Tikus kesayangan

9.5K 684 25
                                    


Hari ini Arjuna, dan para  anggota tim basketnya tengah nongkrong di Apartemen Yudistira, mereka membicarakan perihal pertandingan basket selanjutnya dengan tim lawan dari SMA Baratayuda minggu depan. Kali ini lawan mereka tidak bisa di anggap remeh, mereka di kabarkan memiliki skill yang mumpuni.

Nakula tengah sibuk memainkan stikPSnya, tanpa memedulikan teman-temanya yang sedari tadi sibuk berdiskusi. Mata pemuda itu menatap lurus ke depan layar. Umpatan-umpatan kecil keluar dari mulutnya saat mobil miliknya di selip tim lawan. Yudistira melempari wajah Nakula dengan kacang,  ia jengah sudah dua jam sahabatnya itu memainkan stikPS miliknya.

"Oi! Siapa suruh lo main mulu. Tujuan kita ngumpul buat bahas pertandingan! Lo malah asyik sendiri!" seru Yudistira geram. Di sana juga ada Bima, Bima juga ikut menjadi anggota tim basket SMA Pelita.

"Yaelah. Yud, gue main bentar doang lu pelit amat sih,” balasnya tidak menoleh. Nakula masih sibuk memainkan jari-jari tangannya yang bergerak lincah di atas benda pengendali itu. Tanpa peduli dengan teriakan-teriakan Yudistira sedari tadi.

"Bentar pala lu, lu main udah dua jam bangsat!" umpat Sadewa emosi.

"Aelah iye-iye... " dengan terpaksa Nakula menyimpan kembali benda yang ada di tangannya ke tempat semula, ia kemudian bergabung dengan teman-temanya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Bang, gue rasa cara pivot kita harus lebih kita latih  lagi," kini Bima yang bersuara.

"Gue setuju sama Bima, Bang,"  ujar Dion juga salah satu anggota tim basket SMA Pelita . Bima dan Dion adalah anggota junior di tim basket Arjuna.  Tidak mudah menjadi tim basket bersama Arjuna karna para anggota akan di seleksi terlebih dahulu dengan seleksi yang cukup ketat.

Arjuna mengangguk setuju, menurutnya memang beberapa orang dari timnya kurang mahir saat melakukan pivot.

Arjuna berpikir sejenak, lalu mulai membagikan tugas-tugas untuk para anggota timnya.

"Di pertandingan nanti gue mau Yudistira jadi Point guarnya. kemampuan dribble bola Yudistira yang paling menonjol," ujar Arjuna menatap Yudistira, kemudian beralih  menatap semua anggota tim yang lainya Mangut-mangut membenarkan ucapan sang kapten.

"Nakula lo di posisi poin guard, Sadewa di posis Center,  Bima di posis power forwar, gue di posisi small forwar  dan lo .Dion. Kali ini lo jadi cadangan," ujar Arjuna, Dion mengangguk paham, lagi pula dia juga sering ikut pertandingan. Tidak ada diskriminasi dari sang kapten terhadap para anggotanya solidaritas adalah moto mereka.

"Kalao ada yang gak setuju angkat tangan," Arjuna menatap para anggotanya, Arjuna dianggap sebagai pemimpin sejati, aura wibawa selalu melekat pada dirinya.

"Gue setuju bang- gue setuju," ucap mereka bersamaan. Diskusi singkat mereka berakhir dengan acara makan Piza yang di siapkan oleh Yudistira sang pemilik rumah.

Bima menatap ponselnya tiba-tiba ia rindu dengan Mila gadisnya.  Bima mengirimi sebuah pesan singkat pada Mila.

Me: [Mil?? ]

Tikus: [Mm? ]

Me : [Gua kangen... ]

Tikus: [Ha ha ngaco! ]

Me: [Gue serius. ]

Tikus: [bodo, makanya cari pacar sono! ]

Me: [Kan ada lu, tikus]

Tikus:[ Tikas, tikus pala lu? gue kagak mauu!!! ]

Me: [Terima aja itu panggilan kesayangan dari gue]

Tikus: [Awas ya lo, Bim, lu jadi teman julid amat -_]

Mila senyam-senyum sendiri membaca pesan dari Bima, Mila tidak menanggapi serius setiap ucapan Bima yang kata Aina si seperti orang yang pacaran. Toh mereka hanya teman baik, Mila nyaman bersama Bima sebagai sahabat tidak lebih.

Bima menatap lekat pesan terakhir Mila yang mengingatkan Bima bahwa mereka hanya teman. Bima menginginkan sesuatu yang lebih dari sebuah pertemanan, Bima akan berusaha merebut hati Mila sang pujaan hatinya.

"Cie ada yang lagi kasmaran, nih," Nakula mencolek dagu Bima, Bima hanya tersenyum canggung.

"Gila namanya Tikus, ha ha gak ada nama yang lebih bagus gitu?” Dion ikut menimpali.

"Harus di rayakan nih, gue gak nyangkah seorang playboy macam Bima tobat," Yudistira ikut menyahut, juniornya ini memang menjadi salah satu kebanggaan juga kebobrokan di dalam tim basket mereka.

"Nanti deh,  Bang, belum resmi nih. Kalo udah resmi lo semua gue traktir," ujar Bima sambil terkekeh.

"Namanya saha mas?" Sadewa mengedipkan sebelah mata, suaranya ia buat-buat menirukan suara cewek. Hal itu justru mengundang tawa para membernya.

"Rahasia bang, udah jangan di bahas lagi bang," ujar Bima tertawa kikuk.

"Cie... si bontot lagi kasmaran, udah tibot dia ye . Gue dukung lo seratus perse, pepetin terosss,” ujar Nakula.
Sadewa menjitak kepala Nakula, Nakula balik menjitak kepala Sadewa.

"Eh sakit bambang!" pekik Sadewa tidak terima.

"Lah, lu kira gua kagak sakit juga? Lu liat tu, tangan lu tulang semua. Kepala gua berasa di timpuk pake batu, bangke!" balas Nakula sengit.

"Enak aja lu, tangan gua ini proporsional, lu gak liat otot-otot kekar gua yang body goals nih." Sadewa bangkit berdiri, sambil memperlihatkan otot-otot kekarnya. Ia memandang remeh  Nakula dengan tampang songongnya.

"Huekkk" Nakula membuat suara seperti orang muntah, sementara Sadewa kembali duduk sambil berdecap.

"Bang gue sama Dion balik duluan," ucap Bima berpamitan dengan para seniornya.

"Gak main dulu Bim, Ion?" tanya Yudistira, menatap kedua juniornya itu.

"Gue ada urusan bang, belum nugas nih," jawab Dion.

"Gue juga harus pulang bang, nenek nyuruh keruma," kata Bima menimpali.

Yudistira dan yang lainya mengangguk paham. Sebelum keluar dari rumah udistira mereka melakukan hingtfive sebagai salam perpisahan.

Yudistira, Sadewa, dan Nakula  kembali bermain  PS bersama.

Sementara Arjuna, sedari tadi menerka-nerka siapa cewek itu, nama Mila terlintas di benak Arjuna. Apa mungkin wanitanya yang Bima kejar? Apakah Arjuna harus menghentikan drama ini sebelum makin panjang dan runyam? Ia tak mau wanitanya itu di rebut pria lain. Arjuna takut kehilangan Mila,  Arjuna diam dengan pikiran berkelana ke mana-mana memikirkan tentang hubungan Mila dan Bima yang terlihat makin dekat.

Bima juniornya tentu saja di sukai  banyak wanita, ia tampan dan ramah tidak seperti Arjuna yang terkesan cuek dan dingin. Mengingat itu Arjuna jadi merasa insecure bila dibandingkan Bima. Ia memang lebih unggul soal prestasi dan tampang, tapi soal menarik perhatian tentu ia kalah jauh dari juniornya itu. Bukan tidak mungkin Mila jatuh hati pada Bima.



Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang