Keluarga Dwipandu

10.4K 702 34
                                    

Mila sudah tiga kali muntah-muntah pagi ini, rasa mualnya kembali setelah satu minggu ia tidak merasakannya.

Mila berjalan kamar, kemarin Arjuna dan Mila di minta Wulan untuk menginap di rumahnya dia rindu dengan Mila dan Arjuna, Mila melangkah keluar menuju dapur ia ingin minum air hangat, sejak kemarin tenggorokan juga bermasalah.

Wulan yang baru saja keluar kamar melihat Mila berjalan menuju dapur.

"Mila sayang, kamu mau ke mana?" tanya Wulan.

Mila tersenyum cerah kepada Wulan mertuanya. “Ini Ma, tenggorokan Mila sakit terus mual-mual juga."

"Sini ikut Mama. Mama buatkan susu hangat, ya?" tanya wulan perhatian. Wulan memegang tangan Menantunya, ia sudah menganggap Mila seperti putrinya sendiri.

Mila mengangguk singkat, ia bersyukur keluarga Arjuna menerimanya dengan tangan terbuka, terkadang Mila merasa sedih karena perang dingin di antara dia dan kedua orang tuanya belum juga usai, Mila tidak ingin perang dingin itu terus berlanjut. Tapi, apa mau di kata orang tuanya sama sekali tidak merespon saat Mila mencoba menghubungi mereka. Mila benar-benar merasa jauh dari kedua orang tuanya.

"Sayang, minum." Mila menerima segelas susu hangat yang wulan buatkan untuknya.

"Makasih Ma, mm... Ma, boleh Mila peluk Mama?" pinta Mila tertunduk malu.

Wulan langsung mendekap menantunya

"Boleh banget, Sayang. Tidak usah minta ijin juga. Anggap aja Mama seperti ibu kandung kamu sendiri,” ucap wulan tersenyum tulus.

Mila menangis haru, rasa rindunya kepada Rosa-- Bundanya sedikit terobati, dengan kehadiran Wulan mertuanya.

"Ma, nggak pake pembantu?"

"Engga, Sayang, Mama suka ngerjain pekerjaan rumah sendiri, Tapi ngga sendiri juga sih ada tukang kebun." Wulan tertawa lepas tanpa beban, selama ini dia mengharapkan memiliki seorang anak perempuan. tapi malah Abimanyu Dwipandu dan Arjuna Dwipandu yang keluar. Sekarang ini Abimanyu tengah melanjutkan S1nya di Singapura.

"Yuk bantuin mama masak, Mila ngga keberatan kan?"

"Ngga, kok . Ma, Mila bantuin apa?"

"Kamu motong-motong sayur aja."

Kegiatan masak-masak itu tidak terasa berjalan cepat. sebab keduanya saling bercanda tawa bersama. Makanan sudah tersaji di atas meja. Mila dan Wulan menatap bangga hasil masakan keduanya, seorang Pria paru baya turun dari tangga memakai pakaian formal dengan jas yang sudah rapi di tubuhnya, kemudian si susul laki-laki muda dengan seragam SMA, dia Arjuna.

Mereka duduk di kursi masing-masing, Mila duduk di kursi samping Arjuna begitu pula dengan Wulan, ia juga duduk di samping suaminya, Brahmana.

"Mila, usia kandungan kamu sudah berapa bulan?" tanya Brahmana pada menantunya.

"Jalan tiga bulan. Pa," jawab Mila tersenyum tipis.

"Sayang perut kamu sudah agak kelihatan, kamu masih mau sekolah?" tanya Wulan. Mila terdiam sejenak, ia tahu cepat atau lambat ia akan berada di situasi ini.

"Mm... iya. Ma, nanti Mila keluar. Mila masih mau sekolah beberapa minggu dulu, boleh kan Ma?"

"Ya sudah, tapi kamu hati-hati ya, kandungan kamu masih rawan," imbuh Wulan memperingati menantunya.

Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang