Pelakor boongan

9.3K 584 16
                                    

“Serius banget bacanya,  Kus.”

“Psss,  jangan berisik.  Noh baca tulisannya.  Di larang berisik! “ tegur Mila, lalu kembali membuka halaman buku yang ia baca.

“Kus, bantuin gue ya? “

“Bantuin apa? “ Masih menatap bukunya.  Mila tidak menghiraukan Bima yang tengah menatapnya sambil menopang dagu.

“Bantuin gue mutusin pacar gue, mau ya? “

“Lo gila?! “ teriak Mila,  cepat-cepat ia membekap mulutnya, saat menyadari tatapan kesal dari penghuni perpustakaan lain.
“Lo mau jadiin gue pelakor gitu?  Walau cuman boongan, “ bisik Mila.

“Yaaa bukan pelakor juga kali, udah... dia baik, kok.  Pasti gak akan ngejelek-jelekin elo.”

Mila memiringkan kepala. Kalau pacar Bima baik, untuk apa ia ingin putus?  Memang ya lelaki.  Sudah dikasih hati malah minta jantung. Sudah dikasih cinta malah disia-siakan. “ Kenapa mau putus? “

Bima terdiam sesaat.  Lalu ia menunjukkan foto dirinya dan gadis bernama Agatha. Gadis di foto terlihat tersenyum lebar dengan tangan kanan membentuk huruf V.  Sementara Bima merangkul pundaknya mesra.

“Dia cantik,  tapi yaaa, gue mau putus aja.  Lagi males pacaran.  Kan gue nungguin elo, “ kata Bima menahan senyum.

“Nggak sudi!  Lo beneran mau putusin ini cewek?  Dia kelihatan imut plus kek penyayang gitu dari sorot matanya. “ Mila bersedekap dan terus mengamati foto di layar gawai Bima.

“Iya, karena itu gua mau minta bantuan lo,  pacar gua yang lain udah gua putusin.  Tinggal dia ini, please, ya,  Kus,  bantuin gue. “

Dengan setengah ogah-ogahan akhirnya Mila mengangguk setuju.  Ini perubahan yang bagus,  Bima tidak lagi jadi playboy cap ayam kampung.

Mila dan Bima keluar dari parkiran,  dua hari belakangan ini Bima selalu membawa motor.  Saat Mila tanya mobil sport merahnya di mana, Bima selalu beralasan katanya sedang servis.  Mila sedikit terkejut saat Bima membawanya ke kafe Latasiya.  Mila kira mereka akan pergi ke mana, ternyata ke tempat yang sangat Mila benci, Kafe Latasiya adalah kafe yang selalu ia datangi dengan Mona dulu. Suasana kafe saat ini sedikit lagang.  Bima menuntun langkah Mila ke arah kursi yang di duduki seorang gadis manis dengan bandana polkadot menghiasi rambut panjangnya yang tergerai. Gadis itu –Agatha. Agatha tersenyum tatkala melihat kedatangan Bima dan Mila.

“Hey,  udah lama nunggu? “ tanya Bima sembari menarik kursi untuk Mila duduki.  Lalu ia duduk di sebelah Mila.

Agatha menggeleng,  ia tersenyum tipis melihat interaksi pujaan hatinya dengan wanita yang baru saja ia temui.

“Ta,  kenalin ini Mila,  Mila ini Agatha, “  ujar Bima.  Kedua wanita itu saling berjabat tangan.

“Ta,  maksud aku nyuruh kamu kesini..  Aku mau kita putus, maafin aku,  Ta.  Aku sayang kamu tapi sebagai adik,  aku nggak bisa maksain perasaan aku ke kamu.  Tapi, yang harus kamu tahu,  aku sungguh-sungguh sayang sama kamu, “ aku Bima menatap lurus mata belo milik Agatha.

“Agatha ngerti kok,  Bima.  Agatha tahu, Bima nggak cinta sama Gatha.  Makasih, ya. Bima,  udah mau jagain aku. Aku selama ini sadar Bima suka sama orang lain.  Aku terus menunggu kapan kamu putusin aku. Aku mau kamu yang putusin aku,  karena aku rasa aku enggak berhak lakuin itu. Agatha juga sayang,  sayang banget sama Bima. “

“Selama kita pacaran, aku selalu nyusahin kamu,  kamu bahkan sampe nginep dan bolos sekolah cuman buat nemanin Gatha di rumah sakit. Makasih banyak.  Bima udah ngasih kebahagiaan buat aku, sekarang kita resmi putus.  Tapi... Ghatha masih boleh kan jadi adiknya Bima? “ tanya Agatha lirih. Matanya sudah memerah namun ia paksa tetap tersenyum.

“Iya,  selamanya Bima akan tetap sayang kamu. Cepat sembuh ya,  Kamu jangan pesimis.  Setiap penyakit ada obatnya.  Bima akan sering-sering jengukin kamu. “

“Makasih. Mil,  tolong jagain Bima ya?  Dia itu orang baik walau kadang nyebelin.  Semoga Bima nggak jadi playboy lagi, inget ya.  Kalo udah netapin satu cewek.  Bima nggak boleh dekat-dekat.  Apalagi PHPin anak orang.  Aku pamit ya. “

“Iya,  Agatha.  Pasti, “ balas Mila dan Bima bersamaan.

“Hati,  hati.  Ta,  jangan sungkan buat ngabarin aku kalau ada apa-apa. “

“Iya, Bima.” Agatha melambaikan tangan dan berjalan menjauh. Jujur Agatha rasanya sangat sedih.  Wanita mana yang akan senang bila diputuskan oleh pujaan hatinya?  Tapi Agatha tidak boleh serakah.  Selama ini ia sudah terlalu banyak merepotkan Bima,  kini giliran Bima bahagia dengan orang yang dia cintai.

Bima mengembuskan napas lega,  semuanya sudah selesai.  Tidak akan ada lagi notifikasi dari nomor berbeda dan setiap malam.  Atau meminta mengantar ke mana-mana. Sekarang Bima bebas.  Bima menyadari sorot sedih di kedua netra Mila,  ada apa dengan wanita itu?

“Mil,  lo kenapa? “

“Gue sedih bego! Kalo seandainya gue jadi lo.  Gue nggak akan tega mutusin tu cewek, lagian sakit apa sih?  Itu alasan lo mau ninggalin dia?!“ ujar Mila sesegukan.

“ Gak,  gue mutusin dia karena emang mau putus,  gue nyaman sama dia tapi hanya nyaman,  bukan cinta. Dia cewek baik,  Agatha mungkin gak sadar ada seseorang yang benar-benar cinta sama dia. Orang itu selalu ada di sekeliling dia. Agatha sakit Asma akut. “

“Ya ampun,  gue nggak nyangka.  Semoga aja dia cepat sembuh. “

“Ya,  semoga. “

Terpaksa Nikah SMA ( Tamat) Ada Di Dreame Dlm Versi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang