KRIIIIINGGGGG!!
BRAK!!!
Arjuna mengedip-ngedipkan matanya. Mencerna apa yang baru saja terjadi, suara bising dari sahabatnya itu membuat ia refleks terbangun. Arjuna bolak balik menatap gawai dan istrinya.
Arjuna mendekat ke arah ponselnya. Ia mengambil benda pipih itu. Lalu mengelusnya dan menatapnya nanar. Arjuna membalikkan gawainya dan hatinya sedikit nelangsa ketika melihat bagian depan dari benda pipih itu sudah retak. Arjuna menekan tombol aktif ponselnya, dan syukurnya masih hidup.
“Ngapain di sana, Kak?” Arjuna dapat mendengar suara serak yang berasal dari belakang.
Arjuna menarik napas sejenak, untuk menetralkan emosinya. Lalu membalikkan badan menghadap orang yang berbicara. “Ngga ada, lagi ambil HP.”
“Oh.” Setelah itu Mila bersiap tidur kembali, mimpi yang tadi masih ingin ia lanjutkan.
“Eh, eh, jangan tidur lagi, Mbul!” Cegah Arjuna cepat sembari berjalan ke arah tempat tidur.
Mila tidak mengikuti ucapan Arjuna dan tetap mencari posisi nyaman dan menutup kembali matanya. Arjuna menepuk-nepuk tangan Mila agar wanita itu segera bangun.
“Ada apa sih kak!” Mila langsung menepis tangan Arjuna yang berada di atas tangan kanannya. Mila masih enggan untuk membuka mata.
“Jangan tidur lagi. Sekarang kamu mandi. Terus kita makan, aku uda lapar,” ujar Arjuna cepat. Tidak tahu mengapa ia merasa sanggat lapar pagi ini.
“Yauda sih, sana kak Juna makan duluan, aku belum lapar.”
“Mbul. Ayo makan dong, berasa jadi anak terlantar nih,” kata Arjuna masih menggoyangkan tangan Mila.
“Duhh, kan aku udah bilang makan duluan, Kak! Aku masih ngantuk banget,” ucap Mila sembari menggaruk rambutnya frustrasi. Mila benar-benar masih ingin tidur sekarang.
“Maunya gitu. Tapi aku nggak enak sama ayah dan bunda.”
Mila membuka matanya sedikit. Lalu melirik Arjuna sinis. “ Tumben takut sama orang. Tinggal makan aja itu, ayah sama bunda nggak akan gigit.” Lalu Mila kembali memejamkan mata. Setelah itu Arjuna tidak bersuara lagi.
Mila bisa merasakan gerakan di sisinya ketika Arjuna naik ke atas kasur. Arjuna duduk bersila tepat di samping Mila. Ia mengambil tangan Mila lalu menggenggamnya, rasa hangat di tangan Arjuna sukses membuat mata Mila kembali terbuka lalu menatap Arjuna heran.
“Mbul, laperrr. Aku bukan takut, cuma nggak enak aja gitu sama ayah dan bunda.”
Mila menghela napas. Melepas tangannya dari genggaman Arjuna dan mulai bangkit dari posisi rebahannya. Ia memilih duduk dengan tangan ke belakang menopang bobot tubuhnya di samping Arjuna.
“Seb—“
Tok tok tok!
Ketukan di pintu memotong perkataan Mila. Arjuna buru-buru bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.
“Jun, Sarapan!” ucap Bunda.
Arjuna tersenyum manis, alasan dari acara membangunkan istrinya kini ada di depan mata dengan tawaran yang takan terbantahkan.
“Iya, Bunda. Mila lagi cuci muka,” ucap Arjuna asal.
“Oh, yasudah. Bilangin jangan lama-lama.”
Setelahnya Bunda berlalu. Segera saja Arjuna menghampiri Mila yang kini tengah geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
“Cuci muka, gih, Mbul.”
“Iya, iya. Aku ngga pernah lihat kamu segirang ini loh kak, cuman karena soal makan. Ada-ada aja deh ha ha ha,” kata Mila sambil tertawa. Ia bangkit dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sementara Arjuna, kini tengah mengeluarkan baju seragam yang kemarin belum sempat ia keluarkan dari dalam tas, setelahnya Arjuna memasukkan buku-buku ke dalam tas sekolah.
Mila keluar dari dalam toilet. Ia mengusap wajahnya dengan handuk kecil lalu mengikat rambut sebahunya tinggi. Sekarang wajah Mila terlihat lebih segar, pandangannya pun sudah kembali jernih.
"Yuk, Kak. Katanya uda laper banget," ajak Mila, sebenarnya ia masih belum rela meninggalkan posisinya tadi, tapi demi suami. Tidak apa-apa deh.
Arjuna dan Mila mengambil duduk di damping Bunda. Ayah sudah rapi dengan setelan kantornya, begitu pula Bunda yang kini terlihat menawan dengan pakaian creamnya.
"Ada acara apa nih, Bunda. Kok pagi-pagi uda cantik gini?" tanya Mila penasaran. Ia mengambil piring milik Arjuna, menyendok nasi lalu memasukkan lauk-pauknya.
"Ini, Bunda mau ke acara syukuran anaknya tante Luna itu loh. Mau bantu-bantu siapa tahu ada yang bisa Bunda bantu, nggak lama juga. Cuman mau ngasih hadiah sama ucapan selamat."
"Oh gitu. Anaknya yang Mbak Siska itu?"
"Iya. Study dia di Jerman uda selesai. Dia dapat nilai tinggi, dan langsung keterima kerja di sana. Katanya jadi staf kantoran di perusahaan besar."
"Wah keren banget dong."
"Iya, makanya Bunda udah janji mau ke sana. Uda janjian sama tante Luna, kamu nggak apa-apa kan Bunda tinggal dulu?"
"Santai, Bund. Lagian ada bibi, nanti Mila ajak bibi ngobrol sambil ngerujak."
"Ok deh. Jun. Kamu cepat selesaikan makanya, sekarang sudah jam tujuh lewat. Awas nanti telat," kata Bunda memperingati. Arjuna yang sedang mengunyah makanan terhenti. Dia tersenyum tipis lalu mengangguk patuh.
Arjuna jadi rindu Mama. Biasanya wanita itu yang akan mengomelinya setiap pagi. Sudah cukup lama ia tidak mengunjungi orang tuanya itu.
Ayah dan Bunda pergi bersama. Sekarang hanya tinggal Mila dan Arjuna yang menyelesaikan suapan terakhir ke mulutnya.
"Mandi gih, udah telat loh," ujar Mila saat mereka berdua kembali ke kamar.
"Pengennya di mandiin kamu," balas Arjuna menggoda. Mila yang mendengar itu langsung memukul bahu suaminya, sudah terlambat begini malah minta di mandiin. Dasar mesum!
"Ngaco!"
Mila mendorong tubuh Arjuna ke toilet. Ia memberikan Arjuna handuk lalu segera keluar dari tempat itu. Mila tidak mau lama-lama di sana, nanti err Arjuna kelewatan.
"Serius nggak mau mandiin aku nih!" teriak Arjuna dari dalam sana.
"Cepetan mandi. Jangan ngadi-ngadi, deh, Kak!"
"Iya deh..."
Mila berjalan ke arah kasur yang kini masih berantakan, karena tadi ia langsung ke meja makan. Mila agak kesusahan saat melakukan itu, perutnya yang semakin besar membuat ia mudah sekali lelah. Terkadang juga harus menahan rasa sakit akibat kuatnya si Jagoan kecil. Tapi tidak masalah, selama ia masih aktif Mila akan sangat bahagia.
Hamil itu berat. Mila merasakannya, rasa bahagia dan sedih secara bersamaan. Mungkin seperti apa yang bunda rasakan dulu, bedanya bunda normal, tidak hamil muda sepertinya.
"ASTAGA!" Mila terperanjat kaget saat melihat handphone milik Arjuna di atas nakas. Retak, bagaimana bisa suaminya ceroboh begini.
Arjuna mendekat ke arah Mila, mencari tahu apa yang membuat istrinya terpekik histeris. "Kenapa, Mbul?"
"Kok bisa?" tanya Mila sembari menunjukkan gawai milik Arjuna yang ada di tangannya.
"Jatuh. Aku kaget, tiba-tiba ponsel bunyi. Mana alarmnya kaya suara jam baker, seingatku, aku nggak pernah masang alarm."
Mila tersenyum kikuk. Ia yang memasang alarm kemarin, karena hari ini ia berencana hibernasi. Jadi ini salahnya? Tidak-tidak, lagi pula Mila bermaksud baik. Arjuna saja yang tidak hati-hati.
"Maaf, itu aku yang setel, “ aku Mila merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi Beda
Teen FictionJudul Sebelumnya [BECAUSE ACCIDENT] [TAHAP REVISI] Cerita ini tak terduga loh☡ alurnya bisa membuat kalian terkejut☺ cerita klasik yang bikin kamu penasaran tentunya😉 kalo tidak percaya sini buktikan sendiri❗ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA😉 Part awa...