Gilbran sampai memberikan bogeman mentah ke pipi mulus Arjuna kala itu.

Perang dingin masih terjadi antara Mila dan kelaurganya, Mila sedih mengingat kejadian beberapa saat lalu di mana Ayah dan Bundanya seakan tidak menganggapnya ada. usai ijab qobul kedua orang tuanya langsung meninggalkan acara, dengan alasan mereka sibuk harus meeting dan pergi keluar negeri.

Mila benar-benar merasa tidak di anggap lagi, Mila tersenyum paksa saat menyalami para tamu undangan sementara Arjuna yang di sampingnya hanya diam sambil menyunggingkan senyum kecil, senyum palsu agar tamu undangan tidak berpikir yang bukan-bukan. Mila menatap lekat wajah pria yang saat ini telah menjadi suaminya, Mila akui Arjuna memang berwajah  tampan sesuai dengan namanya.

Sorot mata yang tadi fokus kepada tamu undangan kini kembali berganti mengamati seorang wanita di sampingnya, Arjuna menatap tajam Mila yang juga masih setia menatapnya. Arjuna berbisik, "inikan yang lo mau dari gue? puas lo sekarang udah ngancurin hidup gue!" Mila menjauhkan wajahnya, ini tidak salah? Yang seharusnya berkata begitu adalah Mila. Kenapa laki-laki ini menyalahkan Mila padahal ini semua bukan sepenuhnya salahnya.

Mila menggeleng kecil, rasanya ia ingin menangis. Ia berusaha menahan tangisnya sampai Acara selesai, rumah yang tadinya di isi beberapa orang kini sudah legam berganti dengan sang pemilik rumah dan Aina, Aina tersenyum hangat menatap  Mila di sampingnya, ia senang sahabatnya itu mendapatkan apa yang memang harus ia dapatkan. karena tidak enak berlama-lama di sana Aina pamit pulang, sejujurnya ia masih ingin menemani sahabatnya itu tapi dia juga di rundung rasa sungkan.
Jadilah tinggal mereka berempat di ruang keluarga kediaman Dwipandu, Pandu dengan istrinya juga Mila dengan Arjuna.

Arjuna membuka suara, "Pah, Arjuna ingin tinggal di apartemen Arjuna sendiri."

"Kenapa kamu tidak mau tinggal di sini?" tanya Brahmana kepada Arjuna putranya.

"Juna ingin lebih mengenal Mila, Pa," ujar Arjuna tersenyum simpul. menatap  Papanya, ia mencubit pelan lengan Mila memberi kode agar wanita itu setuju.

"Tapi Mila kan lagi hamil," sanggah  Wulan menatap putra bungsunya, kemudian berganti menatap menantunya.

"Gak pa-pa Ma, Mila bisa jaga diri kok, Lagi pula Mila gak sendiri kan ada kak Juna juga," Mila tersenyum sungkan menatap wanita yang kini menjadi mertuanya itu.

"Kalo gitu kalian nginap dulu di sini ya?" pinta  Wulan membujuk Mila dan Arjuna. Mila menatap Arjuna menunggu persetujuan dari laki-laki itu, Arjuna mengangguk singkat.

"Iya Ma." jawab Mila.

"Sini mama antar ke kamar Arjuna," ajak Wullan mengapai tangan Mila.


Wulan menuntun Mila  menaiki anak tangga menuju kamar Arjuna di lantai dua,  Wulan berhenti di depan pintu bercat putih. Ia membuka pintu itu perlahan,  mata Mila langsung di sambut pemandangan  yang  sangat asing. Seumur- umur ini adalah kali pertama Mila memasuki kamar seorang laki-laki selain  kamar Ayah dan Bundanya.

Di ruangan itu terdapat beberapa poster-poster gambar pemain basket dunia, salah  satunya poster bergambar 'Michal  Jordan'. Pandangan Mila terpaku di depan Dartboard yang tertempel rapi di dinding kamar bernuansa maskulin itu.

Wulan tersenyum menatap wajah cantik Mila, ia berdiri di samping menantunya yang masih fokus menatap Dartboard .

" Arjuna  suka main Dartboard dari kecil, " ucap Wulan, membuka obrolan.

"Oh i-iya tante?" balas Mila ragu.
"Jangan panggil tante sekarang kan kamu menantu Mama, panggil Mama aja, ya?"

"Eh i-iya, Ma," jawab Mila kikuk, ia masih belum terbiasa dengan  suasana baru ini. Apalagi mengingat kejadian di saat mereka  berdua pertama kali bertemu.

**

Sementara di ruang keluarga Pandu dan Arjuna sama-sama diam, semenjak kejadian waktu itu hubungan keduanya meregang, "Jun, Papa harap kamu bisa bersikap dewasa, jaga istri kamu walaupun kalian baru bertemu tapi kalian harus coba saling memahami dan mengerti."


Arjuna mengangguk kecil, Papanya ini memang orang yang pemikirannya luas tidak mudah tersulut emosi. Papanya adalah orang yang paling dekat dengan Arjuna jadi tidak heran bila pemikiran Arjuna bisa mirip dengan Papanya.

Hari sudah Mulai menghitam tanda malam telah datang menggantikan senja bertugas. Mila membaringkan dirinya di atas kasur, ia sungguh lelah. Pandangannya menatap langit-langit kamar, aroma lafender memenuhi ruangan membuat Mila merasa lebih rileks. ia menarik nafas pelan. hari ini, ia sungguh lelah berdiri berjam-jam menyalami tamu undangan,  tak pernah ia bayangkan akan menikah secepat ini  terlebih dengan orang yang sama sekali tidak pernah ia  kenal sebelumnya, Mila menutup mata menyelami alam mimpi yang tengah menunggunya.

Sementara Arjuna yang baru masuk memperhatikannya saksama, dia dan Mila beda satu tingkat. Mila ternyata adik kelasnya, Arjuna merebahkan diri di atas sofa kecil yang ada di kamarnya. Pandangan pria itu masih terus menatap wanita yang kini tengah tertidur lelap di atas ranjangnya, Arjuna benci wanita itu tapi hati kecilnya berkata lain.

Mila terusik dari tidurnya saat ranjang yang ia tiduri bergerak, Arjuna merebahkan dirinya di atas kasur di samping Mila. Ia membuka matanya lebar-lebar saat melihat Arjuna di sebelahnya.

"Kenapa? Lo nggak mau tidur bareng gue ? Lagian udah pernah juga 'kan." ujar Arjuna santai.

Mila kembali terdiam ia menggerutu dalam hati, ucapannya itu sungguh membuat Mila muak. dengan mudahnya laki-laki itu berkata demikian padanya. Mila membalikkan badan memunggungi Arjuna yang juga memunggunginya.

Mila merasa gugup untuk pertama kalinya ia berada satu ranjang dengan seorang laki-laki. Malam itu tidak usah di hitung karena Mila saat itu dalam keadaan tidak sadar, rasa kantuk kembali menyerang, Mila menutup mata kembali menyelami alam mimpi yang sempat terganggu tadi.

Setelah tidak merasakan pergerakan di sebelahnya Arjuna kembali membalikkan badan menghadap punggung Mila, tangannya terulur mengusap pelan perut rata istrinya. Arjuna adalah tipe laki-laki yang menyukai anak-anak. Arjuna tersenyum manis membayangkan bagaimana ia memiliki bayi nantinya, saat ini ia masih sangat muda untuk menjadi seorang ayah.

Tubuh Mila bergerak risi, cepat-cepat Arjuna memindahkan tangnya yang sedari tadi sibuk mengelus perut rata istrinya itu.
Arjuna menatap wajah Mila yang kini menghadap ke arahnya, wajah cantik Mila tampak tenteram.

"Gue minta maaf," kata Arjuna berbisik pelan.

Arjuna bukan tidak menerima kehadiran Mila, hanya saja ada hati yang harus ia jaga. Arjuna memiliki impian sendiri dan akibat pernikahannya ini apakah impiannya dulu untuk hidup bersama kekasihnya akan terwujud?  Arjuna tidak ingin  wanita di hadapannya itu berharap kepadanya, pernikahan itu hanya terjadi karna ke tidak sengajaan. Siapa pun di dunia ini tentu tidak mau mengalami nasib sepertinya, Arjuna mengepalkan tangan ia akan mencari siapa orang yang telah menjebaknya itu, Karena dia Arjuna harus hidup dengan Mila wanita yang tak ia kenal sebelumnya.

Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang